BANDAR LAMPUNG (Lampost): Salah satu potensi Kota Bandar Lampung yang bisa menjadi strong point (nilai lebih, red) ialah durian. Sejak puluhan tahun lalu, kawasan Sukadanaham, Tanjungkarang Barat, dan Batu Putu, telah menjadi sentra buah musiman tersebut.
Wakil Wali Kota Bandar Lampung Kherlani menilai durian asal Sukadanaham tidak kalah manis dan enak dengan buah sejenis asal Sumatera Selatan. Seandainya setiap rumah menanam satu batang pohon durian, bukan tidak mungkin Bandar Lampung menjadi kota wisata durian.
Selain itu, masyarakat dapat meningkatkan penghasilan pada saat tertentu untuk menjual durian kepada wisatawan yang datang berkunjung ke Bandar Lampung. "Bukan hanya warga, rumah makan, hotel, dan tempat wisata lainnya juga dapat melakukan hal yang sama, jika kita sepakat Bandar Lampung dijadikan kota wisata durian," kata Kherlani, Rabu (6-2).
Kherlani meminta semua jajarannya dan masyarakat Bandar Lampung mendukung langkah wali kota menjadikan ikon buah durian sebagai buah khas Bandar Lampung yang mudah didapat, murah, dan berkualitas.
Apalagi, dengan rencana pembangunan Taman Tugu Durian di pertigaan Jalan Agus Salim--Radin Imba Kesuma Ratu, diharapkan dapat menjadi modal utama mendorong budi daya durian di Kota Tapis Berseri ini.
"Pak wali sudah mengajak kita semua agar Taman Tugu Durian benar-benar dijadikan monumen kota kalau Bandar Lampung merupakan salah satu daerah penghasil durian yang enak, manis, dan berkualitas baik," kata dia.
Sehingga, keterampilan dan keahlian dari warga untuk mengembangkan bibit durian lokal sangat diharapkan, guna melahirkan bibit durian Bandar Lampung yang khas dan berbeda dengan durian dari daerah lainnya.
Pantauan Lampung Post di lapangan, penjual durian sudah menjamur di Kota Bandar Lampung. Selain di kawasan Sukadanaham, di jalur dua Jalan Sultan Agung sampai ke Taman Hutan Kota Way Halim sudah dipenuhi penjual durian. Harga durian yang ditawarkan kepada masyarakat, sekalipun masih relatif mahal, tetapi bervariasi.
Harga yang ditawarkan saat ini, mulai Rp7.500--Rp15.000 per buah. Masih mahalnya harga durian disebabkan musim ini adalah panen perdana awal tahun 2008. Selain itu, pedagang durian beralasan buah yang dijualnya adalah durian jatuh, bukan peraman. "Kalau tidak bagus atau tidak manis, silakan ditukar," kata Anton (34), pedagang durian di kawasan Sukadanaham yang ditemui Lampung Post, kemarin. n KIM/K-1
Sumber: Lampung Post, Jumat, 8 Februari 2008
No comments:
Post a Comment