Liwa, Lampung Barat, 23/8 (ANTARA) - Belasan satwa liar yang berasal dari Hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan terbunuh setiap harinya di jalur lintas barat (Jalinbar).
"Dalam sehari saya pasti melihat ada satwa yang terbunuh akibat tertabrak kendaran yang melintas di jalur lintas barat, satwa yang tertabrak itu mayoritas hewan kecil seperi trenggiling, rusa, kucing hutan dan beberapa jenis satwa lain," kata Marsono (42) warga Kecamatan Bengkunat Belimbing, Lampung Barat, sekitar 360 Km dari Bandarlampung, di Bengkunat Belimbing, Senin.
Dia menjelaskan, satwa liar tersebut terancam kelestariannya.
"Mengingat jalur lintas yang berada di jantung hutan, berpotensi satwa liar tertabrak, biasanya satwa tersebut tertabrak di malam hari," kata dia.
Dikatakanya, kondisi ini tidak ada yang disalahkan.
"Hewan dan manusia sama sekali tidak bersalah, faktor keadaanlah yang memicu semua ini terjadi, bahkan kondisi ini pesimis dapat diatasi pasalnya jalur lintas ini akan ramai di lintasi kendaraan yang datang dari segala penjuru," kata dia lagi.
Kemudian lanjut dia, pihak terkait perlu lakukan sosialisasi.
"Pihak yang memang berkaitan akan masalah ini dapat menggecarkan sosiallisasi ke pengguna jalan, baik lisan maupun tulisan yang berisi ajakan agar pengguna jalan waspada terhadap satwa liar yang melintas, sehingga satwa liar yang tertabrak itu dapat di tekan sekecil mungkin," katanya.
Jalur lintas barat (jalinbar) yang berada tepat di hutan kawasan, menjadi sebuah delima sendiri, pasalnya satwa yang seharusnya hidup tenang di dalam hutan akan dapat terbunuh di jalur lintas yang memang dekat di kawasan hutan.
Akan sangat sulit mencegah satwa itu tertabrak, pasalnya ratusan kendaraan yang melintas setiap harinya, sulit diberikan pemahaman, karena mayoritas penguna jalan itu berasal dari berbagai wilalah di Indonesia.
Kondisi seperti ini, jelas berpotensi terhadap kelestarian satwa liar yang ada, pasalnya belasan satwa pasti mati terbunuh di jalur regara setiap harinya, peranan berbagai pihak diperlukan agar masalah ini dapat teratasi.
Satwa yang kerap tertabrak di antaranya, rusa, kucing hutan, trenggiling, dan beberapa jenis satwa lain, setiap hari masyaarkat sekitar pasti menemukan bangkai satwa tersebut, dengan kondisi yang sudah hancur.
Sementara itu, salah seorang pengendara yang berasal dari Bandarlammpung, Asep Triadi (36) mengatakan, kerap menjumpai satwa liar di jalur lintas barat.
"Setiap malam saat saya melintas di jalur lintas barat, terutama yang berada di hutan kawasan, saya kerap menjumpai satwa liar tersebut, bahkan saya pernah menabrak satwa yang sedang melintas, kejadian tersebut sontak membuat saya kaget dan membuat kendaraan saya berhenti," kata dia.
Dia menjelaskan, satwa liar tersebut meresahkan pengguna jalan.
"Keberadaan satwa liar yang kerap berkeliaran di jalur lintas barat pada malam hari jelas mengangu pengguna jalan, apalagi saat satwa liar tersebut jenis hewan besar, jelas mengancam," kata dia lagi.
Dia menambahkan, berharap petugas kehutanan dapat membangun pos di jalur yang kerap di lintasi satwa, sehingga kemungkinan satwa tersebut tertabrak atau mengancam pengguna jalan dapat di cegah.
Sumber: Antara, Senin, 23 Agustus 2010
No comments:
Post a Comment