-- Frans Sartono
ADA langkah baru di industri musik negeri ini. Bakat-bakat yang selama ini berada jauh dari pusat industri musik dijaring lewat kompetisi band A Mild Live Wanted. Dari ajang ini, band-band dari Kupang, Ambon, sampai Merauke siap tampil di pentas musik Tanah Air.
Oppie Batseni (19), vokalis band 99 dari Kabupaten Merauke, Provinsi Papua, tidak pernah membayangkan akan ikut rekaman album kompilasi di Musica Studio, Jakarta. Ada berlapis-lapis impian yang tiba-tiba menjadi kenyataan, termasuk untuk pertama kalinya bisa keluar pulau dan main sepanggung dengan band Samsons, Ungu, dan Naff.
"Untuk menyewa efek gitar saja kami harus menggadaikan ijazah. Kami utang ke mana-mana untuk bisa ikut lomba ini," kata Oppie tentang usaha kerasnya bersama band 99 pada kompetisi A Mild Live Wanted 2007.
Selama mengikuti kompetisi, efek gitar itu tak pernah lepas dari badan. Mereka menenteng perangkat panggung itu ke mana-mana karena takut hilang. Untuk ikut kompetisi, mereka bahkan tidak membawa gitar. Mereka mendapat pinjaman gitar dari peserta dari Ternate.
Untuk berlatih sehari-hari, mereka menggunakan gitar akustik. Sesekali jika ada uang, mereka menyewa studio seharga Rp 30.000 per jam untuk berlatih band.
"Untuk latihan, kami main pakai kardus sebagai drum," ujar Oppie.
"Kami juga tak punya pakaian bagus untuk naik panggung. Saya, misalnya, cuma pakai celana pendek waktu pentas di Makassar," tutur Oppie yang berayah polisi dan beribu guru sekolah dasar itu.
Band 99 akhirnya menjadi juara pertama A Mild Live Wanted 2007 untuk regional Indonesia bagian timur yang digelar di Lapangan Karebosi, Makassar, Sulawesi Selatan, 14 April lalu. Band ini didukung anak muda Merauke, yaitu Fernandes Rombebunga pada gitar, Hendrik Jansen Metemko (keyboard), Denni Yelira (drum), Rusman Mustafa (gitar), dan Jonathan Yogi (bas).
Potensi
Di balik fasilitas minim, Oppie dan kawan-kawan menyimpan bakat dan potensi yang bisa dikembangkan di ladang industri musik. Setidaknya itu menurut juri-juri dalam kompetisi A Mild Live Wanted, yang antara lain melibatkan produser Mochammad Noerwana alias Noey dan Krisna Sadrach, gitaris Sucker Head dan produser yang pernah menangani album Ungu, plus beberapa pengamat musik, termasuk wartawan.
"Ini benar-benar kejutan. Seumur-umur, kami tak pernah temukan band dari Merauke," kata Noey yang pernah mengantar Peterpan ke industri musik.
Menurut Noey, vokal Oppie termasuk unik dan langka untuk ukuran musik pop di Indonesia. Warna vokal Oppie, kata Noey, seperti artis black music, tetapi sangat "ngerock".
"Mereka punya aura yang kuat di panggung. Penonton seperti kesirep. Penonton Makassar yang terkenal fanatik itu menjagokan band 99. Mereka berteriak memberi semangat, Merauke! Merauke!" kata Noey yang berpengalaman sebagai orang band di Java Jive.
Band peserta kompetisi, menurut Krisna Sadrach, memang disiapkan sebagai band tangguh. Mereka harus jago di panggung, tetapi juga bisa berkembang di industri rekaman. Untuk itu disyaratkan band itu harus mempunyai karakter yang bisa dijual. Lagu mereka harus komersial. Itulah mengapa dalam kompetisi mereka diwajibkan membawakan lagu ciptaan sendiri.
Sebagai juara regional Indonesia bagian timur, band 99 akan bertanding pada babak grand final di Jakarta Convention Center pada 19 Mei mendatang. Mereka akan bertanding dengan juara dari delapan regional lain. Juara pertama nantinya akan ditawari kontrak satu album dengan Musica Studio, plus tur selama setahun bersama A Mild Live.
Kompetisi band ini dirancang sebagai ajang pencarian bakat yang selama ini tak termonitor oleh pelaku industri musik. Kalangan produser, perusahaan rekaman, promotor pertunjukan, dan A Mild Live menggagas untuk menjemput bakat langsung ke sarangnya.
"Selama ini kami cuma dapat band dari Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, atau Palembang. Kenapa kita tidak cari dari Ambon, Aceh, atau Papua," kata Noey, salah seorang penggagas kompetisi.
Bakat-bakat baru diharapkan akan memberi kesegaran baru di belantika musik Tanah Air.
Bakat
Ternyata dinamika band di daerah sungguh luar biasa. Sejak kompetisi diumumkan, ribuan demo masuk. Bakat dari Merauke itu hanya salah satunya. Nyatanya, A Mild Live Wanted yang digelar sejak 16 Februari lalu diikuti sekitar 2.000 band dari berbagai daerah di Indonesia.
Setelah melalui beberapa tahapan seleksi, mereka maju dalam kompetisi tingkat regional dengan peserta 12 sampai 18 band. Dari puluhan band yang terjaring, terpilih sembilan bakat dari berbagai daerah. Mereka antara lain Beautiful Monday dari Medan, Jingga (Pekanbaru), Coin (Lampung), Second (Cirebon), Utara (Solo), Mori (Balikpapan), dan satu band dari regional Jabodetabek yang akan digelar 11 Mei mendatang.
Band peserta kompetisi mencerminkan persebaran bakat di negeri ini. Salah satunya adalah band Sayap dari Mataram, Lombok, yang masuk tiga besar dalam kompetisi regional Jawa bagian timur. Mereka selama ini belum tersentuh oleh pelaku industri musik yang selama ini berperan pengorbit bakat-bakat baru.
"Untuk teknologi, kami mengakui paling terbelakang dan kalah dengan band-band di Jawa. Di pundak-pundak kami terpikul banyak harapan. Semoga ada produser yang melirik kami," kata Eka, pemain bas band Sayap.
Bagi band Riviera yang beranggotakan mahasiswa Universitas Airlangga, Surabaya, kompetisi ini merupakan jalan untuk menembus perusahaan rekaman. Mereka telah mengikuti berbagai festival untuk mendapatkan kesempatan serupa.
"Banyak demo kami kirim ke perusahaan rekaman, tetapi belum pernah dijawab," kata Satria, pemain keyboard Riviera yang ditemui seusai diumumkan sebagai juara pertama A Mild Live Wanted tingkat regional Jawa bagian timur, 28 April lalu di lapangan Kenjeran, Surabaya.
Harapan Riviera telah terpenuhi. Setidaknya mereka telah ikut membuat album kompilasi bersama sembilan finalis lain di Musica Studio. Bakat-bakat baru itu masih harus berkompetisi di panggung industri musik dengan juri bernama telinga publik.
Sumber: Kompas, Minggu, 6 Mei 2007
aku juga ank Merauke dan slh stu mantan personil 99 wktu msh dmerauke...hx aja wktu itu aq masih sMK jdinya blum bsa ikut.....
ReplyDeleteanak2 merauke bnyak memiliki lagu2 ciptaan..tpi krna bgtu jauh nya dengan jakarta,serasa semua hanya mimpi aj....
Fardy Karma