BANDAR LAMPUNG (Lampost): Pemerintah Provinsi Lampung mendukung penuh penyelenggaraan Kemah Bahasa dan Sastra pelajar se-Provinsi Lampung yang digelar SMAN 1 Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu, selama empat hari, mulai 28 hingga 31 Oktober 2010.
Dukungan itu disampaikan Kepala Biro Bina Kesejahteraan Sosial Pemprov Lampung A. Nurdin Sefrizal, saat menerima panitia penyelenggara Kemah Bahasa dan Sastra, di ruang kerjanya, Kamis (7-10).
Menurut Nurdin, dengan kegiatan yang diikuti pelajar SMA dan sederajat tersebut, budaya, bahasa, dan sastra di masyarakat di Lampung dapat dilestarikan.
"Pemerintah mendukung setiap upaya menggali akar budaya dan sastra. Apalagi kegiatan ini untuk melestarikan budaya dan sastra di Lampung. Pemprov sangat mendukung. Dalam waktu dekat Pemprov Lampung juga akan membentuk lembaga bahasa dan sastra," kata Nurdin.
Menurut Nurdin, saat ini ada kecenderungan masyarakat gengsi atau enggan berbahasa Lampung. "Bahkan orang Lampung sendiri merasa gengsi kalau berbahasa Lampung," kata dia.
Kunjungan panitia Kemah Bahasa dan Sastra dipimpin Kepala SMAN 1 Gadingrejo Hermin Budiarsi dan perwakilan dari Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta Hendra Sibuea. Sedangkan dari panitia yang datang Ketua Sumarno dan Sekretaris Marikun.
Mereka juga didampingi Kepala Seksi Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Kabupaten Pringsewu Syafri. Kegiatan ini didukung Harian umum Lampung Post.
Kemah Bahasa dan Sastra se-Provinsi Lampung akan diikuti 400 siswa SMA sederajat se-Provinsi Lampung, dan akan menghadirkan sastrawan dan penulis, seperti Arswendo Atmowiloto, Ayu Utami, sastrawan-sastrawan Lampung, pakar linguistik dari Universitas Lampung, serta pakar sastra lisan Lampung. Peserta juga akan diberi materi tentang penulisan jurnalistik.
Ketua Panitia Kemah Bahasa dan Sastra Sumarno mengatakan kegiatan itu juga akan dihadiri atase kebudayaan asing, seperti atase kebudayaan China, atase kebudayaan Inggris, dan atase kebudayaan Prancis.
"Selama empat hari, peserta akan memperoleh materi tentang kesusasteraan dan cara-cara penulisan populer. Sehingga setelah mengikuti acara ini, siswa-siswi SMA bisa membuat tulisan sastra yang tentu saja akan melestarikan dan memperkaya kebudayaan di Indonesia," kata Sumarno yang juga guru bidang studi Bahasa dan Sastra di SMA yang merupakan perintis berstandar internasional itu. n (KIS/ZUL/L-1)
Sumber: Lampung Post, Jumat, 8 Oktober 2010
No comments:
Post a Comment