BANDAR LAMPUNG (Lampost): Upaya penyelamatan dan pelestarian hutan di Lampung masih banyak kendala. Para pihak pemangku kepentingan masih belum bisa saling bersinergi.
Berbagai pihak, mulai dari pemerintah, LSM lingkungan maupun pengusaha, serta masyarakat masih memiliki kepentingan masing-masing yang belum terhubung. Kendala lainnya, komunikasi di antaranya belum efektif.
Hal tersebut mengemuka pada seminar lingkungan Membentuk Sinergitas Stakeholder Dalam Rangka Meningkatkan Ekonomi Masyarakat sebagai Upaya Untuk Melestarikan Alam.
Seminar tersebut diselenggarakan oleh Forum Komunikasi Antarperusahaan di Lampung (Forkapel) di Hotel Grand Anugerah, Kamis (17-6).
Acara tersebut dihadiri oleh kalangan pengusaha, Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, LSM Lingkungan, Peradi, akademisi, dan mahasiswa.
"Semua pihak masih enggan bersinergi untuk melakukan penyelamatan dan pelestarian hutan di Lampung," ujar Anshori Djausal, staf ahli Gubernur Lampung.
Untuk itu, kata Anshori, perlu diselenggarakan forum atau pertemuan di mana semua pihak pemangku kepentingan dapat menghilangkan keengganan-keengganan untuk bersinergi.
"Masalah lingkungan yang kita hadapi tidak seberat yang kita bayangkan jika kita mau melihat secara objektif dan mau bersinergi. Namun, harus ada perubahan mendasar dari dalam diri kita. Kita jangan apriori. Beri kesempatan untuk semua pihak menunjukkan kepeduliannya," ujar Anshori.
Kerja Sama
Guswarman dari Lampung Ikhlas mengatakan sebelum tahun 2000, masyarakat sering ribut dengan perusahaan. Kini perusahaan sudah membuka diri, begitu juga dengan NGO.
Ia mengatakan jika ada persoalan atau kasus lingkungan yang dilakukan perusahaan, LSM lingkungan perlu waktu setahun untuk advokasi. Itu pun hasilnya tidak optimal.
"Nah, dengan kondisi sekarang, penyelesaian kasus lingkungan seharusnya bisa dilakukan dengan cara tidak berbelit-belit, yaitu dengan perusahaan mengakui kesalahannya dan langsung memperbaikinya," ujar Guswarman.
Direktur Mitra Bentala Herza Yulianto mengatakan LSM lingkungan masih mengalami banyak kendala yang tidak bisa diselesaikan sendiri dalam upaya penyelamatan lingkungan.
"Untuk itu, harus ada kerja sama dengan semua pihak. Persoalan lingkungan adalah persoalan bersama dan kolektif yang harus mementingkan masyarakat," ujar Herza.
Eka dari Garuda Food mengatakan perusahaan pada prinsipnya setuju dengan program CSR (corporate social responsibility) yang memberi sesuatu manfaat yang berkesinambungan kepada masyarakat. Ada banyak pilihan paket CSR yang bisa ditawarkan ke masyarakat dan pemerintah.
"Manfaat CSR tidak hanya untuk masyarakat di sekitar perusahaan saja, tetapi juga harus masyarakat luas," ujar Eka.
Semua pihak yang hadir sepakat bahwa kesinergisan dalam penyelamatan dan pelestarian adalah penting. Namun mereka belum menemukan bentuk sinergitas tersebut.
Sri Agustina dari Lampung Post juga mengatakan dari seminar tersebut sebaiknya ada tindak lanjut agar lebih bermanfaat. "Di sini semua pihak sudah lengkap. Kita semua berkomitmen terhadap lingkungan dan juga mengajak masyarakat untuk bisa lebih peduli terhadap lingkungan. Media juga bisa menjembatani para pihak dengan masyarakat." (MG17/K-1)
Sumber: Lampung Post, Jumat, 18 Juni 2010
No comments:
Post a Comment