BANDAR LAMPUNG (Lampost): Seni drama dan tari (sendratari) Kelekup Gangsa menyihir ratusan pengunjung Gebyar Pesona Lumbok Ranau IV di Pekon Lumbok, Kecamatan Seminung Lumbok, Lampung Barat, Sabtu (9-10) petang.
Tari yang menceritakan silsilah Danau Ranau itu baru kali ini ditampilkan sejak Gebyar Pesona Lumbok Ranau digelar pada 2007 silam. Nyoman Mulyawan, pelatih/koreografer sendratari tersebut, menjelaskan Kelekup Gangsa merupakan cerita rakyat Lampung Barat.
Selain mengingatkan, sendratari itu juga mengenalkan kepada orang lain tentang cerita Danau Ranau. Sebanyak 40 penari tampil di atas panggung yang terapung di Danau Ranau.
"Memang kami sengaja menaruh panggungnya di atas Danau Ranau. Karena, Festival Danau Ranau kali ini kami ingin memberikan sesuatu yang beda dari sebelumnya," kata Nyoman.
Pesan yang disampaikan dalam sendratari itu, ujarnya, kita tidak boleh merampas hak orang lain. Pria berdarah Bali itu menceritakan dahulu kala di Desa Seranggas, Kecamatan Balikbukit, Lampung Barat, ada seorang pemuka adat yang memiliki kelekup (kentungan) berwarna kuning keemasan.
Konon, kelekup itu memiliki kekuatan. "Apabila ada yang sakit, bila diberi air yang sudah dibasuh dengan kelekup itu niscaya akan sembuh," kata dia.
Naga Emas
Rupanya, cerita tentang Kelekup Gangsa terdengar ke Kerajaan Sriwijaya. Lalu, Raja Sriwijaya memerintahkan prajuritnya mencuri Kelekup Gangsa. Ternyata, setiap 100 meter, prajurit Sriwijaya yang mencuri kelekup itu tewas.
Akhirnya, mereka membuang Kelekup Gangsa ke Danau Ranau. Anehnya, kelekup itu berubah menjadi seekor naga keemasan. Menurut Nyoman, apabila ada yang menumbalkan sapi berwarna belang ke Danau Ranau, naga tersebut akan kembali berubah menjadi Kelekup Gangsa.
"Namun, karena waktu itu tak ada yang punya sapi seperti itu, akhirnya naga dibiarkan tetap berada di Danau Ranau," kata Nyoman yang juga Kepala Seksi (Kasi) Dinas Pariwisata Pemkab Lampung Barat.
Pria yang sudah 13 tahun menetap di Lampung Barat itu merupakan pencipta sendratari Kelekup Gangsa. Selain itu, Nyoman juga menciptakan tari cempaka yang mengawali Gebyar Pesona Lumbok Ranau IV. "Saya juga menciptakan tari sembah batin," kata Nyoman yang sudah menciptakan 30 tari daerah.
Sendratari Kelekup Gangsa sangat memikat pengunjung Festival Danau Ranau. Salah satunya, Burzan (48), warga setempat. Dia merasa terkejut dengan penampilan sendratari itu.
Dia tidak menyangka tari yang menceritakan sejarah Danau Ranau ditampilkan dalam Gebyar Pesona Lumbok Ranau IV. "Itu memang cerita orang tua dulu," kata Burzan, yang rumahnya tak jauh dari tempat acara.
Dia juga mengatakan sendratari itu bagus dan harus terus ditampilkan setiap Festival Danau Ranau. Hal senada dilontarkan Mirna (40), warga Pekon Lumbok. Mirna merasa senang dengan penampilan sendratari Kelekup Gangsa. Sebab, sendratari itu salah satu hal yang berbeda dalam Gebyar Pesona Lumbok Ranau kali ini. "Bagus kok tariannya," kata Mirna, usai menyaksikan acara tersebut. (MG10/D-3)
Sumber: Lampung Post, Senin, 11 Oktober 2010
No comments:
Post a Comment