Bandarlampung, 4/8 (ANTARA) - Warga Bandarlampung antusias menyambut malam kunutan atau biasa dikenal malam pertengahan bulan Ramadhan dengan membuat jajanan dan makanan yang akan disajikan di masjid-masjid usai pelaksanaan salah tarawih.
Halimah (70) warga Kaliskawat, Enggal, Bandarlampung, Sabtu, mengatakan, ia beserta keluarga membuat menu istimewa yang akan disajikan untuk jemaah masjid terdekat rumahnya.
"Saya membuat rendang dan opor ayam, nanti setelah salat tarawih akan disajikan kemudian dibagikan kepada warga sekitar," kata Halimah.
Aktivitas yang sama dilakukan oleh Iyah (50) warga Jagabaya II, dia juga membuat makanan yang telah dibagi menjadi lima besek untuk diserahkan ke masjid terdekat rumahnya.
Kunutan, menurut tradisi turun-temurun umat muslim Indonesia, tradisi itu sebagai ungkapan rasa syukur karena telah menjalankan setengah bulan ibadah puasa.
Biasanya, imam masjid membaca doa kunut pada witir rakaat terakhir saat salat tarawih, namun demikian, tidak semua umat muslim menjalankan tradisi pertengahan bulan puasa itu.
Meskipun kunutan menjadi tradisi di Indonesia, namun, ada juga sebagian umat muslim yang memaknai pertengahan bulan puasa dengan meningkatkan amal ibadah di bulan Ramadhan. Pertengahan bulan Ramadhan, dijadikan sebagai peringatan, bahwa Ramadhan akan berakhir dan harus dimanfaatkan dengan peningkatan amal ibadah yang lebih banyak lagi untuk meraih pahala.
Sementara itu, tokoh agama di Lampung Arief Mahya mengimbau masyarakat untuk menjadikan malam pertengahan Ramadhan sebagai ajang introspeksi.
"Kita tidak pernah tahu, apakah tahun depan masih berjumpa dengan Ramadhan. Maka dari itu perlu kita melakukan muhasabah diri, jangan sampai kita tidak merasakan adanya perbedaan antara bulan Ramadhan dengan bulan lainnya, " katanya menambahkan.
Sumber: Antara, Sabtu, 4 Agustus 2012
Halimah (70) warga Kaliskawat, Enggal, Bandarlampung, Sabtu, mengatakan, ia beserta keluarga membuat menu istimewa yang akan disajikan untuk jemaah masjid terdekat rumahnya.
"Saya membuat rendang dan opor ayam, nanti setelah salat tarawih akan disajikan kemudian dibagikan kepada warga sekitar," kata Halimah.
Aktivitas yang sama dilakukan oleh Iyah (50) warga Jagabaya II, dia juga membuat makanan yang telah dibagi menjadi lima besek untuk diserahkan ke masjid terdekat rumahnya.
Kunutan, menurut tradisi turun-temurun umat muslim Indonesia, tradisi itu sebagai ungkapan rasa syukur karena telah menjalankan setengah bulan ibadah puasa.
Biasanya, imam masjid membaca doa kunut pada witir rakaat terakhir saat salat tarawih, namun demikian, tidak semua umat muslim menjalankan tradisi pertengahan bulan puasa itu.
Meskipun kunutan menjadi tradisi di Indonesia, namun, ada juga sebagian umat muslim yang memaknai pertengahan bulan puasa dengan meningkatkan amal ibadah di bulan Ramadhan. Pertengahan bulan Ramadhan, dijadikan sebagai peringatan, bahwa Ramadhan akan berakhir dan harus dimanfaatkan dengan peningkatan amal ibadah yang lebih banyak lagi untuk meraih pahala.
Sementara itu, tokoh agama di Lampung Arief Mahya mengimbau masyarakat untuk menjadikan malam pertengahan Ramadhan sebagai ajang introspeksi.
"Kita tidak pernah tahu, apakah tahun depan masih berjumpa dengan Ramadhan. Maka dari itu perlu kita melakukan muhasabah diri, jangan sampai kita tidak merasakan adanya perbedaan antara bulan Ramadhan dengan bulan lainnya, " katanya menambahkan.
Sumber: Antara, Sabtu, 4 Agustus 2012
No comments:
Post a Comment