BANDAR LAMPUNG (Lampost): Hasil survei Rakata Institute menunjukkan Lampung Post (Lampost) merupakan surat kabar harian lokal paling populer di Lampung tahun 2010.
HARIAN TERPOPULER. Harian Lampung Post meraih penghargaan sebagai koran terpopuler di Provinsi Lampung dari Rakata Institute. Pemimpin Redaksi Sabam Sinaga beserta awak redaksi menunjukkan trofi tersebut, Minggu (8-8). (LAMPUNG POST/IKHSAN)
Surat kabar yang tergabung dalam Media Group (Media Indonesia dan Metro TV) ini dibaca oleh 400 ribu orang setiap hari. Hasil survei yang melibatkan 2.400 responden itu dipaparkan di Hotel Nusantara, Bandar Lampung, Minggu (8-8).
Dua koran lokal lainnya, Radar Lampung (grup Jawa Pos) dan Tribun Lampung (grup Kompas Gramedia) berada di urutan kedua dan ketiga. Sedangkan untuk media elektronik, Lampung TV yang terpopuler.
Sebelumnya, Sabtu (7-8), Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bandar Lampung juga menganugerahkan Saidatul Fitriah Award 2010 kepada wartawan Lampung Post, Agus Susanto. "Dua penghargaan ini kado ulang tahun terindah bagi Lampung Post yang genap berusia 36 tanggal 10 Agustus, besok," kata Pemimpin Redaksi Sabam Sinaga tadi malam.
Menurut Sekretaris Eksekutif Rakata Institute, Andri Satriawan, survei itu dilakukan periode Juni�Juli 2010. Survei diadakan di lima kabupaten dan satu kota, yakni Kota Bandar Lampung, Lampung Tengah, Lampung Timur, Lampung Selatan, dan Pesawaran. "Survei pada setiap wilayah memiliki tingkat kepercayaan 95% dengan tingkat kesalahan diperkirakan sekitar 5%," kata Andri didampingi Dewan Penasihat Eko Kuswanto.
Menurut dia, Lampung Post mendapatkan presentasi peminat terbesar dengan nilai 7,60%. Urutan kedua Radar Lampung (7,37%), sedangkan harian pendatang baru Tribun Lampung (6,73%). "Beberapa koran lain tidak terlalu signifikan dipilih masyarakat, hal ini kemungkinan karena distribusi dan penyebarannya,� kata Andri.
Eko Kuswanto juga mengatakan hasil survei tersebut diketahui peranan konsumen dalam memilih Lampung Post lebih menitikberatkan kualitas berita. Dari data itu, responden memilih kualitas berita 56%, kemudahan memperoleh 17%, dan bermerek atau terkenal 12%.
Masalah harga menempati urutan keempat (9%) dan tampilan menarik (6%). "Rakata itu dibesarkan media. Kami melakukan survei untuk juga mengubah anggapan selama ini menyebut Rakata hanya survei politik. Kami juga melakukan riset-riset bisnis lain."
Eko Kuswanto menambahkan survei terhadap media itu dilakukan karena rasa ingin tahu potret media lokal di Lampung. Masyarakat membutuhkan bacaan dan tontonan informasi yang aktual, tepercaya, dan terdidik untuk pembacanya.
Rakata Institute adalah lembaga survei independen yang dikelola orang-orang profesional di bidangnya. Hasil penghitungan cepat (quick count) Rakata dalam Pilkada Lampung memiliki presisi tinggi. Lembaga ini lebih banyak bergerak di bidang politik serta menjadi rujukan dan sumber kajian akademik. Selain politik, belakangan Rakata juga terjun menyurvei media massa. (JUN/R-1)
Sumber: Lampung Post, Senin, 9 Agustus 2010
No comments:
Post a Comment