BANDAR LAMPUNG (Lampost): Pengadaptasian sebuah naskah mampu menghidupkan kembali ide-ide lama yang masih relevan menjadi ide-ide baru yang sesuai dengan kekinian. Untuk itu, pengadaptasian tidak boleh menghilangkan esensi dari naskah asli.
"Seperti naskah Antigon karya Sophacles. Dalam Antigon, isu-isu tentang perempuan dalam naskah itu masih sangat relevan dengan masa kini. Isu tentang kehidupan perempuan yang hidup dalam negara atau rezim yang patriarki tanpa menghilangkan kepentingan-kepentingan perempuan yang lain," kata Zen Hae, fasilitator pengadaptasian naskah dalam Panggung Perempuan Kala Sumatera 2011 yang diadakan Teater Satu Lampung bekerja sama dengan Yayasan Hivos, Taman Budaya Lampung, serta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Lampung, Kamis (24-3).
Namun, dalam mengadaptasi sebuah naskah, menurut Wakil Ketua Bidang Kajian dan Kritik Dewan Kesenian Jakarta tersebut, seorang penafsir tidak boleh melupakan bahwa jalinan cerita harus logis atau masuk akal.
"Sebagai naskah sastra ataupun naskah fiksi, penafsir harus memperhatikan sesuatu yang tidak terjadi tetapi mungkin terjadi. Untuk itu cerita harus logis," katanya.
Terkait dengan tema Panggung Perempuan yang mengadaptasi naskah menjadi naskah teater yang berperspektif perempuan tersebut, menurut Zen, “sesuatu yang logis” itu dapat dengan lebih mudah diterapkan dalam bentuk naskah realis.
"Karena dalam Panggung Perempuan ini untuk kepentingan kampanye atau pemaparan ide-ide tentang keperempuanan, naskah realis adalah bentuk yang paling mudah untuk menggambarkan hal itu. Namun, tidak memungkinkan diterapkan dalam bentuk-bentuk yang lainnya. Tetapi jelas, bagi para peserta, bentuk realis ini adalah pijakan awal," kata dia. MG13/D-2
Sumber: Lampung Post, Sabtu, 26 Maret 2011
No comments:
Post a Comment