BANDAR LAMPUNG (Lampost): Hasil kerajinan tapis dan sulam usus Lampung berpotensi besar memasuki pasar luar negeri. Nigeria menjadi salah satu negara yang siap menerima tapis Lampung sebagai komoditas tekstil untuk dipakai sesuai dengan gaya berbusana masyarakat negara tersebut.
Hal ini diungkapkan Minister Political & Economic Nigeria, Abdul Azis M. Dankano, Rabu (24-6). Abdul Aziz datang ke Lampung bersama dua staf kedutaan Nigeria, yaitu N.N. Inechioma dan Oladipupa, untuk melihat langsung pembuatan tapis dan sulam usus di Rahayu Galery yang berlokasi di Jalan Soekarno-Hatta, Kedaton, Bandar Lampung.
Abdul Aziz mengatakan peluang ekspor kain tapis dan sulam usus ke Nigeria terbuka lebar. Mengingat masyarakat Nigeria khususnya kaum wanita, sehari-hari menggunakan kain sebagai busana. Kain yang biasa disebut asoke ini hampir mirip dengan bahan kain tapis. Bedanya asoke�20tidak disulam seperti pengerjaan tapis.
Abdu Aziz sangat terkesan dengan keindahan kain tapis dan sulam usus. "Karena dibuat dengan tangan, bentuk dan model sulaman terlihat begitu indah dan memiliki nilai seni tinggi," kata dia.
Menurut dia, di Nigeria banyak beredar sulaman yang hampir mirip dengan kain tapis atau bordir. Produk tekstil tersebut berasal dari Swiss, Korea, dan China. Namun produk tersebut dibuat menggunakan mesin tidak seperti kain tapis dan sulam usus yang dibuat secara tradisional menggunakan tangan.
"Kami siap memasarkan kain tapis dan sulam usus. Tolong perbanyak brosur, pamflet atau gambar-gambar untuk mempermudah mengenalkan tapis dan sulaman usus di negara kami," kata dia.
Sementara itu, pemilik Rahayu Galery, Siti Rahayu, mengatakan seiring dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat, kerajinan tapis tidak hanya berbentuk kain. Tapis kini telah dimodifikasi dan dibuat kerajian sebagai suvenir. Seperti hiasan dinding, peci, syal, dan berbagai model suvenir lainnya. Adapun bahan yang dipakai adalah kain sanwos atau tenun, benang emas atau perak dan pembidang. Sedangkan hasil kerajinan sulam usus antara lain berupa baju, sarung bantal kursi, peci, taplak meja dan lainnya.
"Dengan 18 orang pegawai di galeri ini yang sudah sangat terlatih, kami siap memasarkan tapis hingga ke luar negeri," kata Rahayu. n CR-1/E-2
Sumber: Lampung Post, Kamis, 25 Juni 2009
mantab min, akhirnya komoditas indonesia mampu menembus pasar luar negri
ReplyDelete