Bandar Lampung, Kompas - Wali Kota Bandar Lampung memprihatinkan tidak adanya peminat guru Bahasa Lampung di Bandar Lampung. Hal itu terlihat dari selama empat kali pembukaan pendaftaran calon pegawai negeri sipil daerah, untuk posisi guru Bahasa Lampung selalu kosong, tanpa peminat.
”Saat ini mungkin masih ada yang mengajar, tetapi itu pun orang Jawa. Sementara makin ke sini, minat masyarakat Lampung untuk mempelajari dan mengajar Bahasa Lampung makin kecil,” ujar Wali Kota Bandar Lampung Eddy Sutrisno pada acara penyerahan Surat Keputusan (SK) Calon Pegawai Negeri Sipil Daerah (CPNSD) 2010 untuk 341 pelamar umum dan 174 pelamar honorer di Bandar Lampung, Selasa (2/2).
Ia mencermati, setiap kali pembukaan pendaftaran CPNSD mulai 2005 sampai dengan 2009, formasi atau posisi untuk guru Bahasa Lampung selalu kosong alias tidak pernah terisi.
Sudjarwo, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung, mengatakan, program studi D-2 dan D-3 Bahasa Lampung sudah ditutup sejak tahun 2007. Hal itu karena sejak Program Diploma Bahasa Daerah Bahasa Lampung dibuka pada tahun ajaran 1998/1999, belum semua lulusan jurusan Bahasa Lampung terserap sebagai guru Bahasa Lampung. Atau, apabila lulusan sudah terserap sebagai guru melalui formasi CPNSD, para guru lulusan program studi Bahasa Lampung tersebut belum juga diangkat sebagai PNS sampai dengan sekarang.
”Hal itu berdampak pula pada lulusan lainnya, mereka enggan mengikuti lulusan-lulusan sebelumnya untuk mengisi formasi,” ujar Sudjarwo.
Padahal, Program Studi Bahasa Daerah Bahasa Lampung itu dibuka sebagai terobosan untuk memenuhi kebutuhan guru bahasa daerah Bahasa Lampung yang masih kurang. (HLN)
Sumber: Kompas, Rabu, 3 Februari 2010
No comments:
Post a Comment