BANDAR LAMPUNG--Ancaman kepunahan bahasa Lampung seperti yang diungkapkan para pakar bahasa daerah, semestinya mendorong semua pihak di Lampung untuk menggencarkan upaya penyelamatannya, termasuk mendorong segera menggelar Kongres Bahasa Daerah Lampung.
Pimpinan Jung Foundation Lampung --lembaga nirlaba yang peduli bahasa, seni, dan budaya Lampung--Ch. Heru Cahyo Saputro menilai ancaman kepunahan bahasa Lampung antara lain tergambarkan dari kecenderung penuturnya yang makin sedikit dan wilayahnya yang juga kian menyempit.
Menurut Heru yang juga sastrawan Lampung itu, saat ini penutur bahasa Lampung praktis terkonsentrasi hanya di wilayah perdesaan tradisional di Lampung saja. Di wilayah perkotaan dan pusat-pusat perdagangan maupun bisnis nyaris sulit menemukan penutur bahasa daerah itu, baik oleh warga suku Lampung sendiri, apalagi warga pendatang.
Ketua Harian Dewan Kesenian Lampung (DKL), Syaiful Irba Tanpaka, juga mendukung upaya untuk mendorong segera dilaksanakan Kongres Bahasa Daerah Lampung untuk membicarakan secara komprehensif penyelamatan dan pelestarian bahasa Lampung itu, sekaligus menyusun strategi bersama ke depan. */S-2
Sumber: Lampung Post, Minggu, 23 Maret 2008
No comments:
Post a Comment