LIWA – Pesta topeng sekura meramaikan perayaan Idul Fitri di Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung.
Beragam cara masyarakat di daerah menyemarakkan Lebaran 2010 ini. Pesta topeng sekura adalah salah satu tradisi masyarakat Lampung untuk memeriahkan Idul Fitri.
“Puluhan batang pinang ditanam di depan rumah warga yang berada dekat jalur lintas barat. Batang pinang yang ditanam tersebut guna perayaan pesta Sekura,” kata Endang Guntoro, Panitia Sekura di Pekon Canggu, Kecamatan Batu Brak, Lampung Barat, beberapa waktu lalu. Dia menjelaskan pesta sekura merupakan simbol kemenangan.
”Pelaksanaan pesta sekura setiap tahun diselenggarakan saat Idul Fitri di Lampung Barat. Perayaan sekura sebagai simbol kemenangan bagi masyarakat Lampung Barat setelah melaksanakan ibadah puasa,” katanya.
Endang melanjutkan, Lampung Barat masih memegang teguh adat dan budaya. “Daerah ini sangat kental terhadap budaya asli nenek moyang sehingga budaya asli daerah ini secara keseluruhan masih terus dilestarikan, dan salah satunya sekura,” kata Endang. Diakuinya, pesta sekura menyedot ribuan penonton.
“Acara yang digelar dipastikan menyedot ribuan masyarakat untuk menyaksikannya, bahkan panitia kewalahan mengatur masyarakat yang hendak menyaksikan pelaksanaan pesta sekura tersebut,” katanya. Puncak Idul Fitri disambut dengan suka cita oleh masyarakat Lampung Barat.
Bahkan pada lebaran hari kelima, ribuan warga memadati arena panjat pinang yang berada di jalur lintas barat.
Sekura sebagai salah satu budaya khas masyarakat Lampung Barat kian lestari. Hal itu terbukti dengan digelarnya acara tersebut setiap tahun oleh masyarakat.
Pelaksanaan pesta sekura terkesan meriah. Jalur lintas barat sangat cantik dengan ornamen batang pinang yang dihiasi dengan berbagai macam hadiah.
Yang paling menarik dalam pelaksanaan tersebut adalah saat lomba memanjat pohon pinang dengan menggunakan kostum unik, yang disematkan topeng sekura.
Ritual pesta sekura selalu dilaksanakan masyarakat Lampung Barat. Pasalnya, pesta sekura merupakan simbol kemenangan bagi masyarakat yang telah menjalani ibadah puasa sebulan penuh.
Kegiatan Budaya Selain pesta sekura, berbagai kegiatan budaya tidak ketinggalan digelar, di antaranya hahiwang, bubanding, bethetah, hadra, muayak, dan sijik.
Rangkaian acara budaya tersebut merupakan upaya masyarakat dalam pelestarian seni dan budaya, yang saat ini disinyalir hampir punah.
“Saya berharap agar budaya sekura selalu diselenggarakan setiap tahunnya sehingga budaya asli Lampung Barat senantiasa lestari seiring dengan persaingan budaya Barat di tengah masyarakat,” kata Endang.
Sementara itu, Bupati Lampung Barat Mukhlis Basri mengatakan Lampung Barat kaya akan budaya daerah. “Daerah ini kaya akan budaya daerah yang kental sehingga menjadi daya tarik bagi Lampung Barat untuk menarik insvestor,” katanya.
Dia menjelaskan masyarakat masih memegang teguh tatanan adat yang berlaku. “Saya melihat masyarakat masih memegang teguh tatanan budaya adat yang telah ada sejak zaman nenek moyang dulu, dan sampai saat ini budaya tersebut masih menjadi kewajiban masyarakat untuk melaksanakan, dan optimistis budaya di Lampung Barat akan senantiasa lestari,” kata Bupati.
Dia berharap generasi muda dapat terpacu menyukai budaya asli daerah sehingga kelak dapat terjaga dengan baik. PL/L-1
Sumber: Koran Jakarta, Senin, 20 September 2010
No comments:
Post a Comment