BANDAR LAMPUNG (Lamppost): SMAN 1 Gadingrejo, Pringsewu, akan menggelar Kemah Bahasa dan Sastra. Acara ini digelar di sekolah dengan target peserta 400 pelajar SMA se-Provinsi Lampung.
Hal tersebut dikatakan SMAN 1 Gadingrejo Hermin Budiarsih saat melakukan penjajakan kerja sama dengan Lampung Post, Jumat (30-7). Hermin didampingi delapan panitia acara yang juga guru di sekolahnya. Wakil Pemimpin Umum Lampung Post Djadjat Sudradjat menerima baik ajakan kerja sama tersebut.
Hermin mengatakan Kemah Bahasa dan Sastra ini direncanakan melibatkan Pemerintah Provinsi Lampung, Dinas Pendidikan Provinsi Lampung, Dinas Pendidikan Pringsewu, Universitas Kristen Indonesia, dan Lampung Post sebagai media partner.
Menurut dia, acara Kemah Sastra ini dilatarbelakangi oleh keprihatinan melihat kondisi bahasa dan sastra Indonesia yang sudah terlupakan. Kecintaan dan rasa bangga terhadap bahasa Indonesia, apalagi sastra Indonesia sudah menurun. Hal ini otomatis menyebabkan lemahnya pemahaman dan minat generasi muda juga masyarakat sekarang terhadap bahasa dan sastra Indonesia.
"Sepertinya sekarang ini lebih keren kalau pakai bahasa Inggris sehingga bahasa induk sendiri dilupakan, ini sangat memprihatinkan," ujar Hermin.
Menurut dia, Kemah Sastra ini akan digelar pada minggu terakhir Oktober dengan mengundang sastrawan Lampung dan sastrawan nasional. Selain itu, ada penampilan dari sastrawan dari beberapa kedutaan luar negeri.
Djadjat Sudradjat menyambut baik gagasan dan rencana pihak SMAN 1 Gadingrejo mengelar Kemah Sastra tersebut. "Ini adalah gagasan dan ide yang luar biasa. Apalagi ini datang dari sekolah di perdesaan. Kalau sekolah perkotaan mungkin sudah biasa melaksanakan berbagai acara besar. Kami sangat mendukung acara ini," kata dia.
Menurut Djadjat, kondisi bahasa dan sastra Indonesia saat ini memang sangat memprihatinkan. Bahkan, suatu penelitian menyatakan masyarakat Jakarta kelas menengah-atas sama sekali tidak mencintai bahasa Indonesia. Mereka mengajak anak-anak mereka berbahasa Inggris di berbagai tempat, di mana pun.
"Ini berbahaya. Ini mirip dengan zaman Belanda, di mana bahasa Belanda dianggap sebagai bahasa kelas 1 dan bahasa Melayu adalah bahasa kelas 2. Tanpa sadar kita tercerai-berai! Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan kita," ujar Djadjat.
Selain menyatakan dukungannya atas penyelenggaraan Kemah Sastra tersebut, Djadjat juga memberikan masukan agar panitia lebih menonjolkan sastrawan lokal. Menurut dia, Lampung ini adalah satu provinsi yang memiliki penyair terbaik dan paling produktif di Indonesia. Sastrawan Lampung tidak hanya mewarnai media lokal Lampung, tetapi juga media nasional.
"Panitia bisa mengundang sastrawan yang kreatif, tetapi juga memiliki standar edukasi sehingga lebih mudah menyampaikan pemahaman sastra dalam bahasa akademis kepada para siswa dan pelajar," kata dia. (RIN/S-2)
Sumber: Lampung Post, Senin, 2 Agustus 2010
No comments:
Post a Comment