BANDAR LAMPUNG (Lampost): Lagu Lampung merupakan salah satu produk dan warisan budaya yang harus ditumbuhkembangkan dan dilestarikan. Sebab, di tengah gempuran globalisasi yang menderas, lagu Lampung bisa menjadi satu kekuatan lokal penting, baik sebagai ikon, karakteristik, ataupun jati diri daerah.
Ketua Sanggar Waya Kenyangan Nurdin Darsan, Sabtu (8-3), mengatakan karena kondisi tersebut dan untuk bisa bertahan, pihaknya melakukan pendokumentasian lagu Lampung.
"Hasil pendokumentasian ini bisa dijadikan media sosialisasi karya-karya seniman Lampung. Selain itu, juga lewat lagu bisa disampaikan nilai-nilai kearifan yang dapat dijadikan motivasi untuk meningkatkan semangat berbangsa dan bernegara," kata Nurdin.
Pimpinan produksi, Syafril Yamin, mengemukakan pendokumentasian lagu-lagu Lampung tradisional ini dilakukan agar lagu Lampung yang memiliki fungsi strategis ini tetap bisa dinikmati masyarakat.
"Untuk itulah Sanggar Waya Kenyangan tergerak mendokumentasikan lagu Lampung sehingga bisa terus tumbuh berkembang dan dilestarikan," kata dia.
Apalagi, menurut Ketua Komite Tradisi Dewan Kesenian Lampung (DKL) ini, Lampung memiliki banyak ragam lagu baik dari Lampung Pepadun hingga Saibatin.
"Kali ini, Sanggar Waya Kenyangan yang berasal dari Lampung Barat ini mendokumentasikan lagu Lampung tradisional, seperti Lampung Barat Sai Betik, Patah Junjungan, Anak Ngukha, Temu Judu, Di Pulayan, Mekhanai Jebus, Lipang Lipang Dang, Ngebiti Dikhi, Minyak Campokh Way, dan Tikham Jauh," ujar Syafril.
Seniman yang dilibatkan dalam mendendangkan lagu tersebut adalah Leniar, Zubaidi, dan Nurdin Darsan. "Kegiatan pendokumentasian ini mengambil lokasi di kawasan wisata Lumbok, Puncak Pas Liwa, dan kawasan PKOR Way Halim," kata dia. n TYO/K-2
Sumber: Lampung Post, Senin, 10 Maret 2008
No comments:
Post a Comment