BANDAR LAMPUNG (Lampost): Majalah Cerdas yang diterbitkan dan dikelola Dinas Pendidikan Provinsi Lampung yang 60 persen isinya menggunakan bahasa daerah Lampung siap diluncurkan.
Menurut Kepala Pendidikan Lampung Hermansyah, majalah itu salah satu sarana kembali meningkatkan minat dan kebiasaan masyarakat di daerah dapat menggunakan bahasa Lampung.
"Itu majalah pendidikan yang dikhususkan untuk pelajar SD dan SMP di Lampung," kata Hermansyah, Rabu (27-6).
Majalah yang direncanakan siap diluncurkan pada Juli-Agustus 2007 itu, menurut Hermansyah, akan mengisi koleksi bacaan siswa di perpustakaan sekolah di daerahnya.
Ia mengaku khawatir dengan kenyataan pengguna bahasa daerah Lampung yang masih terbatas, termasuk di kalangan warga suku Lampung sendiri.
Padahal bahasa dan aksara Lampung yang menjadi salah satu aset dunia, mengingat tidak semua etnis memiliki aksara dan bahasa sendiri, dinilai makin terancam kepunahan akibat minim digunakan oleh masyarakatnya sendiri.
"Semestinya orang Lampung atau masyarakat yang tinggal di Lampung mulai kembali membiasakan penggunaan bahasa Lampung dalam pergaulan sehari-hari," ujar dia.
Dinas Pendidikan Lampung akan mendorong penggunaan bahasa Lampung di sekolah, dalam pergaulan dan percakapan bagi pelajar dan para guru, di luar jam belajar di kelas untuk mendukung penetapan bahasa daerah Lampung sebagai muatan lokal di sekolah-sekolah di daerahnya.
"Walaupun telah diajarkan resmi di sekolah, kalau tidak digunakan dalam pergaulan sehari-hari, potensi kepunahan bahasa Lampung masih akan terjadi," kata dia.
Dengan membiasakan menggunakan bahasa Lampung itu, diharapkan dapat kembali berkembang penguasaan bahasa daerah oleh sejumlah pakar linguistik nasional dan dunia.
Dia yakin dengan terus menerus menggunakan bahasa Lampung, selain bahasa Indonesia dalam pergaulan sehari-hari, baik oleh suku asli Lampung, warga etnis campuran maupun para pendatang, bahasa Lampung akan dapat dilestarikan.
Hermansyah justru menyayangkan kecenderungan orang Lampung sendiri yang enggan dan kurang bangga menggunakan bahasa daerahnya.
"Susah kita, kalau orang Lampung sendiri maupun warga yang telah tinggal di Lampung kurang bangga dan enggan menggunakan bahasa Lampung itu," kata dia.
Padahal bahasa Lampung salah satu di antara sedikit bahasa daerah yang dimiliki suku-suku (etnis) masyarakat di dunia, mengingat kebanyakan etnis justru tidak memiliki aksara dan bahasanya sendiri. AST/S-1
Sumber: Lampung Post, Kamis, 28 Juni 2007
No comments:
Post a Comment