September 12, 2008

Tuba Bangun Miniatur Kerajaan Tulangbawang

MENGGALA (Lampost): Masyarakat Kabupaten Tulangbawang (Tuba) akan dapat menikmati kemegahan Kerajaan Tulangbawang tempo dulu. Bupati Tulangbawang Abdurrachman Sarbini berencana membangun miniatur Kerajaan Tulangbawang di Kampung Cakat Raya, Menggala.

Untuk mempercepat maksud tersebut, Rabu (10-9), Bupati yang didampingi Wakil Bupati Agus Mardi Hartono, Camat Menggala Desia Kusuma Yuda, dan Dr. Sunarto yang ditunjuk Bupati sebagai perancang, berkunjung ke lokasi pembangunan miniatur Kerajaan Tulangbawang tersebut.

Mance, panggilan akrab Abdurrachman Sarbini, menjelaskan maksud didirikannya miniatur kerajaan berupa sebuah candi itu agar masyarakat Tulangbawang dapat mengingat kembali kemegahan dan sejarahnya. Selain itu, dapat dijadikan pusat rekreasi di Tulangbawang.

"Kami akan buat tempat tersebut menjadi tempat rekreasi dengan nilai edukasi bagi masyarakat terutama anak-anak muda dan arena bermain bagi anak-anak," kata Mance.

Dia menjelaskan selain miniatur Kerajaan Tulangbawang, di lokasi yang sama juga akan didirikan bangunan rumah adat. Di antaranya, rumah adat Batak Toba, rumah joglo (Jawa), dan rumah adat minang (Sumatera Barat). "Nanti menyusul rumah adat yang lain," kata dia.

Mance juga menjelaskan peletakan batu pertama bangunan miniatur Kerajaan Tulangbawang itu akan dilakukan pertengahan September 2008. "Sedangkan pembangunannya sehabis Lebaran. Kami ambil berkahnya peletakan batu pertamanya bulan puasa ini," ujar Bupati.

Sementara, Dr. Sunarto, yang juga dosen di Institut Seni Indonesia (ISI), sebagai perancang miniatur Kerajaan Tulangbawang tersebut, mengatakan bangunan untuk candi itu berlokasi 3,5 hektare. "Namun, khusus untuk pendirian candi itu seluas 9 x 10 meter dan tinggi bangunan candi sekitar 12 meter," kata dia.

Bangunan candi itu, tambah dia, sepenuhnya dari batu dan semen cetakan yang dibuat di Jawa. Bentuk keseluruhan bangunan candi tersebut terpengaruh dengan kebudayaan Hindu Mataram. "Kami dapatkan bentuk bangunan tersebut dari imajinasi dan literatur kebudayaan Mataram, karena Kerajaan Tulangbawang mirip dengan Mataram," kata Sunarto.

Kini, tambah Sunarto, bahan yang sudah siap adalah material untuk membangun candi miniatur Kerajaan Tulangbawang dan rumah joglo. "Sedangkan untuk yang lainnya menyusul," ujar dia.

Sedangkan pengerjaan bangunan tersebut, kata Sunarto, akan menggunakan tenaga para mahasiswa dari ISI.

Sementara, biaya untuk pembangunan tersebut dianggarkan dari APBD 2008 sebesar Rp1,6 miliar. "Jadi, tiap rumah adat mendapat dana Rp400 juta," kata dia.

Sunarto juga menargetkan pengerjaan pusat rekreasi yang dikemas dalam bentuk bangunan miniatur Kerajaan Tulangbawang dan rumah adat suku-suku yang ada di Kabupaten Tulangbawang itu dibutuhkan waktu empat tahun.

Nantinya, setelah semua bangunan itu sudah selesai, lokasi tersebut akan dilengkapi dengan guest house bagi tamu yang datang di Kabupaten Tulangbawang. Selain itu, bagi anak-anak disediakan arena bermain. "Bahkan, kami akan buat kereta api mini yang akan berputar di sekitar lokasi," kata dia. n UAN/D-3

Sumber: Lampung Post, Jumat, 12 September 2008

3 comments:

  1. Miniatur Kerajaan Tulangbawang akan dibangun ? Hebat! Cuma saya pribadi perlu mempertanyakan. Dr. Sunarto yang juga dosen di Institut Seni Indonesia (ISI), sebagai perancang miniatur Kerajaan Tulangbawang tersebut, akan membangun semacam "candi". Menurut beliau "Bentuk keseluruhan bangunan candi tersebut terpengaruh dengan kebudayaan Hindu Mataram". Selanjutnya ujar beliau "Kami dapatkan bentuk bangunan tersebut dari imajinasi dan literatur kebudayaan Mataram, karena Kerajaan Tulangbawang mirip dengan Mataram,".
    Hal inilah yang perlu dicermati. Adakah hubungan antara Mataram Hindu dengan Tulangbawang?. Kalau diperhatikan dari kurun waktu keberadaannya, menurut catatan dari Cina masa dinasti Liang, Tulangbawang berjaya pada sekitar abad ke-4 atau ke-5, sedangkan Mataram Hindu di Jawa eksis pada abad ke-8 hingga abad ke-10. Selanjutnya berdasarkan sumber daya alam, di Tulang Bawang tidak ditemukan sumber batuan volkanik, sehingga bangunan pada waktu itu berbahan kayu. Di Jawa (Mataram Hindu) lokasi pusat kerajaannya berada di dekat G. Merapi yang banyak menghasilkan batuan volkanik. Dengan demikian apakah mungkin ada kesamaan antara Tulangbawang dengan Mataram Hindu? Tolong dikaji ulang. Jangan membodohi masyarakat. Tabik !

    Nanang Saptono
    (Arkeolog. Peneliti Tulangbawang)

    ReplyDelete
  2. Saya setuju atas pendapat sdr. nanang saptono, bahwasannya menurut literatur prof.Dr. hilman Tulang Bawang berjaya di abad ke 4 dan 5. kalau ditilik dari temanya bahwa ini adalah sejarah maka kita tidak boleh sembarang membangun. Atas dasar apa kesamaanya? kalau bicara bentuk bisa saja dikatakan sama. Tapi untuk bahan bangunan yg dipakai tentu saja sdh pasti LAIN!!!. Sebagai suku lampung, saya dari keturunan Sultan hidayatulah-Menak Rio Tengah-Kaepung Batin-Baju ALam-Idris-Abdul Fattah-Hamanudin-Saya Sendiri ( Tuanku Rio. Bukan saya tidak setuju, ini adalah sejarah maka buatlah dan bangunlah miniatur tersebut sesuai dengan sejarah....!!! Karena kedepan akan terjadi perbedaan pendapat mengenai sejarah pembangunan Miniatur Kerajaan Tulang Bawang tersebut. Satu info yg bisa saya berikan : " Tulang Bawang "...Bawang yg tidak bertulang....maka sisa peninggalanya pun hilang...akan tetapi Kerajaan ini menurut Konsorsium Kerajaan Nusantara Dinasti mataram 1 adalah sebuah Kerajaan yang berbau GHAIB...bisa dikatakan kerajaan siluman....karena tidak ada bekas bentuk peninggalan Bangunan Kerajaan. Tulang Bawang di tahun 2012 akan menjadi suatu Ibukota Negara yang MEGAH...pada nantinya.....

    ReplyDelete
  3. saya sangat setuju kalau terus digali budaya & sejarah Tulang Bawang karena sampai sekarang belum tau pasti kerajaan Tulang Bawang itu letaknya di bagian mana. Sampai sekarang pun kerajaan Tulang Bawang itu tidak meninggalkan bukti sejarah. bagai mana kita tau bentuk kerajaan itu. kok udah membangun miniatur???????

    ReplyDelete