January 27, 2013

[Fokus] Memelihara Tradisi lewat Perajin

LAMPUNG memiliki kekayaan kain yang luar biasa. Namun, perlahan-lahan kekayaan itu makin tergerus oleh waktu, para perajin kain mulai berkurang.


Para orang tua yang memiliki kemampuan menenun dan menapis banyak yang sudah meninggal, tapi generasi berikutnya sedikit yang mau belajar.

Perancang busana asal Lampung, Raswan, memperkirakan tinggal sedikit orang Lampung yang bisa membuat kain tenun dengan alat tradisional gendong. Mungkin, kondisinya sudah pada tua dan tidak lagi mampu menyusun benang dengan alat kuno itu untuk menghasilkan kain tenun.


[Fokus] Tapis Lampung Kehilangan Panggung

KAIN tradisional Lampung sudah sangat dikenal di mancanegara. Bahkan, ada beberapa orang yang secara khusus mengoleksi kain tapis dan kain tenun lain asal Lampung.

Roslina Daan berkunjung ke Jepang untuk memamerkan kain tapis Lampung, November 2012 lalu. Pameran yang digelar selama satu minggu itu berlangsung atas kerja sama Museum Tekstil Indonesia dan Himpunan Perajin Tapis Lampung. Tokyo dan Kyoto, dua kota besar yang dipilih untuk memamerkan tapis dan kain tradisional Lampung yang lain.


[Fokus] Tapis-Sulam Usus Lampung Mendunia

PARA perancang busana berburu menggali kekayaan kain tradisional Lampung. Mereka masuk ke pelosok kampung untuk mempelajari aneka kain Lampung yang dahulu pernah dibuat orang-orang tua.

Acara puncak Pemilihan Putri Indonesia 2006 terasa lebih istimewa bagi Aan Ibrahim. Desainer Lampung itu mendapat kehormatan untuk merancang busana yang akan dipakai Miss Universe asal Puerto Riko, Zulyka Rivera, pada acara yang gemerlap itu.


January 26, 2013

Buku "Merajut Jurnalisme Damai di Lampung" Terbit

BANDARLAMPUNG -- Buku "Merajut Jurnalisme Damai di Lampung" yang diterbitkan bersama oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bandarlampung dan Indepth Publishing telah terbit, dan akan segera diluncurkan ke publik.

Buku "Merajut Jurnalisme Damai di Lampung" yang telah terbit dan segera diluncurkan. (Foto: ANTARA LAMPUNG/Dok. Indepth Publishing).

Sekretaris AJI Bandarlampung, Padli Ramdan, di Bandarlampung, Sabtu, menjelaskan bahwa buku itu sudah dirancang sejak Desember 2012 dan merupakan hasil kolaborasi dari para jurnalis, akademisi, aktivis, dan budayawan di Lampung.


January 25, 2013

Kemanusiaan Jurnalis dan Derita Warga Moromoro

Oleh Gatot Arifianto

PENYELESAIAN persoalan kemanusiaan tidak perlu pagar administratif, suku, agama, ras dan golongan. Persoalan kemanusiaan lebih memerlukan keikhlasan dan kesediaan berbagi sebagai solusi.

Siapa pun yang mau, maka akan mampu melakukan. Walau itu jurnalis, sebuah profesi yang bagi sejumlah pihak masih dipandang sebelah mata juga 'menakutkan' karena seringkali diidentikkan sebagai pencari kasus.


January 23, 2013

Melihat Jejak Aktivis Meneliti Sejarah Berdirinya Lampung (3/Habis): Dua Jurai Berbeda tapi Tetap Satu Keturunan!

BANDARLAMPUNG – Sejarah berdirinya Provinsi Lampung yang dimulai dari zaman kerajaan ribuan tahun silam terus menarik untuk disimak. Masih terjadi perdebatan, saling klaim, dan kesimpangsiuran data siapakah kerajaan tertua di Provinsi Lampung. Saat ini, sejumlah aktivis sedang giat menggali data sejarah Lampung yang terserak dengan menerjemahkan sebuah buku langka untuk menguak sejarah. Bagaimana kisahnya?

Aryanto Yusuf dan Slamet Budiono tengah menerjemahkan buku langka tentang sejarah Provinsi Lampung berbahasa Jawa halus berjudul Lampoeng, Tanah Lan Tijangipoen yang ditulis oleh K.R.T.A.A. Probonegoro yang merupakan bupati Betawi (Jakarta). Dari beberapa penggalan buku yang dicetak oleh Bale Poestaka Batavia-C pada tahun 1940 itu, salah satunya menyebutkan bahwa kerajaan tertua di Lampung yakni di Belalau atau tafsirnya Kerajaan Sekala Brak.


January 22, 2013

Melihat Jejak Aktivis Meneliti Sejarah Berdirinya Lampung (2): Buku ’’Lampoeng’’ Hanya Sebut Sekala Brak

TUNJUKKAN BUKU: Aryanto Yusuf saat menunjukkan
buku Lampoeng karya K.R.T.A.A. Probonegoro.
FOTO IST FOR RADAR LAMPUNG
BANDARLAMPUNG – Sejarah berdirinya Provinsi Lampung yang dimulai dari zaman kerajaan ribuan tahun silam terus menarik untuk disimak. Masih terjadi perdebatan, saling klaim, dan kesimpangsiuran data siapakah kerajaan tertua di Provinsi Lampung. Saat ini, sejumlah aktivis sedang giat menggali data sejarah Lampung yang terserak dengan menerjemahkan sebuah buku langka untuk menguak sejarah. Bagaimana kisahnya?

Aryanto Yusuf dan Slamet Budiono tengah menerjemahkan buku langka tentang sejarah Provinsi Lampung berbahasa Jawa halus berjudul Lampoeng, Tanah Lan Tijangipoen yang ditulis oleh K.R.T.A.A. Probonegoro yang merupakan bupati Betawi (Jakarta). Dari beberapa penggalan buku yang dicetak oleh Bale Poestaka Batavia-C pada tahun 1940 itu, salah satunya menyebutkan bahwa kerajaan tertua di Lampung yakni di Belalau atau tafsirnya Kerajaan Sekala Brak.


January 21, 2013

Melihat Jejak Aktivis Meneliti Sejarah Berdirinya Lampung (1): Terjemahkan Buku "Lampoeng" Bersumber Abad 18

BANDARLAMPUNG – Sejarah berdirinya Provinsi Lampung yang dimulai dari zaman kerajaan ribuan tahun silam terus menarik untuk disimak. Masih terjadi perdebatan, saling klaim, dan kesimpangsiuran data siapakah kerajaan tertua di Provinsi Lampung. Saat ini, sejumlah aktivis sedang giat menggali data sejarah Lampung yang terserak dengan menerjemahkan sebuah buku langka untuk menguak sejarah. Bagaimana kisahnya?

Beberapa aktivis yang tengah meneliti sejarah kerajaan tertua yang menjadi cikal bakal Lampung itu antara lain Ariyanto Yusuf dan Slamet Budiono. Keduanya sudah dua tahun ini meneliti berbagai literatur sejarah Lampung.


January 20, 2013

Membaca 'Masa Lalu' dari Cerita Tak Pernah Basi*

Oleh Isbedy Stiawan Z.S.

SEJATINYA cerpen-cerpen Maspril Aries ini ditulisnya semasa ia masih mahasiswa dan setelah lulus dari Universitas Lampung. Karena itu, saya seperti membaca “masa lalu” sang cerpenis, namun cerita-ceritanya dalam kitab ini tidak (akan) pernah basi.

Saya bersyukur menjadi “orang pertama” membaca kembali cerpen-cerpen Maspril Aries yang kini menetap di Palembang. Walaupun dulu saat masih di Universitas Lampung dan menjadi jurnalis di Lampung Post banyak cerpennya telah saya baca, baik yang dimuat koran kampus TEKNOKRA, Minggu Merdeka, maupun Singgalang (Padang), serta Lampung Post.


Gamolan Pekhing dari Sekala Brak

Data buku:

Gamolan Pekhing, Musik Bambu dari Sekala Berak

I Wayan Sumerta Dana Arta

Sekelek, Bandar Lampung

I, November 2012

xiii + 125 hlm.

SENI senantiasa berkembang mengikuti zaman. Pergeseran-pergeseran bentuk, fungsi dan makna kerap tak terhindarkan oleh campur tangan kreativitas seniman. Karena itu, penelitian atau pengkajian secara ilmiah menjadi sisi lain yang dibutuhkan sebagai acuan untuk memahami dan menjaga keutuhan suatu karya seni. Karena itu apa yang ditulis I Wayan Sumerta Dana Arta dalam Gamolan Pekhing Musik Bambu Dari Sekala Berak (Penerbit Sekelek, November 2012, editor Christian Heru Cahyo Saputro) menjadi bagian yang memperkaya literatur khasanah kesenian, khususnya seni musik tradisional Lampung.


Dua Putra Lampung Berpulang

BANDAR LAMPUNG (Lampost): Dua putra Lampung kemarin berpulang. Keduanya, yakni mantan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol. (Purn) Firman Gani dan mantan Wakil Gubernur Lampung era 1994?1998 Suwardi Ramli.

Firman Gani yang berdarah Lampung-Makassar ini meninggal dunia di usianya yang ke-61, Sabtu (19-1), pukul 10.00, di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta, akibat stroke. Sedangkan Suwardi Ramli menghembuskan napas terakhirnya sekitar pukul 10.30 di Rumah Sakit Medistra, Jakarta, akibat penyakit komplikasi yang telah lama dideritanya.


January 13, 2013

Penerbangan Perdana Krui Lampung-Jakarta Direncanakan Maret

BANDAR LAMPUNG -- Pemerintah Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung akan mengkaji secepatnya harga tiket pesawat Susi Air jurusan Krui, Lampung-Jakarta sehubungan penerbangan perdana yang diharapkan paling lambat awal Maret 2013.

"Tarif yang akan dikenakan untuk rute Jakarta-Krui belum ada kesepakatan. Namun untuk harga tiket dari Bandara Fatmawati, Bengkulu-Bandara Seray, Krui telah disepakati Rp297.000/orang," kata Bupati Lampung Barat, Mukhlis Basri, melalui Kabag Humas dan Protokol, Burlianto Eka Putra, di Liwa, Lampung Barat, saat dihubungi dari Bandarlampung, Minggu.


January 12, 2013

SMPN 7 Kotabumi Gelar Latihan Dasar Kepemimpinan OSIS

KOTABUMI (Lampost): Sebanyak 24 pengurus OSIS (Organisasi Siswa Intra-Sekolah) SMPN 7 Kotabumi mengikuti pelatihan dasar kepemimpinan OSIS masa bakti 2012--2013 yang dipandu redaktur Lampung Post Zulkarnain Zubairi.

Pelatihan yang digelar selama tiga hari, mulai kemarin (1-1) hingga Minggu (13-1), itu dipusatkan di aula SMP setempat.


January 11, 2013

[Inspirasi] Wayan Mocoh: Membawa Gamolan Pering ke Ranah Nusantara

NAMA panjangnya I Wayan Sumerta Dana Arta. Akan tetapi, kalangan seniman Lampung menyebutnya Wayan Mocoh alias Wayan Gendut karena porsi tubuhnya memang demikian.

Lelaki kelahiran Tabanan, Bali, 18 April 1971 silam ini merupakan sosok penting, bahkan sangat penting, dalam pengembangan dan pelestarian gamolan pering sebagai alat musik tradisional masyarakat Lampung dari Kabupaten Lampung Barat ini.


Tari Batin untuk Para Turis

KERAJAAN Adat Paksi Pak Sekala Brak Kepaksian Pernong Lampung mempersiapkan sejumlah pertunjukan seperti tari "batin" guna menyambut ratusan turis dari luar negeri yang akan mengunjungi Gedung Dalom/Keraton kerajaan tersebut.

Bujang dan gadis Lampung sedang membawakan tari daerah. (Foto ANTARA/M.Tohamaksun)
        
Juru Bicara Gedung Dalom Kepaksian Pernong Seem R Canggu gelar Raja Duta Perbangsa, mengatakan, tari itu  akan dimainkan saat wisatawan dari Amerika, Kanada, Jerman dan lain sebagainya tiba di Gedung Dalom.
        

January 9, 2013

Lampung Kembangkan Musik Etnik di 2013

BANDAR LAMPUNG (Lampost): Lampung memiliki potensi kesenian yang besar. Gamola pring, alat musik tradisional asli Lampung, merupakan salah satu aset seni yang harus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk menguatkan karakter seni di Lampung.

Pada 2013 ini, tren kesenian di Lampung adalah mengembangkan musik etnik. Caranya, dengan mengolaborasikannya dengan musik nonetnik. "Kami akan membidik musik berlatar belakang etnik yang diramu dengan musik jazz," kata Ketua Harian Dewan Kesenian Lampung (DKL) Hari Jayaningrat, Selasa (8-1).


January 6, 2013

[Lentera] Humaidi Bangga Seni Tradisi Lampung

KETIKA ketertarikan akan seni tradisi hilang dan beralih pada seni modern, maka hilanglah identitas budaya lokal. Itu artinya tidak ada lagi yang bisa dibanggakan.

Humaidi Abbas pernah menampilkan sastra lisan di hadapan para seniman dan sastrawan dunia di Jakarta pada 2009. Saat itu sedang berlangsung pertemuan kesenian yang dihadiri banyak seniman dari berbagai negara.

[Fokus] Demi Citarasa Kopi

COBALAH klik "kopi Lampung" pada mesin pencari di internet. Selain informasi serius soal kopi yang dihasilkan Sai Bumi Ruwa Jurai ini, ada satu lagu campursari yang dinyanyikan Didi Kempot berjudul Kopi Lampung.

Lagu ini lahir bukan tanpa alasan. Ia diciptakan karena citarasa dan aroma kopi Lampung memang sudah kondang di nusantara, bahkan di dunia. Tak heran, kopi lampung menjadi ikon daerah dan begitu lekat dengan masyarakat penikmatnya.

[Fokus] Ngopi, Dari Warteg hingga Kafe Mewah

TANYAKAN apa rasanya kopi kepada para penikmatnya. Dari mereka akan muncul ratusan jawaban berbeda. Soal rasa, tidak bisa bohong. Namun, tak sedikit warung pinggir jalan menyajikan kopi lebih nikmat ketimbang kafe mewah.

Heri Pengaran, misalnya, tidak lengkap rasanya jika sehari saja tanpa minum kopi. Dia mengibaratkan kopi sebagai parfum di tubuh. ?Enggak minum kopi itu rasanya seperti rumah tanpa parfum dan wangi-wangian. Adanya yang kurang rasanya,? kata pria 48 tahun ini.


[Fokus] Kebersamaan dalam Secangkir Kopi

IJA ram ngupi pai (Ayo kita ngopi dulu)." Ini kebiasaan masyarakat Lampung. Setiap pagi sebelum ke ladang, minum kopi bareng di rumah tokoh adat. Sebagai balas jasa, tokoh adat mendapat bagian hasil panen.


BERSANTAI MENIKMATI KOPI. Sejumlah anak muda menikmati kopi di Waroeng Kopi di Jalan Nusa Indah, Bandar Lampung, Sabtu (5-1). Minum kopi saat ini menjadi teman di pagi, sore, dan malam hari. Membuka inspirasi memulai obrolan ringan yang akrab sampai membahas masalah yang pelik. (LAMPUNG POST/IKHSAN DWI NUR SATRI0)

Hujan baru saja reda menjelang sore, Jumat (4-1). Sisa-sisa air hujan masih membasahi rumah panggung milik Holid Balaw di Jalan Hayam Wuruk, Bandar Lampung. Hunian khas masyarakat Lampung ini kedatangan empat orang tamu.

January 5, 2013

Menara Siger, Destinasi Wisata Lampung

KEPALA Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Budpar) Provinsi Lampung, Gatot Hudi Utomo mengatakan kawasan Menara Siger di Kecamatan Bakauheni, Kabupaten Lampung Selatan yang kebetulan letaknya strategis berada di ujung selatan pulau Sumatera, akan dijadikan salah satu destinasi wisata di provinsi itu.

Seorang pengunjung menggunakan teropong sedang melihat pemandangan Selat Sunda di objek wisata Menara Siger Bakauheni, Lampung Selatan. Objek wisata di ujung Pulau Sumatera ini ramai pengunjung pada libur akhir tahun yang menawarkan berbagai wahana menarik, terutama keindahan pemandangan laut dan pulau. (FOTA ANTARA)
        
"Kami terus mengupayakan penambahan berbagai fasilitas pendukung agar tempat wisata sekaligus ikon Lampung ini banyak dikunjungi wisatawan dari dalam dan luar daerah," katanya.