ORANG Lampung seringkali menggunakan kata sindiran, ungkapan, kata-kata bersayap, pepatah atau peribahasa dengan ungkapan kata-kata indah lagi bernas serta mengandung arti yang mendalam.
"Masyarakat Lampung telah lama mengenal bahasa, aksara, sastra. Termasuk peribahasa yang merupakan bagian dari sastra," kata Iwan Nurdaya-Djafar saat Diskusi Buku Petatah-Petitih Lampung karya Iwan Nurdaya-Djafar dan Lelaki Dari Timur, Man from the East karya Mohsen Al-Guindy, Sabtu (27/9).
Dalam acara yang diselenggarakan Dewan Kesenian Lampung Timur di Auditorium STKIP PGRI Tanjungkarang ini selain Iwan, tampil sebagai pembahas dosen STKIP Muhammadiyah Kotabumi Dr. Armida, dosen STKIP PGRI Tanjungkarang Dr. Surastina, dan penulis Udo Z. Karzi.
Menurut Iwan, suku Lampung memiliki kemampuan dalam mempergunakan kata-kata yang tepat. Sebab, tiap-tiap pepatah mempunyai daya kamampuan untuk mempertegas sesuatu soal. Dari sekian banyak kata yang diucapkan, isi pepatahlah yang menjadi pokok atau kata-kata yang harus digarisbawahi.
"Selain berfungsi sebagai pemanis, pepatah, ungkapan, aforisma, dan kata-kata bersayap, dapat pula memaksakan pendengarnya untuk betul-betul menanggapi sesuatu persoalan dengan serius, karena dibuat begitu rupa agar mempunyai daya tarik, mempertegas suatu soal, dan mempersingkat pembicaraan," ujarnya.
Dalam pandangan Udo Z. Karzi, buku Pepatah Petitih Lampung yang disusun Iwan Nurdaya-Djafar (diterbitkan Dewan Kesenian Lampung, November 2013) memiliki makna bagi perkembangan dan pengembangan sastra Lampung ke depan.
Buku ini mendokumentasikan sebagian dari jenis-jenis sastra lisan Lampung yang berkembang di tengah masyarakat Lampung. "Inilah kekayaan bahasa dan sastra Lampung yang tidak akan habis digali," ujar Udo Z. Karzi yang baru menerima Penghargaan Kamaroeddin 2014 dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI) ini.
Dr. Surastina melihat buku Pepatah-Petitih Lampung memberikan pengayaan bagi perkembangan bahasa dan sastra Lampung yang kian dilupakan. "Kita berharap buku-buku seperti ini bisa memotivasi siswa dan mahasiswa untuk mengenal dan mempelajari bahasa dan sastra Lampung," ujarnya. (*)
Sumber: Lampung Post, Senin, 29 September 2014
"Masyarakat Lampung telah lama mengenal bahasa, aksara, sastra. Termasuk peribahasa yang merupakan bagian dari sastra," kata Iwan Nurdaya-Djafar saat Diskusi Buku Petatah-Petitih Lampung karya Iwan Nurdaya-Djafar dan Lelaki Dari Timur, Man from the East karya Mohsen Al-Guindy, Sabtu (27/9).
Dalam acara yang diselenggarakan Dewan Kesenian Lampung Timur di Auditorium STKIP PGRI Tanjungkarang ini selain Iwan, tampil sebagai pembahas dosen STKIP Muhammadiyah Kotabumi Dr. Armida, dosen STKIP PGRI Tanjungkarang Dr. Surastina, dan penulis Udo Z. Karzi.
Menurut Iwan, suku Lampung memiliki kemampuan dalam mempergunakan kata-kata yang tepat. Sebab, tiap-tiap pepatah mempunyai daya kamampuan untuk mempertegas sesuatu soal. Dari sekian banyak kata yang diucapkan, isi pepatahlah yang menjadi pokok atau kata-kata yang harus digarisbawahi.
"Selain berfungsi sebagai pemanis, pepatah, ungkapan, aforisma, dan kata-kata bersayap, dapat pula memaksakan pendengarnya untuk betul-betul menanggapi sesuatu persoalan dengan serius, karena dibuat begitu rupa agar mempunyai daya tarik, mempertegas suatu soal, dan mempersingkat pembicaraan," ujarnya.
Dalam pandangan Udo Z. Karzi, buku Pepatah Petitih Lampung yang disusun Iwan Nurdaya-Djafar (diterbitkan Dewan Kesenian Lampung, November 2013) memiliki makna bagi perkembangan dan pengembangan sastra Lampung ke depan.
Buku ini mendokumentasikan sebagian dari jenis-jenis sastra lisan Lampung yang berkembang di tengah masyarakat Lampung. "Inilah kekayaan bahasa dan sastra Lampung yang tidak akan habis digali," ujar Udo Z. Karzi yang baru menerima Penghargaan Kamaroeddin 2014 dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI) ini.
Dr. Surastina melihat buku Pepatah-Petitih Lampung memberikan pengayaan bagi perkembangan bahasa dan sastra Lampung yang kian dilupakan. "Kita berharap buku-buku seperti ini bisa memotivasi siswa dan mahasiswa untuk mengenal dan mempelajari bahasa dan sastra Lampung," ujarnya. (*)
Sumber: Lampung Post, Senin, 29 September 2014
No comments:
Post a Comment