Liwa, Lampung, 17/10 (ANTARA)- Satai ikan "tuhuk" makin digemari wisatawan mancanegara yang mengunjungi pesisir Lampung Barat, karena rasa ikan blue marlin itu gurih.
"Harga satai ikan tuhuk juga tergolong murah," kata Rahayu T, pedagang satai ikan di Pasar Krui Kecamatan Pesisir Tengah Kabupaten Lampung Barat, sekitar 322 km sebelah barat Bandarlampung, Minggu.
Menurut dia, satai ikan blue marlin menjadi ikon makanan Pesisir Lampung Barat.
Ia menjelaskan, setiap hari wisatawan asing yang mengunjungi pesisir Lampung Barat, selalu memesan satai ikan blue marlin.
"Daging ikan blue marlin berbeda dengan ikan lain, sehingga wisatawan asing itu setelah mencobanya, akan ketagihan," kata dia.
Kemudian, lanjut dia, harga satai ikan blue marlin cukup murah.
"Daging ikan blue marlin dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan. Mayoritas pedagang makanan memilih ikan ini sebagai bahan baku makanan olahan, karena daging ikan ini mirip dengan daging hewan," katanya.
Salah seorang turis asal Portugal, Joaquin (36) mengatakan satai ikan blue marlin menjadi makanan favoritnya.
"Setiap saya datang ke Pesisir Lampung Barat, saya pasti makan satai ikan blue marlin, sebab rasa sate ikan ini sangat gurih," katanya.
Menurut dia, rasa satai ikan blue marlin unik dan berbeda dengan makanan olahan lainnya.
"Makanan ini layak dijadikan makanan khas Pesisir, karena baru Lampung Barat yang membuat olahan satai dari ikan blue marlin, dan kurang rasanya datang ke Pesisir bila tidak mencicipi satai ikan ini," katanya.
Potensi perikanan di perairan Lampung Barat berlimpah sehingga menjadi peluang bagi pelaku bisnis untuk mengembangkan makanan berbahan baku ikan laut.
Rata-rata setiap penjual satai ikan mampu menghabiskan sekitar 200 hingga 400 tusuk satai ikan tukhuk dengan harga Rp15 ribu per porsi.
Para pedagang satai di daerah itu menyebutkan pasokan ikan dari nelayan lancar setiap harinya. Harga daging ikan blue marlin di pasaran mencapai Rp45.000/kg.
Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lampung Barat, Nata Djudin Amran, mengimbau masyarakat setempat untuk dapat mengembangkan usaha makanan berbahan baku ikan.
"Dengan melimpahnya potensi perikanan, tentu menjadi peluang usaha bagi masyarakat untuk membuka pengolahan makanan, sehingga usaha olahan makanan ikan ini akan dapat mendukung usaha pariwisata di daerah ini," kata Nata.
Sumber: Antara, Minggu, 17 Oktober 2010
No comments:
Post a Comment