BANDAR LAMPUNG (Lampost): Manajemen Taman Budaya Lampung (TBL) selalu memberikan kesempatan besar bagi semua pihak yang ingin menggelar pentas seni dan budaya asalkan tetap mengikuti aturan yang berlaku.
"Taman budaya ini merupakan tempat atau wadah bagi para seniman untuk berkarya dan mengekspresikan jiwa seni mereka. Jadi, siapa saja yang ingin menggunakan fasilitas yang ada, tentu diperbolehkan. Namun, harus sesuai dengan ketentuan yang sudah ada," kata Kasubbag Taman Budaya Lampung Tintin Sumarni, kemarin.
Menurut dia, bagi kalangan umum misalnya, pihaknya mengenakan tarif untuk fasilitas yang digunakan. Dana itu akan dijadikan sumber pendapatan asli daerah (PAD). Namun, untuk sanggar-sanggar yang merupakan binaan dari TBL, pihaknya tidak memungut biaya. "Asalkan menjaga kebersihan, ketertiban, dan jadwal yang terkoordinasi dengan baik."
Dia juga menjelaskan kegiatan yang ada sendiri diisi oleh berbagai sanggar yang merupakan binaan dari TBL dan ikuti oleh berbagai usia, mulai dari balita hingga dewasa. Segala kegiatan seni yang ada, kata dia, dikoordinasi oleh masing-masing sanggar yang berlatih dan menggunakan fasilitas yang ada di TBL.
Ketika ditanya mengenai kelayakan fasilitas yang ada di TBL, Tintin mengatakan fasilitas untuk saat ini masih standar. Namun, dia juga mengharapkan adanya anggaran untuk perbaikan yang dapat meningkatkan fasilitas dari TBL. Bagaimanapun juga, kata dia, budaya merupakan etalase dari suatu bangsa atau daerah sehingga perlu untuk dilestarikan.
Untuk mewujudkan hal itu perlu adanya perhatian serta dukungan pemerintah guna merealisasikan perbaikan fisik, sehingga kenyamanan kegiatan para seniman, baik dalam berlatih maupun ketika akan mengadakan pentas tetap ada. (*/S-3)
Sumber: Lampung Post, Jumat, 7 Juni 2013
"Taman budaya ini merupakan tempat atau wadah bagi para seniman untuk berkarya dan mengekspresikan jiwa seni mereka. Jadi, siapa saja yang ingin menggunakan fasilitas yang ada, tentu diperbolehkan. Namun, harus sesuai dengan ketentuan yang sudah ada," kata Kasubbag Taman Budaya Lampung Tintin Sumarni, kemarin.
Menurut dia, bagi kalangan umum misalnya, pihaknya mengenakan tarif untuk fasilitas yang digunakan. Dana itu akan dijadikan sumber pendapatan asli daerah (PAD). Namun, untuk sanggar-sanggar yang merupakan binaan dari TBL, pihaknya tidak memungut biaya. "Asalkan menjaga kebersihan, ketertiban, dan jadwal yang terkoordinasi dengan baik."
Dia juga menjelaskan kegiatan yang ada sendiri diisi oleh berbagai sanggar yang merupakan binaan dari TBL dan ikuti oleh berbagai usia, mulai dari balita hingga dewasa. Segala kegiatan seni yang ada, kata dia, dikoordinasi oleh masing-masing sanggar yang berlatih dan menggunakan fasilitas yang ada di TBL.
Ketika ditanya mengenai kelayakan fasilitas yang ada di TBL, Tintin mengatakan fasilitas untuk saat ini masih standar. Namun, dia juga mengharapkan adanya anggaran untuk perbaikan yang dapat meningkatkan fasilitas dari TBL. Bagaimanapun juga, kata dia, budaya merupakan etalase dari suatu bangsa atau daerah sehingga perlu untuk dilestarikan.
Untuk mewujudkan hal itu perlu adanya perhatian serta dukungan pemerintah guna merealisasikan perbaikan fisik, sehingga kenyamanan kegiatan para seniman, baik dalam berlatih maupun ketika akan mengadakan pentas tetap ada. (*/S-3)
Sumber: Lampung Post, Jumat, 7 Juni 2013
No comments:
Post a Comment