Bandar Lampung, Kompas - Menghadapi Visit Lampung Year 2009, pengembangan obyek pariwisata di Lampung masih terhambat ketidaksiapan infrastruktur, moda transportasi, dan sumber daya manusia. Hal itu menyebabkan obyek pariwisata di Lampung belum banyak dilirik dan dipilih wisatawan.
Kasubdin Pariwisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Lampung Renny Utari, Kamis (31/1), mengatakan, kurangnya kesiapan infrastruktur yang dimaksud di antaranya minimnya tujuan wisata alternatif sebelum menuju obyek wisata unggulan. Sehingga wisatawan tidak memiliki banyak pilihan obyek wisata.
Renny mencontohkan rute perjalanan wisata Bandar Lampung-Taman Nasional Way Kambas. Di sepanjang rute yang bisa ditempuh selama dua jam perjalanan tersebut sama sekali tidak ada obyek wisata alternatif yang menjadi pilihan selain obyek wisata utama.
Pusat jajanan atau pusat oleh- oleh hanya buka di akhir pekan, sementara tamu bisa datang kapan saja. ”Dengan demikian, rute wisata menjadi sepi dan wisatawan hanya disuguhi satu obyek saja dan pemandangan sepanjang perjalanan,” kata Renny.
Bahkan, kurangnya infrastruktur berupa akses menuju obyek wisata terjadi juga pada wisata alam unggulan Lampung, yakni Gunung Anak Krakatau. Untuk menuju lokasi wisata alam tersebut, wisatawan harus menyewa kapal sendiri.
Bagi wisatawan mancanegara (wisman), menyewa kapal laut tidak akan terasa mahal, sedangkan bagi wisatawan Nusantara (wisnus) menyewa kapal laut untuk menuju sebuah obyek wisata alam bisa dipastikan terasa mahal.
Kendala lain, bandar udara di Lampung belum terlalu dipilih sebagai bandar udara komersial alternatif. Selain jalur landasan pesawat hanya bisa didarati pesawat ukuran kecil, landasan pesawat juga pendek, sekitar 1.500 meter.
Kekurangan SDM
Pariwisata di Lampung juga belum bisa berkembang maksimal karena Lampung kekurangan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten di bidang pariwisata. Sampai saat ini, agen-agen perjalanan wisata di Lampung justru lebih banyak menjual tiket pesawat daripada menjual paket perjalanan. Akibatnya, wisman ataupun wisnus hanya mengenal sedikit saja obyek-obyek wisata unggulan di Lampung.
Renny mengaku sulit menjual paket perjalanan wisata di Lampung karena ketidaksiapan infrastruktur dan SDM. Oleh karena itu, untuk menarik kunjungan wisatawan ke Lampung pada Visit Lampung Year 2009, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Lampung berupaya melakukan kerja sama dan koordinasi kegiatan dengan 11 kabupaten/kota.
Hanya saja, koordinasi kembali terhenti karena di setiap pemkab/kota saat ini tengah berlangsung pembahasan revisi APBD kabupaten/kota. ”Semua kabupaten/kota sudah merespons untuk membuat program pariwisata yang sinkron. Namun, semua kembali ke revisi APBD itu,” ujar Renny.
Sambil menunggu revisi, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Lampung kini bekerja sama dengan konsultan pariwisata untuk menyiapkan sumber daya manusia. Tujuannya, supaya Visit Lampung Year 2009 sukses. (hln)
Sumber: Kompas, Jumat, 1 Februari 2008
Vote Gunung Krakatau, Danau Toba, dan Pulau Komodo sebagai Keajaiban Dunia versi "New 7 Wonders of Nature". Voting di www.new7wonders.com
ReplyDelete