Oleh Novan Saliwa
POLA pergaulan masyarakat Lampung sangat mengedepankan etika sopan-santun. Norma yang diatur di dalam adat juga kental dengan ajaran dan nilai-nilai ke-Islaman, menghormati yang lebih tua, dan menggunakan panggilan sebagai bentuk penghormatan. Itu semua terkandung dalam falsafah hidup ulun Lampung piil pesenggiri, nemui nyimah, bejuluk beadok, sakai sambayan dan nengah nyappur.
Demikian juga dalam tata berbahasa memiliki pembeda. Bagaimana berbahasa dengan yang lebih tua, berbahasa di dalam musyawarah adat (himpun/peppung), berbahasa terhadap pemimpin adat atau disebut jugadudungan, dan bagaimana berbicara dalam pergaulan sehari-hari dengan teman sebaya. Bahasa yang tersusun dan dipakai di dalam acara adat biasanya disebut dengan bahasa perwatin/merwatin. Dan, bahasa yang tertata rapih dan dipakai saat musyawarah dalam adat sai bain disebut tetangguhan atau butetangguh. Di dalamnya setiap kalimat telah tersusun mana yang dahulu mana yang akhir, mana kalimat pokok mana kalimat penghias atau perumpamaan.
Novan Saliwa. DOKPRI |
Demikian juga dalam tata berbahasa memiliki pembeda. Bagaimana berbahasa dengan yang lebih tua, berbahasa di dalam musyawarah adat (himpun/peppung), berbahasa terhadap pemimpin adat atau disebut jugadudungan, dan bagaimana berbicara dalam pergaulan sehari-hari dengan teman sebaya. Bahasa yang tersusun dan dipakai di dalam acara adat biasanya disebut dengan bahasa perwatin/merwatin. Dan, bahasa yang tertata rapih dan dipakai saat musyawarah dalam adat sai bain disebut tetangguhan atau butetangguh. Di dalamnya setiap kalimat telah tersusun mana yang dahulu mana yang akhir, mana kalimat pokok mana kalimat penghias atau perumpamaan.