BANDARLAMPUNG – Komite Sastra Dewan Kesenian Lampung (DKL) menerbitkan buku Panduan Menulis Cerpen. Buku setebal 76 halaman yang ditulis dengan bahasa sederhana sehingga mudah dicerna ini disusun oleh cerpenis Arman A.Z.. Selain itu, tengah disiapkan Panduan Menulis Puisi yang disusun penyair Ari Pahala Hutabarat.
Ketua Umum DKL Syafariah Widianti dalam pengantar buku ini menjelaskan, disusunnya buku Panduan Menulis Cerpen ini adalah bentuk kepedulian DKL sebagai fasilitator, dinamisator, serta katalisator bagi kemajuan kesenian dan kebudayaan di Lampung.
Diakui Atu Ayi –panggilan akrabnya, buku panduan menulis cerpen memang cukup banyak di Indonesia. Namun, belum ada buku panduan menulis kreatif –dalam hal ini cerpen– yang dikhususkan untuk pelajar dan masyarakat Lampung.
’’Karena itu, kami berharap kehadiran buku ini dapat meluaskan wawasan dan menjadi motivasi bagi calon penulis cerpen di Lampung. Sehingga tradisi penulisan cerpen di daerah ini dapat terjaga dan berkesinambungan,” kata Atu Ayi dalam rilis yang diterima Radar Lampung kemarin.
Menurutnya, jika diamati, mayoritas media massa menyediakan rubrik cerpen. Bahkan, majalah-majalah remaja bisa memuat dua cerpen atau lebih di setiap edisinya. Ini membuktikan cerpen masih menjadi pilihan sebagai bahan bacaan.
’’Sekaligus juga sebagai ladang bagi kalangan remaja untuk mendapatkan penghasilan,” imbuh dia.
Itulah sebabnya ia sangat mendukung penerbitkan buku Panduan Menulis Cerpen yang disusun Arman A.Z. ini. Mengingat buku sejenis masih sangat langka. Bahkan sepertinya kurang mendapat perhatian baik oleh kalangan akademik maupun sastrawan.
Padahal, lanjut dia, minat dan kegiatan penulisan cerpen di kalangan pelajar dan masyarakat menunjukkan grafik menggembirakan. Setiap tahun ada saja instansi pemerintah, lembaga independen, atau komunitas seni budaya yang menyelenggarakan lomba penulisan cerpen.
’’Hasilnya baik secara kuantitas maupun kualitas sangat menggembirakan,” jelas Atu Ayi.
Meski begitu, diakuinya juga, masih banyak kalangan pelajar yang belum memahami tingkatan untuk melahirkan sebuah cerpen. Oleh karena itu, di buku ini dijelaskan dengan rinci tentang penulisan cerpen. ’’Seperti apa itu ide, tokoh, alur, latar, gaya, dan seterusnya. Bahkan dijelaskan pula oleh penyusun buku ini ihwal outline (garis besar) sebuah bangunan cerpen,” kata Syafariah lagi.
Sementara itu, Ketua Bidang I (Sastra dan Teater) Isbedy Stiawan Z.S. mendampingi Ketua Harian Syaiful Irba Tanpaka mengatakan, hadirnya buku Panduan Menulis Cerpen karya Arman A.Z. ini bisa menjadi bahan ajar dan apresiasi di sekolah-sekolah. Sebab, penulisan buku yang sederhana ini memang arahnya atau sasarannya adalah pelajar atau penulis cerpen pemula.
’’Selama ini kita hanya tahu cerpen setelah terbit di media, tetapi sering abai tentang bangunan dari sebuah cerpen itu. Di buku ini dijelaskan apa itu tokoh, paragraf pembuka, sudut pandang, dan kalimat efektif. Pada penutup buku dilampirkan alamat redaksi koran atau majalah, berikut alamat elektronik (e-mail),” kata Isbedy.
Ketua Komite Sastra DKL Ari Pahala Hutabarat menjelaskan, buku Panduan Menulis Cerpen ini akan disebar ke SMA se-Lampung. Sehingga diharapkan dapat dijadikan bahan ajar penulisan karya sastra di kalangan pelajar.
Sumber: Radar Lampung, Senin, 21 Juni 2010
No comments:
Post a Comment