Palembang, Kompas - Bahasa daerah di Indonesia yang jumlahnya mencapai ratusan terancam punah. Bahasa daerah di Sumatera Selatan yang berjumlah enam bahasa juga terancam punah apabila tidak dilestarikan dan diwariskan kepada generasi muda.
Hal itu dikatakan Kepala Bidang Pengembangan Pusat Bahasa Kementerian Pendidikan Nasional Sugiyono di sela-sela seminar internasional bahasa, sastra, budaya, dan pengajaran bahasa dan sastra yang diselenggarakan Balai Bahasa Provinsi Sumsel di Palembang, Selasa (1/6).
Berdasarkan data Pusat Bahasa, bahasa daerah di Indonesia sebanyak 746 bahasa. ”Apabila tidak dilestarikan, bahasa daerah di Indonesia pada tahun 2099 tinggal 10 persen atau sekitar 75 bahasa daerah saja,” kata Sugiyono.
Menurut dia, pengaruh globalisasi menyebabkan bahasa daerah semakin ditinggalkan. Masyarakat pun sungkan menggunakan bahasa daerah. Akibat selanjutnya, bahasa daerah sulit diwariskan kepada generasi muda.
”Jumlah masyarakat yang masih menggunakan bahasa daerah dalam lingkungan keluarganya juga semakin berkurang,” ujarnya.
Kini pengaruh bahasa gaul melalui siaran televisi banyak ditiru generasi muda sehingga mereka semakin tidak mengenal bahasa daerah. Bahasa ”gaul” yang banyak dipakai.
Kepala Dinas Pendidikan Sumsel Ade Karyana mengutarakan, saat ini bangsa hidup di tengah zaman globalisasi. Namun, sebaiknya bangsa ini tetap menghargai dan melestarikan bahasa daerah meskipun juga perlu mempelajari bahasa asing.
”Naskah-naskah dalam bahasa daerah Sumsel harus mulai dikumpulkan. Itu salah satu upaya melestarikan bahasa daerah Sumsel,” kata Ade.
Bahasa daerah di Sumsel
Berdasarkan data Pusat Bahasa, bahasa daerah di Indonesia terbagi dalam tujuh kelompok, yaitu bahasa di Sumatera (21 bahasa), Jawa dan Madura (5 bahasa), Kalimantan (52 bahasa), Sulawesi (54 bahasa), Bali dan Nusa Tenggara (54 bahasa), Maluku (53 bahasa), dan Papua (207 bahasa).
Bahasa daerah dari Sumsel adalah bahasa Kayuagung, bahasa Komering, bahasa Lematang, bahasa Melayu, bahasa Ogan, dan bahasa Pedamaran.
Ada juga bahasa Basemah yang disebutkan asalnya diduga dari wilayah Sumsel, yaitu di kawasan Bukit Barisan bagian tengah. Namun, bahasa Basemah banyak digunakan di Lampung, bukan di Sumsel.
Bahasa Basemah memiliki empat dialek, yakni Semende, Palas Pasemah, Pegagan, dan Ogan.(WAD)
Sumber: Kompas, Rabu, 2 Juni 2010
No comments:
Post a Comment