BANDAR LAMPUNG (Lampost): Sanggar Tapis Berseri mengadakan demo lukis, demo graffiti, dan demo lukis menggunakan air brush di Taman Budaya, Jumat (8-5).
Demo lukis dan graffiti diikuti puluhan seniman yang berasal dari Bandar Lampung, Pringsewu, dan Bandarjaya. Pentas seni juga dimeriahkan dengan teater dengan lakon Labu Handak dan musik Lampung.
Para seniman melukis objek yang telah disediakan panitia, muli Lampung mengenakan pakaian adat. Sementara itu, tema graffiti adalah Hari Pendidikan Nasional. Pentas seni tersebut dilangsungkan untuk memperingati Hari Kartini dan Hari Pendidikan Nasional.
Panitia pelaksana, Arifin, mengatakan demo lukis dan demo graffiti menjadi wadah apresiasi bagi para seniman. Panitia sudah mengundang semua pelukis Lampung, tapi tidak semuanya bisa hadir dalam demo lukis.
Menurut Arifin, ada 22 pelukis Lampung yang ikut dalam pergelaran seni rupa. Sedangkan demo graffiti diikuti 18 peserta.
Wali Kota Bandar Lampung Eddy Sutrisno mengatakan pergelaran seni dan budaya sebagai sarana untuk melestarikan budaya Lampung sekaligus memperkaya khazanah budaya. Pergelaran budaya juga akan menyemarakkan agenda Lampung Visit Year 2009. Menurut Eddy, seni dan budaya penting untuk pembangunan Bandar Lampung.
Peserta demo graffiti, David Irwandi, mengapresiasi pergelaran seni rupa yang diadakan Sanggar Tapis Berseri dan Pemerintah Kota Bandar Lampung. Pemkot telah memberi ruang bagi komunitas graffiti untuk berekspresi. "Baru pertama kali ini, komunitas graffiti difasilitas oleh Pemkot," kata David yang merupakan Ketua Komunitas Graffiti Lampung Street Art (LSA).
Menurut David, sebelumnya para seniman graffiti harus sembunyi-sembunyi dalam mengekpresikan karyanya. Tempat berekspresi para seniman hanya di tembok-tembok.
David mengungkapkan seniman graffiti berharap agar ada perhatian dari Pemkot. Selama ini belum ada dukungan dari pemerintah terhadap komunitas-komunitas graffiti. Dengan adanya dukungan dari pemerintah, komunitas graffiti bisa berkembang dan bisa mengajarkan seni graffiti kepada siswa.
"Lebih baik Bandar Lampung dihiasi dengan graffiti daripada dipenuhi iklan," ujarnya. Dukungan Pemkot, lanjut David, bisa berupa ruang ekspresi dan fasilitas lain seperti ruang galeri.
Graffiti, kata David, sudah mulai masuk ke sekolah-sekolah. Ada dua sekolah yang telah memiliki ekstrakurikuler graffiti, yakni SMUN 1 Bandar Lampung dan SMU Al Azhar Bandar Lampung.
Pentas seni dihadiri Asisten III Bidang Administrasi Pembangunan Ishak, Kepala Dinas Pariwisata Bandar Lampung Fachruddin, Kepala Dinas Kesehatan Reihana, Kepala Badan Penanaman Modal dan Perizinan (BPMP) Adi Erlansyah, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Sidik Ayogo, Kepala Satuan Polisi Pamongpraja Akmal Nesal, dan Pembina Sanggar Tapis Berseri Nurpuri Eddy Sutrisno. n MG2/K-1
Sumber: Lampung Post, Senin, 11 Mei 2009
No comments:
Post a Comment