LABUHANRATU (Lampost): Balai Taman Nasional Way Kambas (TNWK) Lampung Timur mempersilakan para akademisi melacak dan meneliti sekelompok orang kerdil yang dipergoki anggota Polhut di dalam hutan tersebut pekan lalu.
"Kalau ada peneliti yang ingin membantu guna membuktikan keberadaan atau memastikan manusia kerdil, itu sangat bagus, karena sifatnya membantu kami," kata Humas TNWK Sukatmoko, Selasa (26-3).
Sampai kemarin anggota Polhut masih terus berupaya melacak keberadaan kelompok orang kerdil itu dengan menggunakan kamera. Jika nanti petugas TNWK sudah mendapat bukti-bukti berupa gambar foto, para akademisi atau peneliti bisa memberikan penjelasan tentang orang-orang kerdil itu kepada publik. "Para pakar nanti yang bisa menjelaskan orang kerdil itu tergolong suku apa, berasal dari mana, dan apakah bertempat tinggal di dalam TNWK atau tidak," ujarnya.
Sukatmoko belum bisa memastikan tinggi badan orang-orang kerdil itu apakah kurang atau lebih dari 50 centimeter. Informasi awal dari petugas yang berpatroli di dalam kawasan TNWK kurang begitu jelas karena sinyal di dalam hutan cukup susah. Namun, tidak menutup kemungkinan manusia kerdil tersebut mengarah ke areal PT Nusantara Tropical Fruit (NTF) sebab di sana banyak tanaman buah-buahan seperti pisang, jambu, dan buah naga.
Jika memang kelompok manusia tanpa pakaian itu suka memakan buah-buahan, tidak menutup kemungkinan akan masuk ke perkebunan NTF untuk mencari makan. "Mereka lari dari hutan TNWK dan mengarah PT NTF, meskipun jaraknya sangat jauh," ujarnya.
Sebagian anggota Polhut sudah mengamankan sejumlah titik perbatasan antara TNWK dan NTF. Dikhawatirkan keamanan sekelompok manusia pendek itu terancam karena di lokasi NTF banyak buruh dan pekerja. "Kami tetap akan mengantisipasi yang akan dibantu masyarakat perbatasan atau pegawai NTF. Jika mereka memergoki jangan sampai ada yang melukai kelompok orang kerdil itu," kata Sukatmoko. (GUS/R-4)
Sumber: Lampung Post, Rabu, 27 Maret 2013
"Kalau ada peneliti yang ingin membantu guna membuktikan keberadaan atau memastikan manusia kerdil, itu sangat bagus, karena sifatnya membantu kami," kata Humas TNWK Sukatmoko, Selasa (26-3).
Sampai kemarin anggota Polhut masih terus berupaya melacak keberadaan kelompok orang kerdil itu dengan menggunakan kamera. Jika nanti petugas TNWK sudah mendapat bukti-bukti berupa gambar foto, para akademisi atau peneliti bisa memberikan penjelasan tentang orang-orang kerdil itu kepada publik. "Para pakar nanti yang bisa menjelaskan orang kerdil itu tergolong suku apa, berasal dari mana, dan apakah bertempat tinggal di dalam TNWK atau tidak," ujarnya.
Sukatmoko belum bisa memastikan tinggi badan orang-orang kerdil itu apakah kurang atau lebih dari 50 centimeter. Informasi awal dari petugas yang berpatroli di dalam kawasan TNWK kurang begitu jelas karena sinyal di dalam hutan cukup susah. Namun, tidak menutup kemungkinan manusia kerdil tersebut mengarah ke areal PT Nusantara Tropical Fruit (NTF) sebab di sana banyak tanaman buah-buahan seperti pisang, jambu, dan buah naga.
Jika memang kelompok manusia tanpa pakaian itu suka memakan buah-buahan, tidak menutup kemungkinan akan masuk ke perkebunan NTF untuk mencari makan. "Mereka lari dari hutan TNWK dan mengarah PT NTF, meskipun jaraknya sangat jauh," ujarnya.
Sebagian anggota Polhut sudah mengamankan sejumlah titik perbatasan antara TNWK dan NTF. Dikhawatirkan keamanan sekelompok manusia pendek itu terancam karena di lokasi NTF banyak buruh dan pekerja. "Kami tetap akan mengantisipasi yang akan dibantu masyarakat perbatasan atau pegawai NTF. Jika mereka memergoki jangan sampai ada yang melukai kelompok orang kerdil itu," kata Sukatmoko. (GUS/R-4)
Sumber: Lampung Post, Rabu, 27 Maret 2013
No comments:
Post a Comment