BANDAR LAMPUNG (Lampost): Perwakilan adat dari Paksi Pak Skala Brak membantah acara halalbihalal dan silaturahmi yang digelar di Lamban Gedung Kuning, Sukarame, Bandar Lampung, Minggu (15-9), mendukung salah satu calon gubernur Lampung.
Panitia acara, Damanhuri Fattah, menegaskan pertemuan tersebut hanya sebatas halalbihalal dan silaturahmi empat paksi, yang meliputi Belunguh, Pernong, Bejalan di Way, dan Nyerupa. Selain itu, hanya ada acara penyerahan lambang kerajaan Skala Brak kepada kepala pemerintahan di Lampung.
"Di acara itu tidak ada sedikit pun pembicaraan soal politik dan tidak ada dukungan kepada salah satu calon," kata dia, saat berkunjung ke Lampung Post, Senin (16-9).
Menurut dia, kehadiran beberapa calon gubernur dalam acara itu hanya sebatas tamu undangan. Mukhlis hadir sebagai bupati Lampung Barat dan sebagai salah satu penyimbang adat di kabupaten tersebut. Sementara kehadiran Ridho Ficardo sebagai salah satu penyimbang adat Pepadun. "Kami sudah meminta kepada Ridho agar tidak bicara politik dalam sambutannya," kata dia.
Acara silaturahmi, kata dia, diadakan karena empat paksi Skala Brak tidak pernah berkumpul sejak tahun 1949. Baru pekan lalu ada momen untuk bertemu dan bersilaturahmi serta bisa menghadirkan empat sutan dari masing-masing paksi.
Dia menambahkan banyak pihak yang menilai acara tersebut berbau politis. Padahal, di dalamnya sama sekali tidak ada pembahasan soal politik dan tidak ada dukungan kepada salah satu calon.
Sementara itu, beberapa masyarakat adat Lampung Pepadun mempertanyakan status Ridho sebagai penyimbang adat. "Perlu ada penjelasan terkait status kepenyimbangan Ridho sebagai Sutan Rajo Adat dari marga Nunyai," kata Yan Murod, mewakili Buai Kuning Rio Limo dalam rilisnya kepada Lampung Post, kemarin. Dia menilai tidak ada dukungan dari penyimbang Pepadun dalam acara adat yang digelar di Lamban Gedung Kuning itu. (PAD/U3)
Sumber: Lampung Post, Selasa, 17 September 2013
Panitia acara, Damanhuri Fattah, menegaskan pertemuan tersebut hanya sebatas halalbihalal dan silaturahmi empat paksi, yang meliputi Belunguh, Pernong, Bejalan di Way, dan Nyerupa. Selain itu, hanya ada acara penyerahan lambang kerajaan Skala Brak kepada kepala pemerintahan di Lampung.
"Di acara itu tidak ada sedikit pun pembicaraan soal politik dan tidak ada dukungan kepada salah satu calon," kata dia, saat berkunjung ke Lampung Post, Senin (16-9).
Menurut dia, kehadiran beberapa calon gubernur dalam acara itu hanya sebatas tamu undangan. Mukhlis hadir sebagai bupati Lampung Barat dan sebagai salah satu penyimbang adat di kabupaten tersebut. Sementara kehadiran Ridho Ficardo sebagai salah satu penyimbang adat Pepadun. "Kami sudah meminta kepada Ridho agar tidak bicara politik dalam sambutannya," kata dia.
Acara silaturahmi, kata dia, diadakan karena empat paksi Skala Brak tidak pernah berkumpul sejak tahun 1949. Baru pekan lalu ada momen untuk bertemu dan bersilaturahmi serta bisa menghadirkan empat sutan dari masing-masing paksi.
Dia menambahkan banyak pihak yang menilai acara tersebut berbau politis. Padahal, di dalamnya sama sekali tidak ada pembahasan soal politik dan tidak ada dukungan kepada salah satu calon.
Sementara itu, beberapa masyarakat adat Lampung Pepadun mempertanyakan status Ridho sebagai penyimbang adat. "Perlu ada penjelasan terkait status kepenyimbangan Ridho sebagai Sutan Rajo Adat dari marga Nunyai," kata Yan Murod, mewakili Buai Kuning Rio Limo dalam rilisnya kepada Lampung Post, kemarin. Dia menilai tidak ada dukungan dari penyimbang Pepadun dalam acara adat yang digelar di Lamban Gedung Kuning itu. (PAD/U3)
Sumber: Lampung Post, Selasa, 17 September 2013
No comments:
Post a Comment