Silvana Maya Pratiwi |
MEMBACA sebuah buku akhirnya menginspirasi dan mengubah kehidupannya. Alasan itu yang membuat wanita satu ini semakin gemar membaca dan berusaha untuk terus mengajak orang lain melakkan hal yang sama. Hingga akhirnya dia mampu mendirikan Rumah Baca Asma Nadia di Lampung.
Nama lengkap wanita itu ialah Silvana Maya Pratiwi. Gadis kelahiran Bandar Lampung, 20 Januari 1992, ini tidak mengawali hobi membacanya ini sejak kecil. Keterbatasan untuk memperoleh buku saat itu menjadi alasan, selain itu dalam keluarganya juga belum menanamkan budaya untuk gemar membaca.
Kegemaranya membaca bermula dari ketidaksengajaan. Saat duduk di kelas VIII SMP, Silvana pernah berkunjung ke salah satu toko buku terbesar di Lampung untuk sekadar jalan-jalan. Setelah melihat-lihat banyaknya buku yang tertata rapi, matanya tertuju pada sebuah buku yang berada di salah satu rak.
Tampilan kover yang unik menarik perhatiannya. Jilbab Pertamaku, judul buku karangan Asma Nadia, akhirnya menjadi koleksi buku pertamanya. Buku dengan kover kartun seorang gadis berjilbab itulah yang akhirnya mengubah kehidupan anak pertama dari kedua bersaudara ini.
Dia sangat tertarik dengan kisah sang penulis yang menurutnya sangat inspiratif.
Dalam buku bergenre anak muda itu, penulis mengisahkan pengalaman pertamanya mengenakan jilbab. Akhirnya, usai membaca buku tersebut, Silvana termotivasi dan memutuskan untuk mengenakan hijab. "Allhamdulilah, setelah membaca buku itu saya memutuskan untuk berhijab," ujar Silvana saat ditemui di Rumah Baca Asma Nadia.
Setelah membaca buku itu, Silvana semakin sadar betapa pentingnya membudayakan membaca sejak dini seperti yang ditanamkan dalam keluarga Asma Nadia, penulis buku-buku kegemaranya. Budaya itulah yang tidak ditemukan Silvana dalam keluarganya. Namun, Silvana pun sedikit maklum. "Saya terlahir dalam keluarga yang bisa dibilang sibuk," ujar wanita berjilbab lebar ini.
Dia menjelaskan ayahnya bekerja di salah satu perusahaan BUMN, sedangkan ibunya mengajar di salah satu sekolah di Kabupaten Lampung Selatan. Kesibukan orang tuanya memang cukup menyita waktu untuk bisa berkumpul dengan keluarga pada saat itu.
Ibunya harus sudah berangkat pagi dan pulang sore karena sekolah tempatnya mengajar cukup jauh, sedangkan sang ayah memang sering pulang hingga malam hari karena tugasnya. Silvana yang saat itu masih anak-anak lebih sering tinggal bersama sang nenek yang kini telah almarhum.
Menjadikan membaca sebagai rutinitas, Silvana semakin gemar mengoleksi berbagai buku bacaan. Meski awalnya hanya membeli buku penulis tertentu, kini Silvana sadar banyak buku yang bagus karangan penulis lain yang harus dia baca.
Kini Silvana sudah memiliki sekitar 500 koleksi buku yang tersimpan di perpustakaan pribadinya. "Karena rak yang ada di kamar tak mampu menampung koleksinya, beberapa buku sampai saya letakan di kasur," ujar Silvana.
Buku-buku tersebut sebagian besar dia beli sendiri dengan uang jajan yang selalu dia sisihkan, sedangkan sebagian lagi adalah pemberian sahabat-sahabatnya yang sudah paham dengan kegemaran membacanya. Silvana juga tak pernah ketinggalan untuk membeli buku ketika bepergian keluar kota. "Sambil wisata, saya juga selalu hunting dan belanja buku bagus," kata dia.
Dari pengalaman hidupnya yang terbilang telat mengenal dunia membaca, Silvana tergerak untuk ikut berperan dalam menanamkan budaya membaca sejak dini. Hingga akhirnya misinya kini mulai berbuah hasil dengan hadirnya Rumah Baca Asma Nadia Lampung. Silvana berkontribusi menanamkan budaya membaca untuk orang-orang di sekelilingnya.
Penggagas Taman Buku Asma Nadia Lampung
USAHANYA untuk menumbuhkan minat baca masyarakat semakin terlihat hasilnya. Berkat kerja sama dengan Asma Nadia, penulis yang telah menginspirasi dirinya, Silvana mampu menggagas berdirinya Rumah Baca Asma Nadia di Lampung.
Semuanya ini berawal dari kekaguman Silvana kepada penulis Asma Nadia hingga pada suatu hari dia bertemu dengan penulis yang menjadi inspirasinya tersebut. Pertemuan itu terjadi ketika Silvana menjadi panitia kegiatan di organisasinya. Saat itu organisasinya mengadakan seminar tentang penulisan dan mengundang Asma Nadia sebagai pembicara.
Bukan main senangnya ketika Silvana diberi tugas menjemput Asma Nadia. Ketika bertemu langsung, Silvana mengungkapkan keinginanya untuk mendirikan rumah baca di Lampung. Gayung bersambut, Asma Nadia yang memang memiliki program pendirian rumah baca memerintahkan Silvana untuk membuat proposal pengajuan.
Dengan seorang diri, Silvana membuat proposal di tengah kesibukan kuliahnya. "Allhamdulilah, proposal saya diterima dan Rumah Baca Asma Nadia kini bisa berdiri di Lampung," kata dia dengan wajah gembira.
Rumah Baca Asma Nadia yang berlokasi di Jalan Ikan Nila IX, No. 18, Kelurahan Bumiraya, Kecamatan Bumiwaras, Bandar Lampung, ini kini telah memiliki sekitar 200 koleksi buku bacaan.
Buku-buku koleksi tersebut sebagaian besar adalah berasal dari program Rumah Baca Asma Nadia Pusat yang secara berkala mengirimkan buku. Selain itu, buku-buku tersebut juga merupakan hasil donasi dari berbagai kalangan dan organisasi yang ada di Lampung hingga Jakarta.
Kini, berbagai jenis buku, dari buku anak-anak, pengetahuan umum, hingga buku-buku sastra tertata rapi di rumah baca yang menempati lahan milik Yayasan Sepakat Karya Utama itu.
Rumah bada sederhana itu yang berdampingan dengan taman kanak-kanak. Silvana memilih lokasi ini karena sejalan dengan keinginanya untuk membudayakan membaca sejak dini, terutama kepada anak-anak yang belajar dan bermain di sekitar TK dan lingkungan tersebut.
Kini rumah baca gagasannya semakin berkembang, beberapa temannya juga mulai aktif menjadi sukarelawan Rumah Baca Asma Nadia. Tak hanya kegiatan membaca yang menjadi program rumah baca, Silvana dan beberapa sukarelawan juga aktif memberikan bimbingan belajar kepada anak-anak yang hadir.
Selain itu, mahasiswi yang pernah mengikuti program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kebangsaan hingga ke Aceh ini berharap dirinya bisa mendirikan rumah baca lain. "Saya berharap rumah baca yang kelak saya dirikan memakai nama saya seperti Asma Nadia yang dari awal menginspirasi saya," kata Silvana sambil tersenyum.
Ingin Menginspirasi lewat Tulisan
BERAWAL dari hobi membaca buku, Silvana kini juga bertekad dapat menghasilkan buku hasil dari tulisanya sendiri. Dia juga mengungkapkan banyak merasakan manfaat dari buku berbagai pengarang yang dia sudah dibaca.
"Saya tertarik untuk ikut menginspirasi orang lain melalui tulisan, seperti para penulis yang telah menginspirasi saya melalui tulisan mereka," kata mahasiswi Jurusan Kimia Universitas Lampung ini.
Silvana juga mengungkapkan setiap buku memiliki kekuatan. Melalui sebuah buku, penulis dapat ikut membuat sebuah perubahan untuk orang lain. "Karena buku yang baik adalah buku yang bisa memberikan kebaikan kepada pembacanya," kata mahasiswi yang gemar berorganisasi untuk menambah kemampuan komunikasinya ini.
Meski hobi menulis, Silvana mengaku memiliki kelemahan dalam hal komunikasi. Dirinya merasa kesulitan jika harus berbicara dengan orang lain, terlebih berbicara dalam forum sehingga Silvana memang lebih suka menuliskan segala pengalamannya dalam sebuah diary. Kebiasaannya menulis buku harian masih berlanjut sampai sekarang, hingga lima belas diary sudah dia tulis.
Walau berkuliah di jurusan kimia, Silvana bercita-cita menjadi seorang jurnalis. Hal ini jugalah yang menjadikan wanita penghobi traveling ini memilih lembaga pers mahasiswa sebagai tempatnya berorganisasi.
Di kampus, Silvana pernah bergabung di Natural yang merupakan salah satu lembaga pers mahasiswa di Fakultas MIPA Unila. Jabatan terakhirnya di Natural ialah sebagai pemimpin redaksi. Kini untuk mengembangkan kemampuanya dalam menulis, Silvana juga aktif di Forum Lingkar Pena (FLP) Lampung. (RUDIANSYAH/S2)
BIODATA
Nama : Silvana Maya Pratiwi
Lahir : Bandar Lampung, 20 Januari 1992
Agama : Islam
Ayah : Agung Wicahyono
Ibu : Azrah
Adik : Radina Ferzya
Alamat : Jalan Tupai, Gang Alhidayah, No. 31, Kedaton, Bandar Lampung
Pendidikan:
1. TK Aisyiyah 1 Bustanul Afthal
2. SDN 1 Sidodadi (lulus 2004)
3. SMPN 16 Bandar Lampung (lulus 2007)
4. SMAN 14 Bandar Lampung (lulus 2010)
5. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Kimia Unila (angkatan 2010)
Organisasi:
1. Ketua Rumah Baca Asma Nadia
2. Sekretaris Forum Lingkar Pena Lampung
3. Pemimpin Redaksi UKMF Natural (2012)
Prestasi dan Karya:
1. Juara II pidato kepalangmerahan dwilomba PMR 1 SMAN 9 Bandar Lampung
2. Buku antologi Semua Tentang Maya
3. Buku antalogi Ketika Dewi Takut
Sumber: Lampung Post, Jumat, 13 September 2013
Nama lengkap wanita itu ialah Silvana Maya Pratiwi. Gadis kelahiran Bandar Lampung, 20 Januari 1992, ini tidak mengawali hobi membacanya ini sejak kecil. Keterbatasan untuk memperoleh buku saat itu menjadi alasan, selain itu dalam keluarganya juga belum menanamkan budaya untuk gemar membaca.
Kegemaranya membaca bermula dari ketidaksengajaan. Saat duduk di kelas VIII SMP, Silvana pernah berkunjung ke salah satu toko buku terbesar di Lampung untuk sekadar jalan-jalan. Setelah melihat-lihat banyaknya buku yang tertata rapi, matanya tertuju pada sebuah buku yang berada di salah satu rak.
Tampilan kover yang unik menarik perhatiannya. Jilbab Pertamaku, judul buku karangan Asma Nadia, akhirnya menjadi koleksi buku pertamanya. Buku dengan kover kartun seorang gadis berjilbab itulah yang akhirnya mengubah kehidupan anak pertama dari kedua bersaudara ini.
Dia sangat tertarik dengan kisah sang penulis yang menurutnya sangat inspiratif.
Dalam buku bergenre anak muda itu, penulis mengisahkan pengalaman pertamanya mengenakan jilbab. Akhirnya, usai membaca buku tersebut, Silvana termotivasi dan memutuskan untuk mengenakan hijab. "Allhamdulilah, setelah membaca buku itu saya memutuskan untuk berhijab," ujar Silvana saat ditemui di Rumah Baca Asma Nadia.
Setelah membaca buku itu, Silvana semakin sadar betapa pentingnya membudayakan membaca sejak dini seperti yang ditanamkan dalam keluarga Asma Nadia, penulis buku-buku kegemaranya. Budaya itulah yang tidak ditemukan Silvana dalam keluarganya. Namun, Silvana pun sedikit maklum. "Saya terlahir dalam keluarga yang bisa dibilang sibuk," ujar wanita berjilbab lebar ini.
Dia menjelaskan ayahnya bekerja di salah satu perusahaan BUMN, sedangkan ibunya mengajar di salah satu sekolah di Kabupaten Lampung Selatan. Kesibukan orang tuanya memang cukup menyita waktu untuk bisa berkumpul dengan keluarga pada saat itu.
Ibunya harus sudah berangkat pagi dan pulang sore karena sekolah tempatnya mengajar cukup jauh, sedangkan sang ayah memang sering pulang hingga malam hari karena tugasnya. Silvana yang saat itu masih anak-anak lebih sering tinggal bersama sang nenek yang kini telah almarhum.
Menjadikan membaca sebagai rutinitas, Silvana semakin gemar mengoleksi berbagai buku bacaan. Meski awalnya hanya membeli buku penulis tertentu, kini Silvana sadar banyak buku yang bagus karangan penulis lain yang harus dia baca.
Kini Silvana sudah memiliki sekitar 500 koleksi buku yang tersimpan di perpustakaan pribadinya. "Karena rak yang ada di kamar tak mampu menampung koleksinya, beberapa buku sampai saya letakan di kasur," ujar Silvana.
Buku-buku tersebut sebagian besar dia beli sendiri dengan uang jajan yang selalu dia sisihkan, sedangkan sebagian lagi adalah pemberian sahabat-sahabatnya yang sudah paham dengan kegemaran membacanya. Silvana juga tak pernah ketinggalan untuk membeli buku ketika bepergian keluar kota. "Sambil wisata, saya juga selalu hunting dan belanja buku bagus," kata dia.
Dari pengalaman hidupnya yang terbilang telat mengenal dunia membaca, Silvana tergerak untuk ikut berperan dalam menanamkan budaya membaca sejak dini. Hingga akhirnya misinya kini mulai berbuah hasil dengan hadirnya Rumah Baca Asma Nadia Lampung. Silvana berkontribusi menanamkan budaya membaca untuk orang-orang di sekelilingnya.
Penggagas Taman Buku Asma Nadia Lampung
USAHANYA untuk menumbuhkan minat baca masyarakat semakin terlihat hasilnya. Berkat kerja sama dengan Asma Nadia, penulis yang telah menginspirasi dirinya, Silvana mampu menggagas berdirinya Rumah Baca Asma Nadia di Lampung.
Semuanya ini berawal dari kekaguman Silvana kepada penulis Asma Nadia hingga pada suatu hari dia bertemu dengan penulis yang menjadi inspirasinya tersebut. Pertemuan itu terjadi ketika Silvana menjadi panitia kegiatan di organisasinya. Saat itu organisasinya mengadakan seminar tentang penulisan dan mengundang Asma Nadia sebagai pembicara.
Bukan main senangnya ketika Silvana diberi tugas menjemput Asma Nadia. Ketika bertemu langsung, Silvana mengungkapkan keinginanya untuk mendirikan rumah baca di Lampung. Gayung bersambut, Asma Nadia yang memang memiliki program pendirian rumah baca memerintahkan Silvana untuk membuat proposal pengajuan.
Dengan seorang diri, Silvana membuat proposal di tengah kesibukan kuliahnya. "Allhamdulilah, proposal saya diterima dan Rumah Baca Asma Nadia kini bisa berdiri di Lampung," kata dia dengan wajah gembira.
Rumah Baca Asma Nadia yang berlokasi di Jalan Ikan Nila IX, No. 18, Kelurahan Bumiraya, Kecamatan Bumiwaras, Bandar Lampung, ini kini telah memiliki sekitar 200 koleksi buku bacaan.
Buku-buku koleksi tersebut sebagaian besar adalah berasal dari program Rumah Baca Asma Nadia Pusat yang secara berkala mengirimkan buku. Selain itu, buku-buku tersebut juga merupakan hasil donasi dari berbagai kalangan dan organisasi yang ada di Lampung hingga Jakarta.
Kini, berbagai jenis buku, dari buku anak-anak, pengetahuan umum, hingga buku-buku sastra tertata rapi di rumah baca yang menempati lahan milik Yayasan Sepakat Karya Utama itu.
Rumah bada sederhana itu yang berdampingan dengan taman kanak-kanak. Silvana memilih lokasi ini karena sejalan dengan keinginanya untuk membudayakan membaca sejak dini, terutama kepada anak-anak yang belajar dan bermain di sekitar TK dan lingkungan tersebut.
Kini rumah baca gagasannya semakin berkembang, beberapa temannya juga mulai aktif menjadi sukarelawan Rumah Baca Asma Nadia. Tak hanya kegiatan membaca yang menjadi program rumah baca, Silvana dan beberapa sukarelawan juga aktif memberikan bimbingan belajar kepada anak-anak yang hadir.
Selain itu, mahasiswi yang pernah mengikuti program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kebangsaan hingga ke Aceh ini berharap dirinya bisa mendirikan rumah baca lain. "Saya berharap rumah baca yang kelak saya dirikan memakai nama saya seperti Asma Nadia yang dari awal menginspirasi saya," kata Silvana sambil tersenyum.
Ingin Menginspirasi lewat Tulisan
BERAWAL dari hobi membaca buku, Silvana kini juga bertekad dapat menghasilkan buku hasil dari tulisanya sendiri. Dia juga mengungkapkan banyak merasakan manfaat dari buku berbagai pengarang yang dia sudah dibaca.
"Saya tertarik untuk ikut menginspirasi orang lain melalui tulisan, seperti para penulis yang telah menginspirasi saya melalui tulisan mereka," kata mahasiswi Jurusan Kimia Universitas Lampung ini.
Silvana juga mengungkapkan setiap buku memiliki kekuatan. Melalui sebuah buku, penulis dapat ikut membuat sebuah perubahan untuk orang lain. "Karena buku yang baik adalah buku yang bisa memberikan kebaikan kepada pembacanya," kata mahasiswi yang gemar berorganisasi untuk menambah kemampuan komunikasinya ini.
Meski hobi menulis, Silvana mengaku memiliki kelemahan dalam hal komunikasi. Dirinya merasa kesulitan jika harus berbicara dengan orang lain, terlebih berbicara dalam forum sehingga Silvana memang lebih suka menuliskan segala pengalamannya dalam sebuah diary. Kebiasaannya menulis buku harian masih berlanjut sampai sekarang, hingga lima belas diary sudah dia tulis.
Walau berkuliah di jurusan kimia, Silvana bercita-cita menjadi seorang jurnalis. Hal ini jugalah yang menjadikan wanita penghobi traveling ini memilih lembaga pers mahasiswa sebagai tempatnya berorganisasi.
Di kampus, Silvana pernah bergabung di Natural yang merupakan salah satu lembaga pers mahasiswa di Fakultas MIPA Unila. Jabatan terakhirnya di Natural ialah sebagai pemimpin redaksi. Kini untuk mengembangkan kemampuanya dalam menulis, Silvana juga aktif di Forum Lingkar Pena (FLP) Lampung. (RUDIANSYAH/S2)
BIODATA
Nama : Silvana Maya Pratiwi
Lahir : Bandar Lampung, 20 Januari 1992
Agama : Islam
Ayah : Agung Wicahyono
Ibu : Azrah
Adik : Radina Ferzya
Alamat : Jalan Tupai, Gang Alhidayah, No. 31, Kedaton, Bandar Lampung
Pendidikan:
1. TK Aisyiyah 1 Bustanul Afthal
2. SDN 1 Sidodadi (lulus 2004)
3. SMPN 16 Bandar Lampung (lulus 2007)
4. SMAN 14 Bandar Lampung (lulus 2010)
5. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Kimia Unila (angkatan 2010)
Organisasi:
1. Ketua Rumah Baca Asma Nadia
2. Sekretaris Forum Lingkar Pena Lampung
3. Pemimpin Redaksi UKMF Natural (2012)
Prestasi dan Karya:
1. Juara II pidato kepalangmerahan dwilomba PMR 1 SMAN 9 Bandar Lampung
2. Buku antologi Semua Tentang Maya
3. Buku antalogi Ketika Dewi Takut
Sumber: Lampung Post, Jumat, 13 September 2013
No comments:
Post a Comment