GADINGREJO (Lampost): Untuk menghasilkan sebuah karya sastra yang bagus tidak bisa dilakukan secara instan dengan hanya mengandalkan bakat. Latihan terus-menerus adalah kunci utama menghasilkan karya sastra yang baik.
Hal tersebut ditekankan oleh para pemateri coaching clinic penulisan karya sastra di Kemah Bahasa dan Sastra 2010. "Tulislah apa pun yang hendak ditulis," kata Iswadi Pratama dari Teater Satu Lampung saat mengisi coaching clinic penulisan cerpen.
Menurut Iswadi, sebaiknya menulis dengan tidak memerhatikan dengan aturan-aturan yang ada. "Terlalu memikirkan teori malah akan menghambat proses penulisan. Tulis, tulis, dan tulis," kata dia.
Iswadi memberikan pedoman tentang cara termudah untuk bisa menghasilkan cerpen, yakni tulislah tentang apa yang paling diketahui dan tulislah seperti bercerita secara verbal. "Apa yang bisa dilihat, didengar, dibayangkan, dapat ditulis menjadi sebauh cerpen," kata dia.
Sementara itu, Ari Pahala Hutabarat, dari Komunitas Teater Berkat Yakin (Kober), mengatakan puisi-puisi modern sekarang ini sudah lebih lunak dan lebih bebas, karena tidak terikat dengan aturan-aturan baku yang ada pada zaman dahulu, seperti rima atau aturan-aturan bait.
Poin selanjutnya dan yang terpenting, kata Ari, adalah cara menyampaikan ide tersebut. "Bukan 'apa' yang mau disampaikan, melainkan 'bagaimana' cara menyampaikannya," kata dia. Hal tersebut mutlak dikuasai jika ingin membuat sebuah puisi yang bagus. Karena, menurut Ari, tema-tema yang selalu dipakai adalah sama dari waktu ke waktu. Tetapi cara penyampaian tema-tema itu, kata dia, selalu berbeda dan pasti berbeda antara penyair yang satu dengan yang lainnya.
"Hal terpenting untuk membuat sebuah karya seni yang indah itu tergantung dari bagaimana cara menyampaikannya," kata Ari.
Selain coaching clinic penulisan puisi dan cerpen, para peserta Kemah Sastra juga menerima coaching clinic Budaya Lampung dengan pemateri Ali Imron (budayawan dan seniman tradisi Lampung), coaching clinic sastra lisan Lampung, serta coaching clinic jurnalistik dan artikel dengan pemateri Zulkarnaen Zubairi (redaktur Opini Lampung Post). (MG13/U-2)
Sumber: Lampung Post, Sabtu, 30 Oktober 2010
No comments:
Post a Comment