METRO (Lampost): Bahasa dan sastra Lampung terkesan asing di daerah sendiri, tak seperti bahasa Sunda di Jawa Barat, bahasa Jawa di Jawa Tengah dan Jawa Timur atau bahasa Palembang di Sumatera Selatan.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Lampung Hermansyah MURP menyatakan keprihatinan itu di hadapan 50 guru SD se Kota Metro, pada Pembinaan dan Orientasi Pemahaman dan Penulisan Bahasa dan Aksara Lampung, Sabtu (26-5).
Menurut dia, soal itu yang mendorong Dinas Pendidikan, melalui Subdin Kebudayaan menggulirkan program ini untuk guru. Kegiatan ini, sekaligus untuk meningkatkan kualitas guru-guru bahasa Lampung agar lebih jauh memahami metode pembelajaran bahasa Lampung. Sehingga pada gilirannya nanti siswa dapat lebih mudah dalam mengapresiasikan bahasa Lampung.
Kasubdin Kebudayaan Dinas Pendidikan Provinsi Lampung Khaedarmansyah mengatakan, saat ini, guru memang sudah berhasil memperkenalkan dan mengajarkan aksara Lampung. Sayangnya, aksara yang dikuasai para pelajar belum digunakan sabagai bahasa komunikasi, "Penggunaan bahasa Lampung di kalangan pelajar dan masyarakat Lampung masih memprihatinkan. Ini membuat bahasa Lampung makin terpinggirkan.
Kegiatan yang berlangsung selama lima hari ini, menghadirkan para pakar bahasa dan sastra Lampung, antara lain, Suntan Purnama, Hafizi Hasan, Ahyani Ilyas, Effendi Sanusi, Iqbal Hilal, Kohar Usman. Materi yang disuguhkan sastra Lampung sebagai media penyampai pesan, pemahaman bahasa dan aksara Lampung, metode pembelajaran bahasa Lampung, sejarah dan perkembangan bahasa dan aksara Lampung, bahasa Lampung sebagai media komunikasi, dan aksara Lampung dalam pendidikan formal. n DWI/S-2
Sumber: Lampung Post, Selasa, 29 Mei 2007
No comments:
Post a Comment