BANDAR LAMPUNG (Lampost): Para buyers peserta Pasar Wisata Indonesia (PWI) atau Tourism Indonesia Mart and Expo (TIME) yang berasal dari 28 negara dibawa meninjau langsung (on the spot) ke sejumlah lokasi wisata yang ada di Lampung.
Kawasan tersebut masing-masing Way Kambas, City Tour Kota Bandar Lampung, Teluk Kiluan, kawasan industri pembuatan tenun tapis, dan agro tour, menyaksikan pohon dan proses produksi karet dan kopi.
Pemilihan kawasan ini karena berbagai alasan. Menurut Arifin H. (staf Promosi Dirjen Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata), daya tarik utama untuk wisatawan mancanegara di Provinsi Lampung selama ini berada di pusat pelatihan gajah Way Kambas.
"Nama spot ini boleh dikatakan sudah mendunia sejak masuk dalam hampir setiap materi promosi pariwisata Indonesia dua puluh tahun lalu," kata dia.
Mengenai city tour di Kota Bandar Lampung, Arifin mengakui memang belum begitu populer. Demikian pula Teluk Kiluan yang mengandalkan atraksi pemunculan lumba-lumba.
Sedangkan wisata budaya dengan kekayaan seni tapis, atau agro tour menyaksikan pohon dan proses produksi karet dan kopi, merupakan raw materials. "Jadi, ibarat barang setengah jadi dilihat dari sudut produk wisata untuk konsumen internasional berkualitas," kata dia.
Padahal, untuk pasar konsumen wisata internasional diperlukan pengolahan atau pengemasan lebih lanjut atau pengelolaan sehingga salesable untuk suatu program pemasaran yang berkesinambungan.
Kunjungan on the spot ini cukup penting.
Kesan Tersendiri
Apalagi para buyers ini dipastikan akan memberikan kesan dan pendapat atas apa yang mereka lihat dan alami sendiri, yang bermuara pada masukan dari kacamata profesional mereka dan kualitasnya.
"Mereka juga tentu melihat bagai mana mengemas objek daya tarik menjadi paket wisata yang sesuai dengan apa yang diinginkan oleh wisatawan mancanegara di negara asal masing-masing buyer," kata Arifin.
Menurut Arifin, sikap dan pandangan para buyer ini kelak wajar dan lumrah. Hal tersebut juga terjadi ketika mereka berada di negara mana pun. Seperti Bali, Yogyakarta, Sulawesi dan bahkan di destinasi negara lain, seperti Malaysia dan Thailand.
Pihak buyers ikut menyusun itinerary untuk paket-paket yang hendak dipasarkan. Buyers dari Malaysia akan berbeda permintaannya dibandingkan buyers dari Rusia.
Misalnya, ketika memilih tourist spots mana yang dimasukkan dalam paket wisata untuk pemasaran di negeri masing-masing. "Jadi, kesempatan tiga hari dalam minggu ini sungguh merupakan golden opportunity bagi masyarakat pariwisata Lampung," kata Arifin.
Menurut dia, destinasi dari daerah lain di luar Lampung datang sebagai peserta ke PWI Lampung dengan dua target. Pertama, memperbarui atau meluaskan bisnis yang sudah terjalin dan berjalan (existing). Mungkin dengan menambahkan penawaran produk paket baru kepada para kliennya dan buyer lain.
Kedua, menargetkan mendapatkan klien baru dari pasar negeri yang baru, pasar negeri yang sebelumnya belum mereka masuki. Para sellers itu sudah biasa memasarkan produk di ajang serupa di luar negeri. Termasuk yang selalu ikut sebagai peserta pada ajang TIME ini setiap tahun. (HES/K-2)
Sumber: Lampung Post, Jumat, 14 Oktober 2011
No comments:
Post a Comment