Liwa, Lampung Barat, 3/ 8 (ANTARA) - Sejumlah wisatawan berminat mengunjungi situs sejarah di Kabupaten Lampung Barat termasuk untuk penelitian.
"Peninggalan sejarah yang terdapat di Lampung Barat cukup menarik, karena pada peninggalan tersebut banyak tersimpan cerita yang belum terpecahkan, dan ini menjadi nilai jual tersendiri untuk Lampung Barat," kata salah seorang pendatang yang berasal dari Jakarta, Rivaldo (32) di Sumberjaya,Lampung Barat, Selasa.
Dia menjelaskan, Lampung Barat kaya cerita sejarah yang cukup unik dan banyak yang belum terpecahkan.
"Hal ini tentunya menjadi acuan peneliti untuk lebih menggali cerita termasuk peninggalan benda sejarah di Lampung Barat," katanya.
Kemudian, lanjut dia, sebagian besar peninggalan sejarah di Lampung Barat lemah pengawasan.
"Kalau melihat dari keadaan sekarang, peninggalan benda sejarah sangat rawan terjadinya aksi pencurian, karena setelah melihat letak tempat dan segi pengamanan begitu lemah," kata dia.
Ia pun mengkhawatirkan akan terjadi pencurian atau pengalihan dari lokasi aslinya oleh pihak yang tidak bertanggungjawab untuk dijual ke kolektor.
Sementara itu, sejumlah warga mengatakan dengan banyaknya peninggalan sejarah di Kabupaten Lampung Barat bisa dimanfaatkan untuk wisata sejarah, meski sudah ada atapi belum optimal.
Wisata sejarah yang kerap dikunjungi oleh wisatawan asing dan domestik yakni, situs Batu Brak yanag merupakan peninggalan dari masa megalitik atau zaman batu besar prasejarah.
Situs tersebut juga dikelilingi beberapa peninggalan lain, seperti situs Batutameng, Telagamukmin, Batujaya, Air Ringkih, dan Batujajar. Semuanya menggambarkan kehidupan, upacara pemujaan, penguburan, dan permukiman manusia zaman batu besar.
Dari peninggalan sejarah dan budaya dalam bentuk patung, pahatan dan corak megalitik yang ditemukan di Sumberjaya, Kenali, dan Batu Brak menunjukkan bahwa suku Lampung berasal dari sebuah kerajaan yang bertahta di Lereng Gunung Pesagi yang letaknya di daratan Belalau.
Sejak masuknya Agama Islam di Lampung Barat, Kerajaan Sekala Brak diperintahkan oleh 4 orang umpu yang dinamakan Paksi Pak Sekala Brak.
Lampung Barat juga masih terdapat 14 Rumah Sabukh (Rumah Sabut) yang terletak di Pekon Hujung, Kecamatan Belalau, Lampung Barat, yang telah berusia ratusan tahun, dan disinyalir di daerah tersebut banyak didapati benda kuno yang masih disimpan oleh masyarakat.
Hal yang paling dominan menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Lampung Barat yakni terkait keselamatan situs sejarah tersebut, melihat kondisi yang ada keadaan lingkungan dapat mendukung pencurian benda sejarah.
Sementara itu Kepala Dinas Perhubungan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Lampung Barat, Sudirman mengatakan, peninggalan benda kuno di daerah itu menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Lampung Barat.
"Potensi ini jelas akan mengundang wisatawan yang akan menggali sejarah melalui benda kuno tersebut, selain itu, banyak dari objek sejarah belum tergali sepenuhnya," katanya.
Dia menjelaskan, fokus pemerintah yakni mewujudkan kelestarian benda cagar budaya.
"Untuk mengatasi lemahnya pengawasan terhadap benda sejarah ini, pemerintah pusat dan daerah sedang memfokuskan pendirian desa wisata, dengan masyarakat secara penuh dalam pengawasan benda sejarah tersebut," katanya.
Dia pun berharap masyarakat dapat berkoordinasi dengan pemkab dalam mengawasi benda sejarah tersebut, sehingga situs sejarah yang menjadi kekayaan bagi Lampung Barat tidak akan hilang.
Sumber: Antara, 3 Agustus 2010
No comments:
Post a Comment