JURNALIS, penulis sekaligus pegiat seni dan budaya khususnya sastra dan bahasa Lampung Zulkarnain Zubairi (Udo Z Karzi) meraih Kamaroeddin Award 2014 yang diberikan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bandarlampung pada Malam Refleksi 20 Tahun AJI sekaligus penganugerahan penghargaan, di Kafe Merah Putih Bandarlampung, Sabtu (6/9) malam.
Udo Z Karzi (tengah) saat menerima Kamaroeddin Award 2014 diserahkan wakil keluarga Alm Kamaroeddin, di Bandarlampung, Sabtu (6/9) malam. (FOTO: ANTARA LAMPUNG/Budisantoso Budiman) |
Zulkarnain Zubairi atau lebih dikenal dengan Udo Z Karzi yang juga jurnalis Harian Umum Lampung Post itu telah pula menulis esai dan kolom serta menerbitkan sejumlah buku (termasuk sebagai editor), di antaranya sajak bahasa Lampung maupun kumpulan cerita buntak (cerita pendek) berbahasa Lampung, selain sejumlah buku populer lainnya.
Salah satu tim juri, Dr Tisnanta SH MH menyebutkan, jurnalis dan penulis sekaligus sastrawan dan budayawan muda Lampung ini telah menulis puisi, cerpen, dan esai di berbagai media massa lokal dan nasional sejak 1987.
Dia juga pernah menjadi Ketau Litbang Dewan Kesenian Lampung (DKL) tahun 2005--2006 serta mendirikan Penerbit Pustaka Labrak (bersama Y Wibowo dan Nugroho Este), selain itu juga editor Penerbit BE Press Bandarlampung sejak 2007.
"Zulkarnain Zubairi kami nilai sangat konsisten sebagai jurnalis dan penulis yang juga mampu mengangkat dan melestarikan seni dan budaya serta sastra Lampung melalui karya tulisannya," ujar akademisi Fakultas Hukum Universitas Lampung (Unila) itu mewakili tim juri beranggota tiga orang (Fadilasari, Budisantoso Budiman, dan Tisnanta).
Buku puisi karya Zulkarnain Zubairi Mak Dawah Mak Dibingi (2007) meraih penghargaan sastra Rancage 2008 untuk kategori sastra Lampung.
Tim juri sebelumnya telah menilai lima nominator peraih Kamaroeddin Award 2014, yaitu para tokoh atau institusi yang dinilai berperan aktif dan memberikan kontribusi terhadap kemerdekaan dan profesionalisme pers, penegakan hukum dan hak asasi manusia, serta demokrasi di Lampung, yaitu Zulkarnain Zubairi, Siti Noor Laila (Komisioner Komnas HAM asal Lampung), Iswadi Pratama (seniman teater asal Lampung yang mendunia), dan Uki M Kurdi (mantan Pemred Harian Umum Tribun Lampung), serta satu institusi, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bandarlampung.
"Tahun ini, untuk Kamaroeddin Award, tim juri sepakat memberikannya kepada Zulkarnain Zubairi yang memiliki nilai lebih, antara lain dengan posisinya di Harian Umum Lampung Post telah menelurkan para penulis muda yang mendapatkan kesempatan dimuat di salah satu harian terkemuka di Lampung ini," ujar Tisnanta, pada malam penganugerahan yang dihadiri berbagai kalangan itu pula.
Tim juri juga menilai para jurnalis di Lampung yang karya jurnalistiknya memiliki dampak bagi publik dan para pihak serta memberi inspirasi, dengan mengangkat berbagai persoalan di tengah masyarakat, untuk mendapatkan penghargaan Saidatul Fitriah 2014.
Menurut Tisnanta, dari 71 karya jurnalistik yang masuk dan dinilai juri, terdapat tiga karya yang dinominasikan meraih Saidatul Fitriah Award 2014, yaitu Gatot Arifianto (jurnalis LKBN Antara Lampung) dengan karya jurnalistik "Menunggu RSUD Waykanan Membuat Masyarakat Tersenyum", Endri Y (jurnalis koran Editor) dengan karya jurnalistik berseri "Bersenyum Manis itu dari Pringsewu", dan Wandi Barboy (jurnalis Harian Umum Lampung Post) dengan karya jurnalistik berseri tentang kasus pembuangan pasien di RSUD A Dadi Tjokrodipo Bandarlampung.
Juri akhirnya memutuskan karya Endri Y tentang kehidupan perempuan malam (pekerja seks komersial) di Kabupaten Pringsewu yang bermotto Gemma Sewu Bersenyum Manis (Gerakan Masyarakat Pringsewu Bersih, Sehat, Ekonomis, Nyaman, Unggul, Maju, dan Mandiri, serta Aman dan Agamis) sebagai pemenang dan peraih Saidatul Fitirah Award 2014.
Ketua AJI Bandarlampung Yoso Muliawan, didampingi Ketua Panitia Malam Refleksi 20 Tahun AJI dan Penghargaan Saidatul Fitriah dan Kamaroeddin 2014 Rudiyansah, menyatakan peraih Kamaroeddin dan Saidatul Fitriah 2014 mendapatkan plakat dan uang tunai.
AJI Bandarlampung menurut Yoso, setiap tahun memberikan kedua penghargaan itu kepada para tokoh jurnalis maupun nonjurnalis yang dinilai telah berkarya dan berkontribusi besar untuk perkembangan pers dan jurnalistik maupun HAM dan demokratisasi di Lampung.
"Tahun ini untuk tujuh kalinya AJI Bandarlampung sejak tahun 2008 memberikan penghargaan dimaksud," ujar Yoso pula.
Sumber: Antara, Minggu, 7 September 2014
No comments:
Post a Comment