MUSIM libur panjang tiba. Jika ingin berpetualang di alam bebas, cobalah persiapkan diri dan keluarga atau teman Anda ke Rhino Camp di Km 50 Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.
Rhino Camp/Km 50 terletak di perbatasan Kabupaten Tanggamus dengan Lampung Barat. Berjarak 140 km dari Bandar Lampung atau 40 km dari Kotaagung, ibu kota Kabupaten Tanggamus. Jika ditempuh kendaraan roda empat, memakan waktu sekitar tiga jam dari Bandar Lampung, atau satu jam dari Kotaagung.
Kondisi jalan berupa aspal hotmix yang masih bagus. Tidak ada kendaraan umum yang langsung menuju lokasi dari arah Kotaagung. Rhino Camp/Km 50 terletak di ketinggian sekitar 600 m dpl, dengan topografi berbukit, merupakan perbatasan antara perkebunan masyarakat dengan hutan TNBBS.
Dengan lokasinya yang terletak di ketinggian, akan terlihat laut Teluk Semaka, Kotaagung, dan areal perkebunan masyarakat. Cuaca di sekitar lokasi cukup sejuk dan sering turun kabut pada sore hingga malam hari. Suhu udara terasa dingin pada malam hingga pagi hari.
Fasilitas di Rhino Camp/Km 50 hanya terdapat satu unit pondokan, terdiri dari satu kamar untuk dua orang, satu shelter serta satu bangunan untuk staf Rhino Camp. Penginapan terdekat yang cukup layak berada di Gisting yang berjarak 20 km sebelum Kotaagung atau 60 km dari camp 50 dengan jarak tempuh sekitar 80 menit. Terdapat tiga unit hotel yang lokasinya bersebelahan, dengan fasilitas hotel bintang I. Terdapat kolam renang dan restoran. Kapasitas kamar di satu hotel sekitar 50 kamar, dengan rate sekitar Rp150 ribu--Rp250 ribu.
Kuliner
Kotaagung merupakan pelabuhan laut dengan banyak hasil tangkapan berupa bermacam jenis ikan laut, kepiting, udang, dan beragan jenis makanan lokal. Terdapat dua buah rumah makan yang menyediakan menu makanan laut, atau dengan menu pesanan khusus. Terdapat juga kopi luwak atau kopi organik dengan rasa khas.
FOTO-FOTO: LAMPUNG POST/SAYUTI
Rhino Camp/Km 50 memiliki potensi keanekaragaman hayati, antara lain: jenis flora; Raflesia, Amorpophalus (bunga tertinggi di dunia), beragam jenis pohon besar, jamur liana, dll. Jenis primata; tarsius, siamang, owa Sumatera, monyet, dan lutung Sumatera. Jenis mamalia; kelompok gajah, harimau, badak, beruang (beranak dekat camp), rusa, kijang, kancil, landak, dan bermacam tupai. Terdapat satwa kelinci sumatera yang dinyatakan punah tahun 1960-an, dan masih ditemukan di sekitar Rhino Camp/Km 50. Juga jenis burung; terdapat beragam jenis burung mulai beragam jenis rangkong, burung berkicau, dan lainnya. Juga ada beberapa jenis burung yang sulit ditemukan di daerah lain, termasuk burung langka.
Semua satwa tersebut dapat ditemukan di sekitar Rhino Camp/Km 50 dengan kemungkinan pertemuan 30-- 80%. Terdapat dua jalur tracking, satu jalur digunakan untuk siang hari dan jalur lain untuk malam hari.
Lokasi wisata lain; terdapat demplot anggrek berlokasi di Liwa yang berjarak 3 jam dari Rhino Camp/Km 50. Lokasi surfing dan wisata pantai, berjarak sekitar 1,5 jam perjalanan dari Km 50. Lokasi ini banyak didatangi turis mancanegara dengan jumlah pengunjung minimal 200 orang per bulan. Di lokasi tersebut juga terdapat beberapa homestay dan penginapan yang biasa digunakan para turis, dengan rate antara Rp100 ribu--Rp250 ribu.
Daerah Pemerihan merupakan pos jaga Polhut TNBBS dan terdapat empat ekor gajah yang dapat digunakan untuk bersafari. Berjarak sekitar 20 menit perjalanan dari Rhino Camp/Km 50. Konservasi penyu berjarak satu jam perjalanan dari Rhino Camp/Km 50. Diving, belum dikelola khusus. Terdapat di lokasi sekolah perikanan, berjarak sekitar 20 menit dari Kotaagung.
Wisata Khusus Observasi Harimau
Terdapat tiga lokasi yang memungkinkan; Tampang, berjarak empat jam perjalanan dengan kapal laut, dan 30 menit dengan kendaraan roda dua dari Kotaagung. Berada di sekitar batas kawasan TNBBS dan desa. Merupakan daerah konflik satwa dan sudah lebih dari 15 ekor kambing yang dimangsa harimau tersebut.
Talang 11, merupakan daerah perkebunan masyarakat dan masih jauh ke kawasan hutan. Berjarak sekitar dua jam perjalanan dari Km 50. Daerah ini yang paling mungkin untuk dijadikan tempat observasi. Panji Wayang, merupakan daerah hutan produksi terbatas yang berjarak tempuh sekitar dua jam dari Km 50.
Untuk mengobservasi harimau secara langsung, diperlukan proses dan fasilitas yang cukup demi keamanan pengunjung. Diperlukan areal khusus yang di land clearing agar lebih terbuka dan ditumbuhi rumput sehingga satwa mangsa akan datang. Dengan menggunakan umpan kambing untuk memancing harimau datang. Juga diperlukan pondok atau menara pengintai bagi pengunjung untuk melihat secara aman. SAYUTI
Sumber: Lampung Post, Minggu, 20 Juni 2010
No comments:
Post a Comment