SEROMBONGAN ibu rumah tangga dari Gang Melati, Kelurahan Enggal, Bandar Lampung, larut dalam kehebohan, Sabtu (14/3). Mereka terburu-buru berjalan menuju Lapangan Saburai, Enggal.
Begitu sampai di lapangan tempat pembukaan pergelaran seni budaya memperingati hari ulang tahun ke-45 Lampung, wajah-wajah sumringah itu terdiam. ”Kenapa isinya sama dengan tahun lalu, ya? Kali ini semua warnanya kuning,” ujar Ibu Rustamaji (68), warga Gang Melati.
Di Lapangan Saburai, lapangan yang merupakan tempat pusat kegiatan masyarakat Bandar Lampung, Sabtu sore itu tengah ditampilkan tarian mengenai Raden Jambatan. Raden Jambatan merupakan tokoh terkenal dari Kabupaten Way Kanan, Lampung.
Puluhan penari berkostum kuning cerah, merah, dan putih bergerak lincah ke sana kemari memenuhi lapangan antara panggung dan tenda tamu undangan. Sementara penari yang menggambarkan pasukan Raden Jambatan melompat ke kanan dan ke kiri sambil mengayun-ayunkan tombak mereka.
Sekar Sari (28), karyawan swasta warga Haji Mena, Natar, Lampung Selatan, yang kebetulan mampir di lapangan seusai bekerja, mengatakan, pergelaran itu terasa sama dari tahun ke tahun karena tidak ada kekhasan.
”Saya sengaja melongok, ada tidak bedanya dengan tahun lalu? Saya merasa peduli karena ini peringatan ulang tahun Lampung,” ujarnya.
Rasa ingin tahu Sekar akhirnya terbayar ketika semua penampil dari 11 kabupaten/kota di Lampung tampil. Sekar mengomentari bahwa pergelaran seni budaya Lampung ternyata selalu sama dari tahun ke tahun. ”Ya itu-itulah yang ditampilkan. Tahun lalu lebih parah, semua menampilkan topeng Sekura, padahal topeng Sekura itu khas Lampung Barat,” ujar Sekar.
Perasaan kecewa Sekar ataupun Ibu Rustamaji terhadap pergelaran tersebut wajar. Sebagai warga Lampung, mereka ingin mendapatkan sesuatu yang menunjukkan kemajuan kreativitas pada saat pergelaran tahunan tersebut.
Keinginan itu wajar karena pada momen tersebut, Sekretaris Daerah Provinsi Lampung Irham Jafar Lan Putra menggaungkan Tahun Kunjungan Wisata Lampung 2009. Pemerintah berharap, melalui pentas seni budaya khas Lampung, jumlah pengunjung ataupun wisatawan ke Lampung akan meningkat.
”Apanya yang mau dijual? Tampilan tiap tahun sama. Saya kira, kalau Pemprov Lampung hanya bergerak dengan tampilan semacam ini, wisata Lampung juga sama, tidak akan bergerak,” ujar Hamdani (35), karyawan penyedia jasa telekomunikasi seluler.
Padahal, hanya ide kreatiflah yang akan menjual Lampung sehingga wisatawan akan tertarik untuk datang. (hln)
Sumber: Kompas, Senin, 16 Maret 2009
No comments:
Post a Comment