BANDAR LAMPUNG (Lampost): M. Amin, siswa SMA Negeri 1 Kotaagung, Tanggamus, menjuarai Lomba Cerpen Remaja 2009 yang diadakan Kantor Bahasa Provinsi Lampung. Cerpen M. Amin berjudul Anak-Anak Berburu Liliput di Goa Berlumut mengalahkan 117 cerpen lainnya.
Dewan juri yang terdiri atas Agus Sri Danardana, Isbedy Stiawan Z.S., Asrori Malik Zulqornain, dan Oyos Saroso H.N. secara aklamasi menjagokan cerpen karya M. Amin itu sebagai cerpen terbaik.
"Untuk menentukan juara I, kami memang nyaris tanpa perdebatan, karena semua juri memang menjagokan cerpen tersebut. Cerpen tersebut memiliki keunggulan dibanding cerpen-cerpen lain, baik dalam hal pemakaian bahasa, bentuk, gaya bercerita, maupun gagasan," kata penyair Isbedy Stiawan Z.S., Senin (10-8).
Sementara juara II diraih M. Mahfudz Fauzi (mahasiswa program studi Kimia Universitas Lampung) dengan cerpen berjudul Bukit Cahaya, juara III Nurwanda Apriani (SMA Negeri 1 Pringsewu) lewat cerpen Tentang Gadis di Koran itu, dan juara harapan direbut Miftakhul Lutfiana (mahasiswa Akbid Wirabuana Metro) dengan cerpen Bapak.
Meskipun jumlah peserta lomba tahun ini menurun dibanding tahun lalu, Isbedy Stiawan mengaku cukup puas dengan naskah-naskah yang masuk ke panitia.
"Secara kuantitas memang menurun, tetapi secara kualitas kami melihat adanya peningkatan. Tahun lalu jumlah cerpen yang diikutkan lomba mencapai 160, sementara tahun ini 118. Namun, itu cukup membanggakan karena kualitas cerpen tahun ini ada peningkatan. Minimal sudah bisa dibaca dan dinikmati," kata Isbedy.
Asrori Malik Zulqornain menilai cerpen-cerpen yang diikutkan lomba pada umumnya masih terjebak pada klise. Misalnya penggambaran suasana yang monoton, cara bercerita yang masih terbata-bata, dan ide yang biasa-biasa saja.
"Saya sangat menghargai mereka sudah bisa menghasilkan cerpen yang sudah bisa dibaca. Namun, akan lebih baik kalau di sekolah atau di kampusnya mereka juga mendapatkan pembinaan dengan baik. Menulis cerpen itu tidak sekadar menceritakan sebuah kisah, tetapi juga menggali gagasan dengan mendayagunakan bahasa," kata cerpenis yang berprofesi sebagai PNS ini.
Ketua panitia Ferdinandus Moses mengatakan peserta lomba memang tidak dibatasi hanya yang masih duduk di bangku SMP dan SMA. Persyaratannya memang remaja yang berusia 13--19 tahun, sehingga mahasiswa pun bisa ikut lomba. Juara I--III akan kami ikutkan dalam lomba sejenis yang diadakan Pusat Bahasa. Mereka juga mendapatkan hadiah uang," kata Moses.
Kepala Kantor Bahasa Provinsi Lampung Muhammad Muis mengatakan lomba cerpen remaja merupakan sarana untuk menjaring calon-calon cerpenis berbakat di kalangan remaja.
"Kami merancang kegiatan ini ada tindak lanjutnya. Artinya, kami tidak semata-mata menjaring para penulis berbakat, tetapi juga membina mereka agar terus kreatif dan menghasilkan karya-karya yang berkualitas," kata Muis. n HES/S-1
Sumber: Lampung Post, Rabu, 12 Agustus 2009
No comments:
Post a Comment