REKOMENDASI DAN HASIL
TEMU REDAKTUR KEBUDAYAAN SE INDONESIA 2012
REKOMENDASI
TEMU REDAKTUR KEBUDAYAAN SE INDONESIA
2012
Dengan rahmad Tuhan Yang Maha Pengasih Penyayang, akhirnya
Temu Redaktur Kebudayaan se-Indonesia 2012, di Jakarta, tanggal 9-11 Oktober
2012 yang diikuti oleh utusan dari PWI Cabang dan para redaktur kebudayaan dari
33 cabang ( di 32 provinsi) bisa terlaksana sesuai harapan. Untuk memaknai
lebih lanjut upaya yang dilakukan Kemendikbud bersama PWI Pusat ini, kami
merekomendasikan beberapa hal yang berkaitan dengan intern media, pemerintah
dan masyarakat sebagai berikut:
1.
Yang terkait dengan intern Media
Menghimbau kepada para pemilik dan pengelola media massa
(cetak) di Tanah Air, agar meningkatkan keberpihakannya pada produk berita dan
penulisan kebudayaan. Dengan jalan, membuka rubrik kebudayaan bagi yang belum punya, dan mereaktualisasi, merevitalisasi rubrik
kebudayaan agar bagi rubrik kebudayaan yang sudah ada lebih menarik, bergizi
dan berkualitas, serta bisa turut mengawal tegaknya kebudayaan Indonesia di tengah
perkembangan zaman yang mengglobal. Seiring hal itu masing-masing media massa
diharapkan dapat meningkatkan kompetensi
pengelola dan wartawan bidang kebudayaan.
2.
Yang berkaitan dengan Pemerintah
Menghimbau kepada pemerintah (cq Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan) agar menindaklanjuti hasil-hasil kerjasama ini, dengan
program-program yang berdampak langsung bagi 1) Peningkatan kualitas wartawan,
2) peningkatan kualitas dan kuantitas produk informasi kebudayaan, 3) Kualitas apresiasi masyarakat
di segala lini dan tingakatan usia terhadap produk berita, tulisan dan
informasi kebudayaan lokal, nasional hingga global. 4) Mendayagunakan kanal
jejaring antar peserta temu redaktur ini untuk berbagai kepentingan positif
kedua belah pihak, baik dalam penyebaran, pendalaman, pendokumentasian hingga
pengawalan informasi kebudayaan yang
diperlukan masyarakat di berbagai lapisan, termasuk lapisan terdepan hingga
terdalam. 5) Untuk mencegah lebih jauh kerusakan moral bangsa ini, diharapkan
para pemimpin/tokoh nasional dan daerah, kembali kepada nilai-nilai Pancasila
dan UUD 1945, juga kearifan lokal yang tersebar dari Sabang sampai Merauke,
sehingga dapat menjadi panutan dan teladan bagi rakyat.
3.
Yang berkaitan dengan Masyarakat
Mengimbau kepada masyarakat dan bangsa Indonensia, agar
diberbagai ruang dan waktu, peduli secara aktif dan kreatif terhadap
nilai-nilai kebudayaan Indonesia. Kekayaan kebudayaan Indonesia yang luar
biasa, perlu di maknai kembali, di aktualisasi kembali dan di revitalisasi
secara kreatif, damai, dan toleran, agar bisa turut menyumbang pada kebudayaan
dunia. Sikap membabi buta dan silau terhadap kebudayaan asing, di sembarang
tempat dan waktu, hanya akan menjadikan masyarakat Indonesia kehilangan
martabat kebudayaannya. Mencintai kebudayaan Indonesia dengan cara mengamalkan
nilai-nilai kegunaan dan nilai-nilai luhurnya secara rasional, merupakan cara
kita menyelamatkan Tanah Air Indonesia seisinya.
Jakarta, 11 Oktober 2012.
Atas nama peserta:
Yusuf Susilo Hartono
Ketua Departemen Film,
Kebudayaan dan Pariwisata
KOMISI I
RUMUSAN TEMU REDAKTUR KEBUDAYAAN SE INDONESIA
1.
Kegiatan ini memiliki manfaat yang terbilang penting, di mana telah
tersemai beragam gagasan-gagasan yang konstruktif demi mendorong peningkatan kualitas
insan pers kebudayaan di berbagai media di Indonesia.
2.
Temu Redaktur Kebudayaan mempunyai arti strategis bagi kehidupan
kultural Nusantara, yang dapat menjadi fondasi terhadap upaya-upaya pembangunan
kebudayaan melalui media massa secara simultan serta berkesinambungan.
3.
Diharapkan kegiatan ini dapat berlangsung secara berkelanjutan, melalui
serangkaian program yang bertujuan membangun komunikasi, edukasi serta
apresiasi kultural di antara para redaktur kebudayaan.
4.
Kebudayaan sejatinya membuka ruang dalam menggali intelektualitas bagi
segenap pihak, di mana di dalamnya terkandung pula keluhuran serta kekayaan
nilai-nilai kebangsaan.
5.
Menyampaikan berita dan artikel tentang kebudayaan juga merupakan cara
untuk menggali, melestarikan dan mengembangkan kebudayaan Indonesia.
6.
Indonesia memiliki budaya yang beraneka, yang dapat dieksplorasi
menjadi kekuatan kultural, yang giliran berikutnya memungkinkan hadirnya bangsa
Indonesia sebagai bangsa yang besar dan berposisi penting di dunia. Namun modal
budaya ini belum terkomunikasikan secara komprehensif di masyarakat, dan adalah
tugas media massa untuk senantiasa menggaungkan dan mengkomunikasikannya secara
simultan kepada khalayak.
7.
Dengan menimbang peran kebudayaan serta pers yang utama di atas,
merupakan hal yang memprihatinkan apabila budaya tidak memperoleh ruang-ruang
atau kolom-kolom di media massa.
8.
Di sisi lain, terdapat pula kondisi yang umum terjadi, bahwa terdapat
jarak antara pers budaya serta stakeholder
kebudayaan, sehingga gagasan tentang modal kultural ini tidak terapresiasi
secara luas. Untuk itu, perlu dilakukan sinergisitas antara pers,
lembaga-lembaga kebudayaan serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan agar
ruang-ruang budaya ataupun pemberitaan kultural di media massa dapat senantiasa
hadir di tengah masyarakat.
9.
Untuk mencapai hal tersebut, perlu dilakukan serangkaian program yang
mengedepankan sosialisasi kebudayaan di daerah-daerah, selaras dengan
komunikasi integral di wilayah-wilayah di bawah PWI yang berkoordinasi aktif
dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
10. Sebagai upaya edukasi serta
peningkatan kualitas insan pers budaya, akan diselenggarakan Sekolah Jurnalisme
Kebudayaan di setiap provinsi secara berkelanjutan.
11. Dengan adanya Temu Redaktur
Kebudayaan ini, diharapkan dapat menjadi landasan awal bagi lahirnya kerjasama
atau sinergisitas yang komprehensif, demi pembangunan serta perkembangan
kebudayaan di seluruh daerah di Nusantara, di mana media massa menjadi salah
satu pilar utamanya.
KOMISI II
PEDOMAN PENULISAN DAN PEMBERITAAN KEBUDAYAAN
1.
Kebudayaan adalah aset sekaligus arah bangsa
yang harus terus dirawat, dijaga, dan ditumbuh-kembangkan. khususnya oleh para
wartawan dan penulis kebudayaan dengan
pendekatan berfikir kritis,
analitis, kreatif dan komprehensif. Sebagai “jalan kebudayaan”, maka
kebudayaan adalah alat untuk mendudukkan persoalan, dan memuliakan martabat
kemanusiaan.
2.
Ranah kebudayaan meliputi seni (tari, musik,
teater, rupa), kriya, sastra, film, gaya hidup, kuliner, arsitektur, tradisi,
cagar budaya, permuseuman, kepercayaan terhadap Tuhan YME, sejarah, nilai
budaya hingga arkeologi, yang mencakup rentang waktu dulu, kini, dan akan
datang.
3.
Pemberitaan maupun penulisan kebudayaan di media
massa (cetak) harus mengacu pada kode etik jurnalistik.
4.
Pemberitaan maupun tulisan kebudayaan harus
menjunjung nilai-nilai demokratis, pluralitas, kebhinneka-tunggalikaan, dan
nilai-nilai kearifan lokal / nasional, sehingga dapat menyumbang pada nilai kearifan
universal.
5.
Masing-masing wartawan, penulis dan media massa
yang di dalamnya terdapat rubrik kebudayaan secara khusus, atau tidak dalam rubrik
khusus, diharapkan dapat mengembangkan gaya dan pendekatannya yang khas, supaya
bisa menarik segmen pembaca masing-masing.
6.
Wartawan dan penulis kebudayaan perlu memiliki kompetensi,
wawasan, dan keterampilan yang memadai,
agar tulisannya dapat memberikan manfaat bagi individu/ kelompok/ masyarakat
maupun bangsanya.
7.
Dalam era teknologi informasi dan berkembangnya
media sosial, wartawan dan penulis kebudayaan dapat memanfaatkannya sebagai
pengayaan berita/tulisan, dengan terlebih dahulu melakukan verifikasi agar
terhindar dari kesalahan.
8.
Wartawan dan penulis kebudayaan mempunyai
tanggungjawab moral pada bangsanya, ketika menghadapi serbuan kebudayaan luar/asing.
KOMISI III
PROGRAM KERJA
1. Program pendidikan dan pelatihan
wartawan secara berjenjang (wartawan dan redaktur) di bidang kebudayaan untuk
semua bidang kebudayaan (sastra, tari, teater, musik. seni rupa, film, cagar
budaya, museum, sejarah dan nila-nilai budaya, internalisasi nilai dan
diplomasi budaya, dan arkeologi) baik secara nasional maupun regional dari
PWI-Kemendikbud.
2. Menggelar apresiasi kebudayaan berupa lomba
penulisan di bidang kebudayaan tingkat
nasional PWI-Kemendikbud baik itu tulisan dan foto.
3. Program pembuatan jaringan antara
wartawan kebudayaan dan mitra kerjasamanya setanah air melalui sarana teknologi
komunikasi ( milis atau web) untuk mempermudah saling tukar informasi dan tukar
pengalaman.
4. Program pameran foto budaya dan
kartun (incl. karikatur).
5. Menerbitkan bulletin/buku/katalog
kebudayaan secara berkala untuk menampung hasil liputan kebudayaan dari seluruh
wilayah Indonesia.
6. Melakukan fam-trip atau fill-trip ke
daerah dan hasil perjalanan itu kemudian dipublikasikan di medianya masing, dan
kemudian dibukukan/ di CD kan.
7. Pemberian penghargaan kepada media
yang mempunyai perhatian besar dalam bidang kebudayaan.
8. Workshop untuk redaktur kebudayaan
dan sarasehan wartawan kebudayaan tingkat nasional.
9. Penerbitan buku hasil liputan wartawan dari berbagai daerah sebagai
dokumentasi kebudayaan.
10. Membuka forum-forum
komunikasi/diskusi antara wartawan dan pihak Kemendikbud di daerah-daerah dan
nasional sehingga terjadi tukar menukar informasi.
*****
KOMISI I : RUMUSAN TEMU REDAKTUR KEBUDAYAAN
NO
|
NAMA
|
MEDIA/INSTANSI
|
1
|
Idris Pasaribu
|
Hr. Analisa
Medan
|
2
|
H.Sutransyah
|
PWI Kalimantan Tengah
|
3
|
Tunggul Setiawan
|
Galeri Nasional Indonesia
|
4
|
Ratih Widdyastuti
|
Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya
|
5
|
Rizal R.Surya
|
PWI Sumatera Utara
|
6
|
Surasa Khocil birawa
|
PWI Yogyakarta
|
7
|
Joko Budiarto
|
Hr. Kedaulatan Rakyat
|
8
|
Sumaryono
|
Rafflesia Post
|
9
|
Doddi Irawan
|
PWI Jambi
|
10
|
Aditia Mauli
|
LKBN Antara
|
11
|
Jean Bisay
|
PWI Papua
|
12
|
Sukmono Fajat
|
Direktorat PKT
|
13
|
Arie MP Tamba
|
Jurnal Nasional
|
14
|
Ahmad Arifudin
|
Banten Pos
|
15
|
Mansar
|
PWI Banten
|
16
|
Arief
|
Berita Pagi Palembang
|
17
|
Ni made Purnamasari
|
Journal Bali
|
KOMISI II : PEDOMAN PENULISAN DAN PEMBERITAAN KEBUDAYAAN
NO
|
NAMA
|
MEDIA/INSTANSI
|
1
|
Moesim Minhard
|
Pontianak Post
|
2
|
Jemmy Saroinsong
|
Manado Post
|
3
|
Zaenal Helmie
|
PWI Kalsel
|
4
|
Sandi Firly
|
Media Kalimantan
|
5
|
Hasan Kuba
|
PWI Sulsel
|
6
|
Jamrin Abubakar
|
PWI Sulteng
|
7
|
Gus Martin
|
Koran ReNON Bali
|
8
|
Sundari
|
Cenderasih Pos Papua
|
9
|
Rosmini
|
Radar Sorong Papua
|
10
|
Ratna Djuwita
|
Pikiran Rakyat Bandung
|
11
|
Saroni Asikin
|
Suara Merdeka
|
12
|
Pramudito
|
Hr.Surya Surabaya
|
13
|
M.hannafi Holle
|
PWI Maluku
|
14
|
Azis Senong
|
PWi Sulawesi Tenggara
|
15
|
Erina Djohar
|
Haluan Riau
|
16
|
Eriandi
|
Singgalang
|
17
|
Zaenal Piliang
|
PWI Sumatera Selatan
|
18
|
Laila
|
Harian Jogja
|
19
|
Rita Sri Hastuti
|
PWI Pusat
|
20
|
Alferd Dama
|
Pos Kupang
|
21
|
Bernadus Tokan
|
PWI NTT
|
22
|
Mahmud Marhaba
|
PWI Gorontalo
|
23
|
Hendry CH Bangun
|
PWI Pusat
|
24
|
Yusuf Susilo Hartono
|
PWI Pusat
|
KOMISI III : PROGRAM KERJA
NO
|
NAMA
|
MEDIA/INSTANSI
|
1
|
Nur Alim Djalil
|
Hr.Fajar Makassar
|
2
|
Ahmadi
|
Batam Pos
|
3
|
Jootje Kumajas
|
PWI Sulut/Antara
|
4
|
Maturidi
|
Kalteng Pos
|
5
|
Tarmilin Usman
|
PWI Aceh
|
6
|
Willy Hangguman
|
Delta Film
|
7
|
Wismu Wardana
|
PWI Bali
|
8
|
Asnelly R.D.
|
Infojambi.com
|
9
|
Udin Saerodji
|
PWI Jateng
|
10
|
Sihas Ramses Simatupang
|
Sinar Harapan
|
11
|
Sudirman Duhari
|
PWI Sulawesi Tenggara
|
12
|
Zulkarnain Zubairi
|
Lampung Post
|
13
|
Novita
|
PWI Riau
|
14
|
H. Batubara
|
PWI Bengkulu
|
15
|
Sukri Umar
|
PWI Sumatra Barat
|
16
|
M.Arief Rahman
|
Kr. Warta Aceh
|
17
|
Tugio
|
PWI Kalimantan Barat
|
18
|
Oting Rudi Hidayat
|
Museum Nasional
|
19
|
Anik Sulistyowati
|
Solo Pos
|
20
|
Dianti Suratnya
|
Metro Maluku
|
21
|
Elaine VBK
|
Selasar Sunaryo Art Space
|
22
|
Irwan Marwah
|
PWI Lampung
|
23
|
Agus Talino
|
PWI NTB
|
24
|
Azhari B.Thalib
|
PWI Gorontalo
|
25
|
M.Isnaeni
|
Media Alkhaerat Palu
|
No comments:
Post a Comment