BANDAR LAMPUNG (Lampost/Ant): Ruwat laut dengan membuang kepala kerbau juga dilakukan nelayan di Pantai Sukaraja, Telukbetung, Minggu (27-4). Perahu-perahu hias dengan tempelan stiker seorang calon gubernur pun turut memeriahkan kegiatan tersebut.
RUWAT LAUT. Para nelayan menggelar ruwatan laut di Pantai Sukaraja, Telukbetung, Bandar Lampung, Minggu (27-4). Selain memohon doa dan ungkapan syukur, kegiatan itu juga sebagai ajang silaturahmi para nelayan. (LAMPUNG POST/SYAIFULLOH)
"Tadinya saya bersama keluarga ingin mencari ikan segar di sini, tapi yang ada justru keramaian yang jarang terlihat," kata salah satu warga yang ikut menyaksikan kegiatan ruwat laut itu, Mahyudi.
Bagi warga Bandar Lampung ini, kegiatan ruwat laut dan perahu hias hanya pernah disaksikan lewat televisi, belum pernah melihat langsung. "Apalagi bagi anak-anak. Baru kali ini melihat perahu hias serta lomba dayung perahu secara langsung," kata dia.
Bagi Sarmah (45), pedagang ikan di lokasi itu, kegiatan tersebut membuatnya tidak berdagang, tapi ia pun menikmati hiburan yang sudah lama tidak digelar itu.
"Kalau mau dagang, juga tidak bisa karena para nelayan payang semua mengikuti kegiatan ruwat laut dan relung kepala kerbau itu," kata dia.
Ketua Komunitas Nelayan Sukaraja, Telukbetung, Bandar Lampung, Maryuni, mengatakan ruwat laut dilakukan sebagai rasa syukur atas rezeki yang diberikan Tuhan kepada para nelayan.
"Selain itu, kegiatan tersebut sebagai ajang silaturahmi para nelayan sekaligus berekreasi guna mengurangi kejenuhan dengan rutinitas bekerja," kata dia.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Lampung, Untung Sugiyatno, mengatakan selain bersyukur, para nelayan juga harus mengintrospeksi diri atas perbuatan yang telah dilakukan.
"Bandingkan pendapatan hingga April 2008 dengan April 2007, apakah ada peningkatan atau sebaliknya. Jika sebaliknya, lihat apa pula penyebabnya. Apakah selama ini dalam mencari ikan melakukannya tidak sesuai dengan ketentuan, seperti mengebom atau menggunakan jaring trauler," kata Untung.
Hak Pilih
Untung juga mengajak para nelayan di Pantai Sukaraja menggunakan hak pilihnya pada Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung, jangan sampai tidak memilih atau golput.
"Jika tidak memilih atau golput, nelayan pun ikut bertanggung jawab terhadap kepemimpinan Lampung lima tahun ke depan. Sebab itu, gunakan hak pilih secara benar," kata Kadis, ketika berbicara di hadapan nelayan yang sedang mengikuti ruwat laut di pantai tersebut.
Sejumlah nelayan mengatakan bagi mereka yang terpenting calon kepala daerah bisa memfasilitasi untuk tetap eksis melaut. "Bagi kami yang paling penting pantai tidak tertutup atau ditimbun seperti beberapa tempat. Sebab, penghasilan kami hanya dari mayang atau menarik jala dari tepi pantai," kata nelayan di sana.
Kegiatan ruwat laut itu selain disponsori salah satu produk rokok sehingga tertempel stiker pada sejumlah perahu, juga disemarakkan stiker calon kepala daerah berada di perahu-perahu itu. "Kalau saya memang pilihannya ini sehingga senang lah menempelkannya ke perahu," kata seorang nelayan sambil menunjuk ke arah gambar calon tersebut.
Mengenai potensi ikan tangkap, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Lampung, Untung Sugiyatno, mengatakan baru tergarap sekitar 145 ribu ton atau 45 persen.
"Sebab itu, perlu upaya peningkatkan penangkapan dengan menambah alat, seperti jaring dan bantuan perahu," kata dia.
Ia menyebutkan perlu ada bantuan perahu melalui program fiberisasi, yakni mengganti perahu jukung nelayan dengan perahu yang terbuat dari fiber dan diberi mesin.
"Dengan demikian, nelayan yang menggunakan perahu tersebut bisa lebih cepat dan leluasa menjelajahi beberapa wilayah sebatas jarak tempuh kapal tersebut, yakni sekitar tiga mil," kata Kadis. n K-1
Sumber: Lampung Post, Senin, 28 April 2008
No comments:
Post a Comment