BANDAR LAMPUNG (Lampost): Lima srikandi perupa Lampung akan menggelar demonstrasi di Taman Budaya Lampung, Bandar Lampung, 21--27 April. Mereka mengusung 40 karya bertema Demokrasi Kre-ASI (akan sentuhan ibu).
Lima perempuan yang dimotori Mediaart itu terdiri dari Tince Johnson, Ina Yosuha, Ayu sasmita, Sisna Ningsih, dan Lila
Juru bicara kelompok ini, Tince Johnson, mengatakan kehadiran mereka memang ingin menggugat demokrasi. Kesetaraan, emansipasi, dan kesetaraan gender tak hanya bisa diperjuangkan melalui panggung politik. Peran perempuan bisa dioptimalkan melalui berbagai bidang. "Ranah kesenian bisa jadi salah satu alternatif untuk menyuarakan dan meningkatkan peran kaum perempuan," ujar perupa yang ikut pameran me-Rupa-kan Ampas Kopi, belum lama ini.
Tince menjelaskan dengan kepekaan perempuan (sentuhan ibu), para srikandi ini lewat karya-karya kreatifnya mencoba membicarakan dunia.
Ayu Sasmita yang sudah bergiat lama menggeluti dunia rupa mengatakan aksi ini yang benar-benar dia tunggu. "Kami juga ingin bicara seperti perupa laki-laki. Lewat bahasa rupa kami ingin menyodorkan gagasan dan menawarkan olahan kreatif dan kebebasan kami," ujar Ayu.
Kalau biasanya para perempuan pelukis hanya jadi pelengkap dan pemanis, kini saatnya unjuk gigi. "Kali ini pentas benar-benar milik kami. Inilah demokrasi dan kreasi yang kami tawarkan."
Rencananya kegiatan ini dibuka Ketua Umum DKL Hj. Syafariah Widianti.
Syafariah yang lebih dikenal dengan Atu Ayi mengatakan peristiwa pameran ini akan menambah lembar catatan sejarah jagad seni rupa Lampung.
Kelima pelukis perempuan ini, lanjut Atu Ayi, patut mendapat acungan jempol. Ternyata di tengah kesibukan domestiknya sebagai ibu rumah tangga, mereka bisa unjuk peran menumbuhkembangkan ranah seni rupa di Lampung.
"Gebrakan mereka berpameran sebagai salah satu wujud emansipasi kreatif. Ini merupakan bukti perjuangan dan keseriusan mereka dalam berkarya," kata dia.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Lampung Johnson Napitupulu menyambut gembira sekaligus menghargai atas prakarsa Mediaart memprakarsai pameran lukisan ini.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung M. Natsir Ari mengatakan peristiwa budaya seperti pameran lukisan Demokrasi Kre-ASI ini merupakan salah satu rangkaian acara pendukung Visit Lampung Year 2009.
Peristiwa ini, selain menunjukkan perkembangan seni rupa Lampung, juga dapat dijadikan salah satu pilihan untuk mengenal Lampung lebih dekat.
"Diharapkan ke depan Lampung juga bisa dikenal lewat dunia kesenian antara lain lewat ranah seni rupa," ujar M. Natsir Ari. n TRI/K-2
Sumber: Lampung Post, Kamis, 16 April 2009
No comments:
Post a Comment