DALAM bidang pelestarian aksara tradisional, Sumsel masih tertinggal dibandingkan dengan Lampung. Pengamat budaya Sumsel Ahmad Bastari, Senin (30/7), mengatakan, sejak tahun 1990-an para pelajar di Lampung telah mendapat pelajaran muatan lokal tentang aksara tradisional. Aksara tradisional Lampung itu bisa dijumpai dalam penulisan nama jalan di Lampung dan dalam dekorasi acara-acara resmi pemerintah daerah. Ahmad mengatakan, persoalan di Sumsel karena ada banyak jenis aksara tradisional, sedangkan di Lampung hanya ada satu jenis. Oleh karena itu, Lampung tidak mengalami kesulitan menentukan jenis aksara yang akan diajarkan dalam muatan lokal di sekolah-sekolah. Sedangkan di Sumsel harus dilakukan lokakarya yang akan menentukan jenis aksara yang akan diajarkan. (WAD)
Sumber: Kompas, Selasa, 31 Juli 2007
No comments:
Post a Comment