PENYEBARAN Islam pada awal abad ke-18 juga mulai masuk ke Tanjungkarang. Masjid Jami Al Yaqin menjadi saksi pengembangan ajaran yang dibawa dari Banten itu.
Selain Masjid Jami Al Anwar di Kelurahan Pesawahan, Masjid Jami Al Yaqin menjadi rumah ibadah kedua umat Islam di sekitar Teluk Lampung. Masjid itu kini terletak di Jalan Raden Intan, Bandar Lampung, (depan Kantor BRI Tanjungkarang) bisa dikatakan sebagai salah satu tempat ibadah umat muslim yang berperan dalam kesinambungan ajaran-ajaran Islam di Bandar Lampung.
Masjid yang berdiri sejak 1912 ini merupakan �rumah Allah� terlama yang ada di ibu kota Lampung, setelah Masjid Jami Al Anwar, Telukbetung. Baitullah yang pada awal berdirinya hanya terbuat dari geribik dan papan ini terletak di daerah Pasar Bawah.
Kemudian, pada 1925, masjid ini dipindahkan ke Enggal (lokasi masjid saat ini) dan diberi nama Masjid Enggal Perdana. Pada 1965, atribut masjid ini kembali diubah menjadi Masjid Jami Al Yaqin hingga sekarang.
Menurut sesepuh pengurus masj
id itu H. Abdul Mukti, pemberian Al Yaqin diambil dari nama orang yang mewakafkan tanahnya untuk masjid tersebut, yakni H.M. Yakin yang berasal dari Bengkulu.
"Pemberian nama tersebut juga tidak terlepas dari usul yang dilayangkan Konsulat Jenderal dari Mekah H. Umar Murot," kata Mukti kemarin (24-8).
Berdasar penuturan H. Abdul Mukti, dari awal berdiri Masjid Al Yaqin menjadi sentra kegiatan umat muslim untuk berbagai kegiatan keagamaan. Dua tokoh agama, K.H. Ali Thasim dan K.H. Asturi, menjadi sosok penyiar Islam yang berpusat di masjid itu.
Kedua orang ini berjasa dan memiliki peranan penting atas berdirinya masjid sekaligus memberikan amalan-amalan kepada jemaah. (IYAR JARKASIH/U-3)
Sumber: Lampung Post, Rabu, 25 Agustus 2010
No comments:
Post a Comment