HARI beranjak siang. Bayang-bayang matahari memantul di air kebiru-biruan. Namun, tidak lazimnya di pinggir laut, terik matahari tak begitu terasa. Mungkin karena semilir angin yang terasa sejuk di badan atau indahnya pemandangan laut biru terhampar di depan.
Belasan orang bersandar di tepi dermaga. Namun, mereka bukan ingin naik kapal feri, melainkan menjalankan ritual hobi, yaitu memancing. Di depan mereka, hilir mudik sejumlah kapal feri yang mengangkut penumpang dari Bakauheni ke Merak atau sebaliknya.
Tidak banyak yang tahu, Pelabuhan Bakauheni bukan sekadar pelabuhan penyeberangan, melainkan juga salah satu titik terfavorit bagi pehobi rekreasi memancing. Pagi hingga sore hari Anda akan mudah menemukan para pemancing berjajar di dermaga-dermaga pancang, yaitu Dermaga IV atau Dermaga V yang kini tengah dibangun.
Defino (23) salah satunya. Warga Lampung Selatan ini hampir tiap hari nongkrong di Dermaga V Bakauheni untuk memancing. Sepulang kerja, dia menggunakan peralatan seadanya, joran pendek dan kail tunggal rutin memancing sekadar menghilangkan stres.
”Asyik aja memancing di sini. Air lautnya masih bersih dan yang pasti banyak ikannya,” ujarnya. Di sini, ia kerap mendapatkan ikan-ikan karang, seperti ikan kerapu, selar, dan bawal. Pernah ia mendapat seekor kerapu berukuran besar, yaitu 3 kilogram, di Dermaga V.
Padahal, untuk mendapatkan ikan-ikan besar seukuran itu, para pemancing umumnya harus mencarinya di tengah laut. ”Inilah keunggulan lainnya memancing di sini. Lautnya cukup dalam. Di tempat lain tidak bisa, harus menyewa kapal agar bisa keluar ratusan ribu deh,” ujar Defino.
Perairan di kawasan Dermaga IV dan Dermaga V Bakauheni memang masih sangat terjaga keasriannya. Terumbu-terumbu karang masih alamiah dan tidak terusik tangan-tangan jahil, termasuk pembom ikan yang marak di Lampung. Berbagai anemon dan karang lunak dapat dilihat dengan mata telanjang dari atas dermaga.
Di sekitarnya juga masih banyak terdapat pohon-pohon bakau yang menjadi habitat ikan, udang, dan kepiting untuk bertelur. Yang membuatnya unik, di pinggir dermaga, lautnya dalam, yaitu 15-20 meter. Tak heran, banyak ditemui ikan-ikan karang laut dalam di sini.
”Ini yang membedakan Bakauheni dengan Merak. Kalau di Merak mungkin karena sudah agak tercemar, ikan-ikannya sedikit. Beda dengan di sini, terumbu karang masih bagus, tanaman bakaunya masih banyak. Karena itulah tempat ini mendapat julukan Bakauheni,” ujar Syaifuddin Hadi, salah seorang petugas penjaga dermaga.
Yang tidak kalah uniknya, kawasan di Dermaga IV dan V ini masih bebas dimasuki oleh warga sekitar. Warga tidak dilarang untuk memancing. Bahkan, pada hari-hari tertentu, banyak dijumpai warga setempat berenang di sekitar perairan ini.
Mungkin karena letaknya yang agak jauh, 400 meter dari pusat administrasi pelabuhan, dermaga yang letaknya ada di ujung barat ini relatif kurang terawasi. Sehari-harinya, diakui Hadi, Dermaga V jarang digunakan untuk sandar kapal.
”Sehari-harinya ya digunakan untuk memancing ini,” ujarnya sambil tertawa.
Saking banyaknya ikan di kawasan perairan ini, untuk memperolehnya tidak perlu repot menyiapkan umpan khusus. Jangankan udang atau cacing, bakwan sisa pun dilahap ikan-ikan yang ada di sini.
Umpan gorengan
Ini dibuktikan Ujang (53). Meskipun hanya menggunakan bakwan sisa gorengan sebagai umpan, kailnya ternyata mampu dimakan ikan bawal dan selar. Ukurannya pun cukup besar, sekitar 0,5 kg. ”Ajaib, ikan saja doyan gorengan. Jangan-jangan umpan pakai nasi juga mau, he-he-he,” ujar Andi (34), salah seorang warga, berkelakar.
Karena perairannya cukup dalam dan banyak ikan, para pemancing profesional juga kerap menggunakan trik pancing rawe di sini. Pancing rawe adalah sejenis teknik memancing yang menggunakan joran panjang dan mata kail yang banyak (10- 15 buah) yang berjajar di senar.
Umpannya menggunakan pita-pita berwarna putih. Oleh ikan karang, pita-pita yang terkena arus air ini terlihat seperti sekawanan ikan teri.
”Jadi, pakai rawe, sekali tarik bisa dapat 10 ikan sekaligus,” ungkap Defino, yang sesekali memancing rawe. Ikan-ikan kembung banyak didapat dari memancing rawe ini.
Itulah sekilas keunikan Pelabuhan Bakauheni, Lampung. Tempat ini tidak hanya membantu menyeberangkan warga ke Jawa, tetapi juga banyak menghibur warga Lampung dan sekitarnya. (jon)
Sumber: Kompas, Sabtu, 25 September 2010
No comments:
Post a Comment