BANDAR LAMPUNG (Lampost): Selama ini persoalan yang terlihat paling menonjol dialami sanggar-sanggar seni baik di tingkat sekolah, kampus ataupun umum adalah minimnya pengetahuan manajerial yang dimiliki para pengurus sehingga banyak yang tidak mampu bertahan lama.
Andi Rahman dari Putra Lampung Mandiri (PLM) mengemukakan hal tersebut saat ditemui di Taman Budaya Lampung (TBL), Rabu (30-1). Dia mengatakan hal tersebut yang mendorongnya menggelar kegiatan Pelatihan Manajemen Organisasi dan Manajemen Pertunjukan di TBL sejak 29--31 Januari. "Pelatihan ini digelar untuk menjadi ruang share bagi penggiat sanggar seni yang ada sehingga mereka akan mendapatkan pemahaman manajerial serta kiat-kiatnya untuk survive," kata Andi.
Karena banyak sanggar-sanggar kebingungan mencari link-link jaringan. Maka, ia berharap wacana yang dimiliki para pekerja seni bisa bertambah. "Kemampuan manajerial sangat menentukan terhadap kehidupan sanggar-sanggar seni ke depan," ujar dia.
Kendati Andi mengemukakan belum melakukan penelitian khusus berkaitan dengan kebutuhan sanggar-sanggar, berdasar pada hasil perbincangan dengan para seniman, persoalan manajerial memang menjadi masalah yang utama yang dihadapi sanggar. Sebab, memang banyak pekerja dan penggiat sanggar seni tidak memiliki kemampuan manajerial yang baik.
Pelatihan ini diharapkan menambah pengetahuan para penggelola sanggar seni sehingga ke depan bisa melahirkan forum komunikasi dan silaturahmi antarsanggar. "Meskipun fungsi tersebut seharusnya dilakukan Dewan Kesenian Lampung (DKL), paling tidak kami membantu DKL dalam mewujudkannya."
Pelatihan ini diikuti 50 peserta dari sanggar-sanggar seni di Bandar Lampung, Metro, Tanggamus, dan Lampung Tengah. Adapun pemateri terdiri dari Harry Djayaningrat, Assalam Nasrudin, dan Supriati. TYO/S-2
Sumber: Lampung Post, Kamis, 31 Januari 2008
No comments:
Post a Comment