Bandarlampung, 26/3 (ANTARA) - Komite Tradisi Dewan Kesenian Lampung (DKL) menggelar Lomba Berbalas Pantun berbahasa Lampung, dengan tema Ngebangun Lampung, diadakan di gedung Teater Tertutup Taman Budaya Lampung (TBL), di Bandarlampung, Rabu (26/3).
Ketua Umum DKL Hj Syafariah Widianti SH MH, menjelaskan, lomba berbalas pantun dalam bahasa Lampung itu merupakan salah satu wujud nyata DKL untuk membantu Pemda Provinsi Lampung memasyarakatkan, menumbuhkembangkan, sekaligus melestarikan khazanah seni dan budaya tradisi daerahnya.
"Jadi walaupun hidup di era globalisasi, kita harus tetap punya akar budaya dan memiliki kearifan lokal yang bisa menjadi 'ikon' daerah kita ini," kata Syafariah yang kerap disapa Atu Ayi itu pula.
Menurut Ketua Pelaksana Lomba Suntan Purnama, peserta lomba itu berasal dari 11 kabupaten/kota se-Lampung.
"Setiap kelompok peserta akan diwakili empat orang yang masing masing memiliki kesempatan empat kali 'menjual' dan empat kali 'membeli' pantun," ujar Suntan yang juga pengasuh acara Pantun Setimbalan di TVRI Lampung itu.
Dia menegaskan, perbedaan logat, dialek dan irama bahasa dari masing-masing daerah dan peserta lomba berbalas pantun itu tidak akan dipertentangkan, justru dapat saling memperkaya dan kian memperat tali silaturahmi.
"Tujuan akhirnya adalah untuk memotivasi kita semua dapat memajukan seni budaya khususnya seni pantun berbahasa Lampung ini," ujarnya pula.
Ketua Komite Tradisi DKL, Syafril Yamin menegaskan, lomba itu bertujuan untuk melestarikan salah satu ruang kreatif dan ekspresi bagi seniman Lampung untuk dapat terus berkarya.
"Yang menarik dalam lomba pantun ini adalah sifatnya yang spontan," ujar seniman yang juga perajin musik tradisional Lampung berupa Cetik (alat musik tradisional khas Lampung).
Juri dalam lomba itu, di antaranya Syahidun Hasan, Rifdi Arief, Basri Hamid, dan Hermansyah GA.
Panitia menyediakan hadiah bagi pemenang berupa tropi, piagam, dan uang tunai sebagai dana pembinaan.
Sumber: Antara, 26 Maret 2008
No comments:
Post a Comment