Palembang, Kompas - Balai Arkeologi Palembang menemukan 21 situs di enam desa di Kecamatan Lalan, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, yang diduga peninggalan dari kebudayaan pada abad IV Masehi. Situs-situs itu menguatkan bukti telah berkembang dua kerajaan maritim sebelum Kerajaan Sriwijaya di Sumsel, yaitu Kerajaan Ko-Ying dan Kanto-Li.
Peneliti Balai Arkeologi Palembang, Tri Marhaeni SB, di Palembang, Selasa (4/4), mengungkapkan, penemuan 21 situs itu terjadi secara bertahap sejak tahun 2000 sampai 2006. Bahkan, di awal 1990-an, tim peneliti dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional yang diketuai Bambang Budi Utomo juga sebelumnya sudah menemukan sejumlah bukti lain di kawasan Air Sugihan, tak jauh dari lokasi temuan terakhir.
Penemuan berawal dari informasi masyarakat yang mendapatkan berbagai benda kuno di areal transmigrasi yang hendak diolah jadi lahan pertanian. Dalam situs-situs itu terdapat berbagai peninggalan, antara lain berupa manik-manik, tembikar, kemudi kapal, tiang rumah kuno, dan bandul jaring ikan dari timah.
Ke-21 situs tersebar memanjang hingga 20 kilometer di enam desa di Kecamatan Lalan, yaitu Desa Mulya Agung yang memiliki lima situs, Desa Karya Mukti (sembilan situs), Desa Karang Mukti (empat situs), Desa Sri Agung (satu situs), Desa Sukajadi (satu situs), dan Desa Bumi Agung (satu situs). Peninggalan itu mengelompok di tepi sungai purba yang sudah mengering di kawasan Karangtengah, yang berjarak sekitar 25 kilometer dari pantai timur Sumatera.
Benda-benda temuan itu menguatkan asumsi bahwa di sana pernah berkembang Kerajaan Ko-Ying (abad IV) dan Kanto-Li (abad V-VI), sebelum Kerajaan Sriwijaya (abad VII-XIII ). Kedua kerajaan itu pernah diceritakan dalam literatur China, seperti Fu Nan T'u Su Chuan dan Nun Choui Wu Chih, dan dikaji peneliti dari Cornell Univercity, Amerika Serikat, OW Wolters. (iam)
Sumber: Kompas, Jumat, 7 April 2006
No comments:
Post a Comment