Bandarlampung, 10/11 (ANTARA) - "Happening art" seniman se-Sumatera di ajang Pameran dan Pergelaran Seni Se-Sumatera (PPSS) XIII 2010 diisi dengan pengumpulan dana bagi korban bencana alam di Mentawai, Sumatera Barat.
"Ini betul-betul spontanitas, beberapa saat menjelang pertunjukan langsung terlintas ide tentang pengumpulan dana dari penonton yang menyaksikan," kata penampil asal Jambi, Didin Siroz, di Bandarlampung, Rabu.
Pikiran spontan itu langsung direalisasikan dengan menambah properti pertunjukkan berupa keranjang rotan, yang ditutupi kain putih bertuliskan "Selamatkan korban bencana", yang dipanggul oleh Didin.
"Happening art" yang dilakukan oleh seniman asal Jambi itu, ditampilkan oleh tiga musisi, dua pemain teater, dan seorang perupa.
Dalam aksi teaterikal yang tanpa konsep itu, dua orang aktor digambarkan berjalan tertatih di pelataran Taman Budaya Lampung, dengan iringan sayatan biola yang menyayat sebagai simbolisasi penderitaan korban bencana.
Sekujur badan aktor tersebut ditaburi dengan bubuk putih, sebagai simbol hujan abu yang terjadi di Merapi.
Aksi pengumpulan dana dalam pertunjukan itu berhasil meraih simpati penonton dan terkumpul dana sebanyak Rp200 ribu dalam sekali pertunjukan.
Dana itu akan langsung diserahkan kepada panitia PPSS XIII yang akan menyerahkan bantuan itu secara bersamaan atas nama seluruh seniman Sumatera.
"Aksi itu akan terus kami lakukan dan berharap dana yang terkumpul akan lebih banyak lagi," kata dia.
Happening art menjadi gelaran yang baru dilaksanakan pertama kali sepanjang pelaksanaan PPSS yang telah dilakukan 13 kali di Pulau Sumatera itu.
PPSS dilakukan di Taman Budaya Lampung akan berlangsung dua hari hinggga 11 November 2010.
PPSS pertama kali diadakan pada 1997, dan dilaksanakan tahunan dengan setiap daerah yang bergiliran menjadi tuan rumah penyelenggara.
Lampung telah dua kali menjadi tuan rumah, setelah sebelumnya pada tahun 1999.
Sumber: Antara, Rabu, 10 November 2010
No comments:
Post a Comment