BANDAR LAMPUNG (Lampost): Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bandar Lampung memberi tenggat sampai Minggu (11-3) agar penghuni Pasar Seni Enggal mengosongkan lokasi, sehingga Pemkot dapat segera melakukan renovasi.
"Jika sampai Senin (hari ini) mereka tidak juga mengosongkan pondokan Pasar Seni, terpaksa kami meminta Pol. PP untuk mengosongkannya. Rehabilitasi akan kami lakukan demi penggiat seni yang selama ini sudah membuat karya yang nyata," kata Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bandar Lampung M. Harun kemarin.
Menurut Harun, anggaran yang diberikan Dewan untuk kegiatan seni adalah berbasis kinerja. Artinya, apa yang telah dihasilkan dari pengelolaan Pasar Seni ialah untuk pembangunan daerah. "Kalau tidak ada hasilnya, Dewan tidak akan menyetujui anggaran yang kami minta."
Untuk itu, setelah renovasi dilakukan, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan akan menswastanisasikan pengelolaan Pasar Seni Enggal agar ada pendapatan asli daerah (PAD) yang didapat.
Namun, kata Harun, pihaknya tetap melakukan pembinaan kepada penggiat seni di Bandar Lampung yang selama ini sudah memberikan karyanya. Misalnya, memberikan 30%—40% atau 10 dari 27 pondokan di Pasar Seni untuk kegiatan seni secara cuma-cuma.
"Dalam pengelolaan Pasar Seni, bukan hanya karya yang dihasilkan. Kami juga mengeluarkan dana lebih dari Rp30 juta/bulan untuk listrik, air, dan fasilitas lainnya. Saat kami minta, mereka (oknum penggiat seni) tidak mampu," kata Harun.
Selain merenovasi pondokan Pasar Seni, pihaknya juga akan membangun gerbang Pasar Seni yang berciri khas Lampung, agar ketika para wisatawan datang ke Bandar Lampung mereka langsung mengetahui kalau Pasar Seni Enggal adalah pusat informasi wisata, budaya, dan kesenian Lampung.
Dukung Renovasi
Sementara itu, dua penggiat seni senior Lampung, Isbedy Setiawan Z.S. dan Syaiful Irbatanpaka, mendukung langkah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Bandar Lampung merevitalisasi Pasar Seni Enggal.
"Saya sudah lama berkoar agar segera dilakukan penataan Pasar Seni Enggal, tapi selama ini saya kurang mendapat dukungan. Kadang usulan saya berbenturan dengan kebijakan lain," kata Isbedy yang ditemui di Pasar Seni Enggal, Sabtu (10-2).
Menurut Isbedy, dia banyak menulis tentang sejarah Pasar Seni Enggal. Tujuan dari didirikannya pasar seni agar di Bandar Lampung ada pusat seni, budaya, dan wisata, serta merangkul semua penggiat seni. "Saya setuju dengan penataan ini. Toh, semua demi kepentingan pegiat seni juga."
Sedangkan Syaiful Irba Tanpaka menginginkan Pasar Seni Enggal seperti Pasar Citra di Banjarmasin, Pasar Klewer di Jakarta, dan Pasar Malioboro di Yogyakarta.
"Bukan seperti saat ini, dibilang pasar seni, tapi banyak orang malu ke pasar seni. Saya sangat mendukung langkah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan untuk merevitalisasi pasar ini," kata dia. (KIM/K-1)
Sumber: Lampung Post, Senin, 12 Maret 2012
No comments:
Post a Comment