BANDAR LAMPUNG (Lampost): Guna menjadi penulis yang baik, calon penulis harus mewajibkan diri berkarya minimal satu halaman per hari. Hal itu sangat penting agar kontinuitas menulis terjaga. Dengan demikian, dalam sebulan kita bisa menghasilkan 30 halaman.
Hal itu disampaikan penulis novel Rosita Sihombing dalam diskusi kepenulisan Forum Lingkar Pena (FLP) di harian umum Lampung Post, Minggu (28-7).
Rosita, penulis yang bermukim di Prancis, mengatakan kunci utama agar kita bisa sukses dalam menulis adalah membangun konsistensi. Untuk itu, setiap calon penulis harus mengalokasikan waktu khusus untuk melahirkan karya.
Rosita mengemukakan dia menggunakan waktu di malam hari untuk menulis. Di saat keluarganya sudah tertidur, dia mulai menulis. Bahkan, dia mempunyai target menulis satu buku setiap tahun.
Sementara jika saat bersama keluarga, dia tidak menulis karena itu waktu yang dialokasikan untuk keluarga. Mantan jurnalis Sumatera Post itu menambahkan dengan membiasakan menulis setiap hari, kultur literasinya akan kuat.
Yang paling mudah tentu saja menulis apa yang ada dalam pikiran. Sesuatu yang ada di pikiran kita merupakan bahan terbaik untuk menulis. "Jangan bingung saat hendak memulai. Apa yang ada dalam pikiran kita, itulah yang mesti ditulis," kata dia.
Rosita menambahkan proses kreatif itu membutuhkan banyak ide sehingga membaca merupakan keharusan. Dia juga menyarankan agar setiap penulis berani bertanya kepada orang lain agar tulisan yang dihasilkan tetap logis meskipun ranahnya fiksi.
"Cerpen dengan setting luar negeri bisa kita tulis meskipun kita belum pernah ke sana. Syaratnya, kita tahu persis detailnya dengan banyak membaca dan bertanya," ujar pengarang yang menulis novel berlatar Kota Paris itu.
Pembicara lainnya, Redaktur Opini dan Sastra Lampung Post Udo Z. Karzi, mengatakan media massa memberikan ruang untuk tulisan kreatif, seperti opini, cerpen, puisi, dan resensi buku.
Media membutuhkan karya penulis untuk mengisi rubrik tersebut. Namun, karya yang dikirim harus sesuai ketentuan dan memiliki daya tarik sehingga menarik minat pembaca. Dia juga mengatakan menghasilkan karya yang baik dan utuh bisa dibentuk dengan kerangka karangan yang kuat. Ragangan yang kuat membuat konstruksi tulisan kita semakin bagus dan menarik. (ASP/S2)
Sumber: Lampung Post, Senin, 29 Juli 2013
DISKUSI KEPENULISAN. Novelis Rosita Sihombing (kanan) menyampaikan pandangannya dalam diskusi kepenulisan Forum Lingkar Pena (FLP) di harian umum Lampung Post, Minggu (28-7). LAMPUNG POST/ZAINUDIN |
Rosita, penulis yang bermukim di Prancis, mengatakan kunci utama agar kita bisa sukses dalam menulis adalah membangun konsistensi. Untuk itu, setiap calon penulis harus mengalokasikan waktu khusus untuk melahirkan karya.
Rosita mengemukakan dia menggunakan waktu di malam hari untuk menulis. Di saat keluarganya sudah tertidur, dia mulai menulis. Bahkan, dia mempunyai target menulis satu buku setiap tahun.
Sementara jika saat bersama keluarga, dia tidak menulis karena itu waktu yang dialokasikan untuk keluarga. Mantan jurnalis Sumatera Post itu menambahkan dengan membiasakan menulis setiap hari, kultur literasinya akan kuat.
Yang paling mudah tentu saja menulis apa yang ada dalam pikiran. Sesuatu yang ada di pikiran kita merupakan bahan terbaik untuk menulis. "Jangan bingung saat hendak memulai. Apa yang ada dalam pikiran kita, itulah yang mesti ditulis," kata dia.
Rosita menambahkan proses kreatif itu membutuhkan banyak ide sehingga membaca merupakan keharusan. Dia juga menyarankan agar setiap penulis berani bertanya kepada orang lain agar tulisan yang dihasilkan tetap logis meskipun ranahnya fiksi.
"Cerpen dengan setting luar negeri bisa kita tulis meskipun kita belum pernah ke sana. Syaratnya, kita tahu persis detailnya dengan banyak membaca dan bertanya," ujar pengarang yang menulis novel berlatar Kota Paris itu.
Pembicara lainnya, Redaktur Opini dan Sastra Lampung Post Udo Z. Karzi, mengatakan media massa memberikan ruang untuk tulisan kreatif, seperti opini, cerpen, puisi, dan resensi buku.
Media membutuhkan karya penulis untuk mengisi rubrik tersebut. Namun, karya yang dikirim harus sesuai ketentuan dan memiliki daya tarik sehingga menarik minat pembaca. Dia juga mengatakan menghasilkan karya yang baik dan utuh bisa dibentuk dengan kerangka karangan yang kuat. Ragangan yang kuat membuat konstruksi tulisan kita semakin bagus dan menarik. (ASP/S2)
Sumber: Lampung Post, Senin, 29 Juli 2013
Makasih ulasan beritanya Udo :)
ReplyDelete