SEBUAH gelaran teater besar bagi pelajar SMA se-Provinsi Lampung, Liga Teater Pelajar tahun 2007 baru saja usai, akhir bulan lalu. Ajang yang ditaja setiap tahunnya ini keberadaannya telah menjadi satu barometer dalam melihat perkembangan dunia teater di Provinsi Lampung.
Pada kegiatan Liga Teater tahun 2007 kali ini, grup Teater Pelopor dari SMA Perintis 2 Bandar Lampung berhasil dinisbatkan menjadi Grup Teater Terbaik. Sedangkan Grup Terbaik II diraih Teater Kolastra dari SMAN 9 Bandar Lampung dan Terbaik III diraih grup Teater Palapa dari SMAN 3 Bandar Lampung.
Selain berhasil menjadikan Teater Pelopor sebagai jawara dalam kegiatan ini, dewan juri yang terdiri dari Ann Lee asal Malaysia, Yany Mae dari STSI Bandung, dan Iswadi Pratama dari Teater Satu Lampung juga menetapkan Sutradara Teater Pelopor, Lintang sebagai yang terbaik.
Bintang-bintang baru yang dimunculkan pada gelaran Liga Teater 2007 ini ialah Thomas Herbert sebagai Aktor Terbaik dan Kishi Novalia sebagai Aktris Terbaik yang keduanya berasal dari Teater Air SMA Xaverius Bandar Lampung. Dan juga ditambah dengan peraih pemeran Aktor Pendukung Terbaik, Basya Deni dari Teater Insya Allah SMA Perintis 2 serta Aktris Pendukung Terbaik diraih Ochi dari Teater Palapa SMAN 3 Bandar Lampung
Dan idealnya sebuah pertunjukan teater merupakan satu kesatuan yang utuh, makanya penilaian yang dihasilkan tidak melulu terbatas pada hal-hal itu saja. Akan tetapi, penilaian juga dirahkan pada elemen pendukung lain yang juga sangat memegang peranan penting dalam sebuah garapan teater.
Di antaranya elemen yang menjadi penilaian ialah penata set panggung, penata kostum dan tata rias, serta penata musik. Adapun peraih terbaik untuk elemen tersebut ialah Penata Set Panggung Terbaik yang didapat tim Teater Kolastra SMAN 9 Bandar Lampung. Lalu Penata Kostum dan Tata Rias Terbaik diraih Nurul Syahfutri dari Teater Pelopor SMA Perintis 1 Bandar Lampung, serta Penata Musik Terbaik diraih Laurensius Agus Winarto dari Teater Gema SMAN 2 Bandar Lampung.
Sebuah Catatan
Harus diakui bahwa pada penyelenggaraan Liga Teater tahun 2007 kali ini, terjadi peningkatan kualitas dari para peserta, terutama mereka yang berasal dari Kota Bandar Lampung. Peningkatan kualitas tersebut sangat kentara apabila dibanding dengan penampilan tahun sebelumnya. Meskipun juga ada beberapa peserta yang mengalami kemunduran kualitas jika dibanding dengan penampilan sebelumnya.
Salah satu peningkatan kualitas yang sangat terlihat ialah interpretasi sutradara yang sekarang tidak lagi terjebak pada penciptaan drama ansich saja. Namun pada tahun ini, beberapa teater yang tampil menonjolkan sebuah tontonan yang benar-benar mengeksplorasi kemampuan para pemain bisa tampil maksimal dengan cerita yang dibawa lebih komedian bahkan cenderung slapstick.
Ini bisa dilihat pada penampilan Teater Pelopor dari SMA Perintis 1 yang tampil dengan sangat segar. Permainan yang disuguhkan benar-benar terjalin satu kesatuan, dengan lemparan joke serta adegan slapstick yang benar-benar menguras tawa penonton. Meksipun ada satu peran, yakni Joni (Ayu Agustina), yang begitu menonjol, di beberapa adegan dan scene tampak berlebihan.
Namun secara umum, apa yang disuguhkan Teater Pelopor sudah sangat baik sekali. Naskah "Kisah Cinta dan Lain-Lain" karya Arifin C. Noer diinterpretasikan dengan sangat cerdasnya menjadi sebuah karya komedian yang tidak berlebih,karena pesan yang ingin disampaikan mampu dicerna penonton.
Dan untuk tampil komedi tentulah tidaklah mudah. Terlebih lagi rata-rata yang memerankan merupakan para pelajar yang masih sangat terbatas pengalamannya. Kalaupun ada yang sudah berpengalaman, mereka biasanya yang sudah mengikuti liga tahun sebelumnya, sehingga kemampuan peserta dalam memberikan sebuah spontanitas kesegaran pada naskah tentu menjadi satu catatan keberhasilan tersendiri.
Pun Teater Kolastra dari SMAN 9 Bandar Lampung dan Teater Palapa dari SMAN 3 Bandar Lampung juga memberikan satu kesegaran tersediri dalam penampilannya. Bahkan, sama dengan Teater Pelopor, eksplorasi terhadap naskah "Kisah Cinta dan Lain-Lain" juga ditawarkan dengan nuansa komedian yang kental dan tidak berlebihan.
Padahal pada penyelenggaraan liga teater tahun-tahun sebelumnya, naskah realis yang ditawarkan akan benar-benar ditampilkan dalam sebuah pertunjukan yang sangat drama-ansich, sehingga ini memperlihatkan adanya peningkatan yang sangat signifikan dari grup teater pelajar yang ada di Provinsi Lampung yang tampil pada gelaran kali ini.
Meskipun terdapat grup teater yang mengalami perkembangan pesat pada penampilannya, beberapa grup yang tahun sebelumnya berhasil meraih prestasi membanggakan, ternyata tahun ini tidak begitu berhasil. Salah satunya dialami Teater Cupido dari SMAN 1 Sumber Jaya, Lampung Barat, yang pada tahun lalu meraih Grup Terbaik II terpaksa tahun ini tidak satu pun gelar terbaik berhasil diraih.
Begitu juga dengan Teater SMAN 10 Bandar Lampung yang biasanya turut berpartisipasi dalam gelaran ini. Untuk tahun ini, meskipun sudah terdaftar menjadi peserta, ternyata mereka urung tampil. Tentu saja ini memberikan sebuah catatan tersendiri dalam perkembangan teater pelajar di Lampung.
Akan tetapi, dari keseluruhan kegiatan ada sebuah catatan penting yang tertinggal dan sangat mengganggu sekali dalam gelaran Liga Teater 2007 bahwa belum adanya kemerataan kualitas penampilan antara peserta asal Bandar Lampung dan yang ditampilkan dari luar daerah.
Menurut Imas Sobariah, Direktur Marketing Teater Satu Lampung bahwa kondisi tersebut disebabkan kurang adanya wadah apresiasi dari pelajar di luar Bandar Lampung. Sebab, rata-rata yang memberikan pengajaran teater di sekolah yang berada di luar kota ialah para guru kesenian yang biasanya mengajarkan seadanya.
Sementara itu, bagi pelajar yang berada di Bandar Lampung, rata-rata pengajar teaternya melibatkan para penggiat teater yang terus menunjukan eksistensinya di daerah, nasional, bahkan internasional. Ditambah lagi masih sedikitnya gelaran pentas teater di daerah memberikan ruang yang sangat sempit bagi pelajar untuk mengapresiasi sebuah pertunjukan teater. Sedangkan di Bandar Lampung bisa dikatakan kegiatan teater kerap digelar.
Sehingga ini menjadi sebuah PR bagi pihak-pihak terkait untuk lebih memasyarakatkan teater bagi para pelajar di sekolah-sekolah terutama yang berada di luar kota. Hal ini bisa dilakukan dengan pemberian pembelajaran ataupun ekstrakurikuler teater di sekolah dengan melibatkan dewan kesenian kabupaten masing-masing ataupun dengan mengusung pertunjukan teater asal Bandar Lampung atau luar Lampung ke daerah guna memberikan apresiasi yang lebih bagi para pelajar.
Akan tetapi, Yani Mae yang juga dosen STSI Bandung, mengatakan dirinya sangat salut dengan apa yang ditampilkan setiap peserta. Karena untuk tampil saja di panggung membutuhkan satu keberanian yang lebih, apalagi mementaskan sebuah pertunjukan dengan lengkap dan baik, tentu sangat tidak mudah. Untuk itu, dia sangat salut dengan apa yang dimainkan seluruh peserta liga.
Dengan peningkatan kualitas yang sangat terasa dari peserta Liga Teater 2007 ini, paling tidak memberikan sebuah harapan bahwa ke depannya dunia berkesenian terutama dunia teater tidak akan sepi lagi. Akan lahir kantong-kantong kesenian yang bisa melahirkan embrionya untuk berkesenian juga.
Sehingga paling tidak diharapkan akan lahir penggiat-penggiat teater seperti halnya Teater Satu Lampung yang berawal dari para pemain teater pelajar yang sekarang telah memberikan warna tersendiri bagi perkembangan teater di Lampung. Sebab, rata-rata aktivitas para pemain selain tetap bermain, mereka juga menjadi pengajar di beberapa sekolah, dan ternyata hasilnya sangatlah menakjubkan. Untuk itu ke depan dunia teater pelajar Lampung sepertinya makin cerah dengan kemunculan bintang-bintang baru dalam Liga Teater 2007 kali ini. n TEGUH PRASETYO/S-1
Sumber: Lampung Post, Minggu, 9 September 2007
No comments:
Post a Comment